Rabu, 24 April 2013

Perda Pertambangan Rakyat Belum Diterapkan

Ir A RahimSumbawa, PSnews – Peraturan Daerah (Perda) tentang pertambangan rakyat hingga saat ini belum diterapkan. Pasalnya, hingga kini belum ada penetapan wilayah pertambangan (WP) oleh pemerintah pusat. Inilah yang menjadi faktor utama masih maraknya praktek pertambangan secara illegal alias tidak berijin di wilayah Kabupaten Sumbawa. Padahal gagasan penetapan Perda Pertambangan Rakyat tersebut berasal dari Komisi I DPRD Sumbawa. Kala itu Komisi I begitu gencar menyuarakan adanya aturan payung hukum terhadap praktek penambangan emas dan logam lainnya. Hal yang sama juga menjadi kendala bagi para investor maupun masyarakat untuk menggarap potensi logam di sejumlah Kecamatan, misalnya potensi pasir besi di Kecamatan Lunyuk dan pesisir Labangka.
Kadis Pertambangan dan Energi Sumbawa, Ir. A.Rahim, yang ditemui Rabu (24/03/2013), mengungkapkan, pihaknya tidak mampu menerapkan lantaran aturan yang lebih tinggi, yakni WP belum ditetapkan.
“Bagaimana mau diterapkan, kalau WP nya saja belum ada. Harus ada WP nya dulu dong, baru bisa diterapkan,” tegasnya.
A Rahim menambahkan, sejauh ini pihaknya telah mencabut Ijin Usaha Pertambangan (IUP) 3 perusahaan yang melakukan eksplorasi di wilayah Kabupaten Sumbawa, di antaranya PT ANTAM, Jaya Mineral dan Selatan Arc Mineral (SAM). Ketiga perusahaan tersebut memang tidak lagi menjalankan aktifitas eksplorasi di wilayah konsesinya. Sedangkan sisanya, 17 perusahaan masih melakukan eksplorasi.
Rahim menegaskan, jika ada perusahaan yang dinilai ‘mbalelo’ maka bisa saja pemerintah mencabut IUP. Bagi perusahaan yang telah berakhir masa berlaku IUP, maka dengan sendirinya dianggap berakhir. (PSb)

Lahan Trans Brang Lamar Terlantar, Dinas Terkait Diminta Jemput Bola

Jamaluddin Afifi (Jeff)Sumbawa, PSnews – Komisi III DPRD Kabupaten Sumbawa melalui Ketua Komisi, Jamaluddin Afifi, Kamis (18/04/2013), mendesak Disnakertrans supaya segera menjemput bola ke Pemerintah Pusat atau Propinsi, terkait terlantarnya lahan transmigrasi Brang Lamar di Kecamatan Lunyuk.
Lahan transmigrasi tersebut sedianya telah final pada 2012 lalu, tapi baru 46 rumah transmigran yang selesai itupun sudah ada yang rusak karena tidak terawat. Sementara kontraktor pelaksana hingga sekarang diminta bertanggung jawab.
Jamaluddin Afifi menegaskan, agar pemerintah tidak asal mengeluarkan statemen yang berkenaan dengan kepentingan masyarakat. Apalagi dalam proses pengerjaan tahap pertama diindikasikan sarat pelanggaran hukum. Pihaknya pun menaruh harapan minimal pada trwiluan ketiga tahun ini para warga trans di Brang Lamar harus sudah menempati lahannya.
Penyesalan juga terlontar dari mulut polisi partai berlambang beringin tersebut, sebab hingga sekarang belum ada kegiatan pembangunan lanjutan rumah-rumah transmigrasi.
“Brang Lamar jauh dari harapan. Sementara akhir 2012 harus sudah selesai. Kami berharap agar Dinas terkait segera jemput bola, ada atau tidak dana lanjutan dari kementerian,” tandasnya.
Bahkan permasalahan lahan transmigrasi Brang Lamar dianggapnya sama dengan kasus UN yang bermasalah secara nasional. Meski diketahui kelanjutan pembangunannya dalam proses tender, tapi bagi Komisi III prosesnya harus dilakukan secara transparan perusahaan mana yang memenangkan, jangan seperti sebelumnya. Kalau sudah dalam proses tender, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama harus dikerjakan.
Jamaluddin Afifi yang akrab dipanggil Jeff menegaskan, meski sedang proses tender tapi bagi Komisi III hal tersebut masih menjadi tanda tanya besar. Untuk itu Komisi III akan meninjau lokasi transmigrasi Brang Lamar sebagai salah satu bentuk pengawasan. (PSb)

Saluran Irigasi Jadi Kebutuhan Petani di Lunyuk Rea

serah terima gedung serbaguna lunyuk agungSumbawa, PSnews – Keberadaan saluran irigasi sangat dibutuhkan oleh petani di Desa Lunyuk Rea, Kecamatan Lunyuk. Pentingnya saluran irigasi tersebut agar dapat mengairi sekitar 100 hektar lahan pertanian. Memang sebelumnya di Lunyuk Rea terdapat saluran air, itupun sudah rusak sejak dua tahun silam.
Kepada wartawan, Sekdes Lunyuk Rea, Suandi, Kamis (11/04/2013), menyampaikan, saluran irigasi bernama Suka Jaya tersebut dibangun pemerintah pada 1995. Saat bencana banjir menerjang Lunyuk dua tahun lalu, mengakibatkan sepanjang saluran sepanjang 3 kilo meter jebol dan petani tidak bisa memanfaatkannya lagi.
Keberadaan saluran irigasi tersebut sebelumnya, dimanfaatkan untuk menanaman padi sebanyak dua kali dalam setahun yang diselingi dengan palawija. Setelah jebolnya saluran, petani setempat tidak bisa memanam padi dan beralih menanam jagung.
Menurut Suandi, dengan kondisi ini sangat merugikan para petani. Harga padi jauh lebih tinggi dari jagung, misalnya 100 kilonya padi mencapai Rp 330 ribu, sedangkan jagung per 100 kilonya hanya Rp 180 ribu. Begitu juga dengan biaya tanam jagung per satu petak sawah jauh lebih mahal dibanding menanam padi. Sebab lebih membutuhkan banyak obat-obatan dan pupuk.
Suandi menambahkan, salah seorang Wakil Ketua DPRD Sumbawa pernah meninjauan kerusakan saluran irigasi pada tahun lalu. Dijanjikan perbaikannya dalam tahun ini, tapi menjelang pertengahan tahun janji tersebut tidak kunjung terealisasi.
Demikian pula bidang pengairan. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sumbawa juga pernah turun ke lapangan. Titik-titik yang jebol pada saluran, sudah ditambal menggunakan papan dan seng agar air bisa mengairi sawah di kawasan tersebut. Tapi usaha tersebut tidak bertahan lama dan titik-titik itu kembali jebol.
“Belum lama ini, Dinas PU kembali mengunjungi kami untuk melakukan sosialisasi. Dalam sosialisasi itu dijelaskan, bahwa saluran tersebut akan diperbaiki menggunakan dana APBN sebesar Rp 7 miliar. Rencana pengerjaannya akan dilakukan bulan Mei mendatang,” jelas Suandi.
Pihakya berharap agar perbaikan saluran Suka Jaya bisa dilakukan dengan cepat. Sebab, hal ini merupakan kebutuhan bagi masyarakat setempat. (PSb)

Senin, 22 April 2013

PTNNT Serahkan GSG Lunyuk Agung

Lunyuk, Sumbawanews.com. - PT Newmont Nusatenggara (PTNNT) yang diwakili Manager Social Responcibility PTNNT, H. Kasan Mulyono, menyerahkan gedung serga guna (GSG) Lunyuk Agung, kepada masyarakat yang diwakili Camat Lunyuk, Lukman,AR, Jum`at (12/04). Penyerahan tersebut, sekaligus sebagai peresmian beroperasinya gedung tersebut. 
 
H. Kasan Mulyono mengatakan, sejak 2011 PTNNT melakukaan sosialisasi diberbagai wilayah, termasuk Kecamatan Lunyuk, terkait kegiatan eksplorasi di Kabupaten Sumbawa. “Dan ini terjadi berkat dukungan masyarakat setempat,” katanya. 
 
Diungkapkan, PTNNT telah membangun berbagai fasilitas termasuk bantuan dalam bentuk anggaran. Khusus untuk Kecamatan Lunyuk, pembangunan Gedung Serba Guna menggunakan anggaran sebesar Rp 650 juta dan bantuan masing-masing desa sebesar Rp 50 juta per tahun. ‘’Program comdev berbasis kelompok swadaya masyarakat memang baru tahap awal. Tapi ini akan jadi embrio inti pengembangan masyarakat ke depan,” jelasnya. 
 
Ia berterimakasih atas dukungan, kritik dan saran dari masyarakat. Sehingga PTNNT dapat melaksanakan kegiatan dengan baik sesuai Kontrak Karya (KK) antara PTNNT dengan Pemerintah RI. Selain itu, ia juga berharap, agar gedung tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kegiatan pemuda dan masyarakat setempat. 
 
Dalam sambuntannya, Camat Lunyuk menyampaikan, lokasi pembangunan gedung yang terletak di Desa Lunyuk Rea ini masih menyisakan sejumlah lahan. Di lahan yang tersisa ini diharapkan dapat dibangun perluasan gedung, seperti panggung. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan dan budaya resepsi, selain untuk kegiatan olahraga.
 
“Kami sangat bersyukur PTNNT telah membangun gedung ini,” ungkapnya, juga menambahkan, pembangunan gedung ini belum tentu dapat dilakukan menggunakan dana APBD. 
 
Ia berharap, pengguna bangunan dapat memanfatkan bangunan ini secara cerdas. Bila diperlukan, musti dikuatkan dengan berbagai ketentuan yang intinya untuk menjaga keberlangsungan usia pakai dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. (Using)

PNPM Lunyuk Bagikan Dana Surplus

Lunyuk, Gaung NTB – PNPM Kecamatan Lunyuk kembali membagikan dana surplus dari dana simpan pinjam yang telah digulirkan sejak Tahun 2007. Pembagian dana surplus ini yang kedua kalinya setelah sebelumnya dibagikan pada Tahun 2012 lalu.
Kali ini, dana surplus dari kegiatan simpan pinjam yang dilakukan Kecamatan Lunyuk untuk Tahun 2012 dibagikan kepada tujuh desa. Kegiatan pembagian dana ini dilakukan sejak 7—10 April dengan jadwal setiap hari 2 desa mengingat luasnya wilayah Kecamatan Lunyuk.
Pembagian dana surplus tersebut setelah melalui kesepakatan yang melibatkan UPK Kecamatan Lunyuk dan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD), serta data desa yang lolos dalam verifikasi oleh tim verifikasi guna penentuan warga yang layak maupun tidak layak dalam pemberian dana tersebut. Sebab dalam pembagian bantuan kepada masyarakat ini dibagi menjadi 3 kelompok warga baik yang mendapatkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 4,2 juta untuk 75 orang, paket sembako fakir miskin Rp 4,5 juta untuk 105 orang dan bedah rumah Rp 17,5 juta untuk 14 orang.
Untuk diketahui, dana Surplus pada Tahun 2012 yang dbagikan kembali kepada masyarakat mencapai Rp 28.927.500 yang diperoleh dari masyarakat selaku peminjam dana Simpan Pinjam Perempuan masing-masing kelompok pada tiap desa di Kecamatan Lunyuk.
Camat Lunyuk Lukmanuddin S.Sos yang hadir pada acara penutupan pembagian Bantuan Sosial tersebut, memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua unsur di PNPM Lunyuk yang telah terlibat dalam kegiatan tersebut dari awal hingga akhir. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada PNPM karena dari kegiatan selama ini telah mampu memberikan konstribusi kepada masyarakat Lunyuk termasuk orang jompo, fakir miskin dan warga yang memiliki rumah tidak layak huni,” ucapnya seraya berharap kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan di masa mendatang.
Sementara itu Ketua UPK Kecamatan Lunyuk, Ari mengatakan kegiatan tersebut akan dijadikan agenda tahunan dan berharap kelompok binaan PNPM dapat berjalan mulus. “Semoga pembayaran SPP di masyarakat pada tahun mendatang lebih baik lagi dan itu mencerminkan keberhasilan masyarakat. Dana ini dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” ujarnya.
Pantauan Gaung NTB, PNPM di Kecamatan Lunyuk telah membawa perubahan mendasar di masyarakat dalam meningkatkan UKM dan pembangunan fisik di setiap desa.

Ratusan Tenaga Pendidik PAUD Terima Insentif

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Sebanyak 420 tenaga pendidik (Tendik) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se Kabupaten Sumbawa mulai menerima insentif secara bertahap mulai, Senin (8/4). Insentif Tendik tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas pengabdian dan karya mereka selama ini dalam mengelola dan mengembangkan PAUD.
Seperti disampaikan Kasi PAUD Dinas Pendidikan Nasional (Diknas), Mukhlis SPd, kepada Gaung NTB, belum lama ini, bahwa insentif yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Sumbawa Tahun 2013 diberikan terhitung mulai Januari hingga Maret ini sebesar Rp 525 ribu dengan rincian Rp 175 ribu per bulan untuk PAUD reguler 200 orang dan Tendik PPAUD 240 orang. “Jumlah insentif yang diterima tendik PAUD reguler sama dengan PPAUD. Mereka menerima insentif secara langsung di Seksi PAUD Dinas Diknas Sumbawa,” jelas Mukhlis.
Selain itu sambungnya, insentif tersebut juga diberikan secara bertahap dalam waktu seminggu dimulai Senin kemarin. Untuk tahap pertama Tendik yang menerima insentif berasal dari kecamatan dalam kota meliputi Kecamatan Sumbawa, Unter Iwis, Labuan Badas dan Batulanteh. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua di Kecamatan Lape, Lopok, Moyo Hilir, Moyo Utara dan Moyo Hulu, Berikutnya Kecamatan Maronge, Plampang, Tarano, Empang. Bergeser ke kecamatan Alas, Alas Barat, Utan, Buer, Rhee. Terakhir untuk Tendik PAUD yang ada di wilayah Selatan mulai dari PAUD di Kecamatan Lunyuk, Labangka, Ropang, Lantung dan Lenangguar. 
“Insentif ini adalah sebagai bukti komitmen Pemerintah daerah bagi kelanjutan program PAUD di Sumbawa, juga sebagai bentuk penghargaan (reward) kepada tenaga pendidik atas kerja keras selama ini, dalam mengoptimalkan pertumbuhan anak usia dini 0 hingga 6 tahun,” paparnya.
Sebelum insentif ini diberikan, kata Mukhlis, kepada Tendik akan diberikan penjelasan terkait insentif yang di SK kan oleh Bupati.
Penerimaan insentif ini tidak ada kaitannya dengan status kepegawaian yang bersangkutan, karena Pemda Sumbawa tidak merekrut tenaga honorer. “Jadi insentif ini tidak ada kaitannya dengan status kepegawaian Tendik, ini yang harus dipahami,” ujarnya.
Karenanya penerimaaan insentif setiap tahunnya dapat mengalami perubahan, bisa naik atau turun dan juga hilang, tergantung dari hasil evaluasi dari laporan bulanan atau persemester dari pengelola PAUD. Selain itu sambungnya, juga ditentukan dari hasil evaluasi tenaga penilik di lapangan yang memantau kinerja para tendik ini setiap hari.
Kinerja Tendik PAUD ini kata Mukhlis, berada dalam pengawasan tenaga penilik mulai dari tingkat kehadirannya, motivasi, semangat mengajar, cara mengajarnya, serta sejauhmana mereka dapat memberikan perkembangan terhadap tumbuh kembang anak. “Itu semua dievaluasi, di samping ada monitoring dan evaluasi (monev) dari tim kita yakni Tim Komite Koordinasi Kabupaten untuk program PPAUD yang melibatkan beberapa instansi terkait seperti Bappeda, DPRD, Dinas Kesehatan, Diknas, PKK, BKBPP, dan organisasi mitra Himpaudi,” bebernya.
Jika hasil Monev, kinerja Tendik ada peningkatan atau sebaliknya sudah tidak aktif lagi, maka bisa saja insentif mereka akan dialihkan kepada Tendik lain yang dinilai bekerja lebih riel. Intinya kata Mukhlis, evaluasi dan monitoring kinerja Tendik ini sangat penting agar Tendik berkarya lebih baik lagi, terus berprestasi sehingga insentif tetap dapat diterima.
Bahkan pemerintah juga dapat memberikan reward dalam bentuk lain seperti beasiswa atau magang seperti yang sudah berjalan selama ini. “Kalau nantinya ada perubahan kebijakan atau ada kebijakan baru untuk lebih mengakomodir kesejahteraan, maka nama-nama Tendik penerima insentif dapat dijadikan alat ukur prestasinya,” jelas Mukhlis.  
Untuk itu Mukhlis menghimbau kepada seluruh Tendik agar terus berkarya dan meningkatkan kreatifitasnya melejitkan potensi yang dimiliki anak, di samping terus berusaha meningkatkan mutu dan kompetensi sebagai tenaga pendidik, sesuai dengan apa yang sudah diamanatkan oleh Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD. Aturan ini sudah mengatur tentang kualifikasi tendik, sarana prasarana, isi kurikulum, evaluasi dan lainnya.
Ditambahkan Tati Haryati, Staf PAUD pada Seksi PAUD Dinas Diknas Sumbawa yang berharap kepada pengelola PAUD tidak mudah menerima tenaga pendidik, di samping akan membebani pengelola juga dikhawatirkan akan membebani pemerintah terutama terkait dengan pemberian insentif, sementara anggaran daerah terbatas.
Selain itu katanya, diharapkan kepada pengelola PAUD agar memaksimalkan kinerja tenaga pendidik yang sudah ada sehingga terjadi efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas. “Kami berharap pengelola PAUD dapat memaksimalkan tenaga pendidik yang ada untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak usia dini,” demikian Tati Haryati.

Senin, 08 April 2013

Produksi Newmont Turun, Tambang Grup Bakrie Rugi Rp 282 Miliar

 

Jakarta - Salah satu perusahaan tambang milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), mencatat rugi sebesar US$ 29,71 juta (Rp 282,2 miliar) di 2012, dibandingkan laba di tahun 2011 sebesar US$ 77,96 juta (Rp 740,6 miliar.

Kerugian ini diakibatkan kontribusi laba bersih dari salah satu anak usaha perseroan, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), yang mengalami penurunan.

"Hal tersebut dikarenakan oleh penurunan produksi yang bersifat sementara di lokasi tambang Batu Hijau (PT NNT) yang disebabkan oleh pengembangan fase 6 yang tengah berlangsung," kata manajemen BRMS dalam keterangan tertulisnya yang dikutip detikFinance, Selasa (2/4/2013).

Tahun 2011 lalu, Newmont memberi kontribusi laba sebanyak US$ 114,68 juta, sementara di 2012 menyumbang rugi US$ 15,11 juta. Sedangkan pendapatan emiten berkode BRMS itu di 2012 justru naik menjadi US$ 22,2 juta dari sebelumnya US$ 20,83 juta.

Atas pengembangan fase 6 itu, produksi emas dan tembaga BRMS jadi menyusut di 2012. Produksi tembaga tercatat menyusut dari 273 juta lb menjadi 157 juta lb. Sedanngkan emas jadi hanya 68.000 oz dari sebelumnya 308.000 oz.

"Setelah pengembangan fase 6 dapat diselesaikan, NNT diharapkan dapat meningkatkan produksinya secara signifikan di tahun 2013," katanya.

BRMS adalah perusahaan tambang mineral yang tercatat di Bursa Efek lndonesia (BEI). Melalui beberapa anak perusahaannya, BRMS mengoperasikan 18% kepemilikan di NNT (tambang tembaga dan emas), 80% kepemilikan di Dairi Prima Mineral (tambang seng dan timah hitam di Sumatera Utara), dan 80% kepemilikan di Gorontalo Minerals (tambang tembaga dan emas di Gorontalo, Sulawesi).

Sabtu, 06 April 2013

LAWAS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SUMBAWA

LAWAS

Seni sastra yang sangat menonjol di Sumbawa adalah seni sastra “Lawas.” Lawas bagi masyarakat Sumbawa bukan sekadar seni sastra, namun Lawas juga sebagai media hiburan yang dapat dipertunjukkan dan atau dipertontonkan. Lawas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sumbawa. Lawas diwariskan dan diturunkan dalam bentuk lisan. Lawas bagi masyarakat Sumbawa menjadi sumber dari segala sumber seni. Lawas akan dilantunkan kedalam berbagai bentuk seni, meliputi: Seni Balawas, Rabalas Lawas, Malangko, Badede, Badiya, Bagandang, Bagesong, Sakeco, bahkan tutur atau cerita pun disampaikan dalam bentuk Lawas.

Dalam Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia dikatakan bahwa Lawas adalah sejenis puisi tradisi khas Sumbawa, umumnya terdiri atas tiga baris, biasa dilisankan pada upacara-upacara tertentu. Pengertian Lawas pada Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia belum dapat dikatakan lengkap, karena Lawas juga ada yang terdiri atas empat baris, enam baris, dan ada juga yang delapan baris dalam tiap bait.
Lawas sebagai puisi lisan tradisional masyarakat etnis Sumbawa dapat kita nikmati dalam berbagai bentuk pertunjukkan. Lawas dipertunjukkan dalam dua bentuk, meliputi: 1) dipanggung dan 2) pada saat orang bekerja di sawah, di ladang, saat gotong royong membangun rumah, mengasuh anak, saat upacara adat, saat Karapan Kerbau, Barampok sebagai sebuah tradisi.
Lawas yang dilantunkan pada saat beraktivitas biasanya untuk mengurangi rasa sepi, sebagai hiburan, mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang dilakukan, dan sebagainya.
Kehadiran Lawas di Sumbawa tidak diketahui secara pasti. Kehadiran Lawas bagi masyarakat Sumbawa pada awalnya berperan sebagai media ekspresi batin manusia dan sebagai perekam peristiwa yang terjadi di seputarnya. Apa yang tampak atau yang dipikirkan oleh masyarakat Sumbawa tempo dulu biasanya akan disampaikan melalui Lawas.

LAWAS ULAN

Lawas Ulan adalah Lawas yang disampaikan berdasarkan konsep kewaktuan. Lawas Ulan tidak boleh diucapkan sembarangan, sebab untuk memulai Lawas Ulan menggunakan penanda waktu. Penanda waktu dapat diperhatikan pada saat Lawas mulai tembangkan. Penanda waktu itu bukan berdasarkan jam, sebab jam pada saat itu di Sumbawa. Penanda waktu yang digunakan adalah berupa keadaan, waktu pagi hari, siang, sore, dan malam hari.
Penanda waktu yang dimaksud adalah sebagai berikut: Ta Pola Adal Nenrang Jong. Kata yang bergaris bawah di samping adalah penanda waktu. Adal dalam bahasa Indonesia adalah embun atau kabut.
Lawas Ulan ano Siup dan ano rawi memiliki perbedaan. Perbedaan antara Lawas ulan ano Siup dan ano rawi terletak pada irama dan tempo lagunya. Lawas ulan di ano Siup iramanya agak mengalun dengan tempo yang lambat, sedangkan Lawas ulan di ano rawi irama alunannya tinggi dengan tempo yang dinamis.
LAWAS ULAN SIUP

Lawas ulan Siup adalah Lawas yang disampaikan pada pagi hari dengan menggunakan irama dan tempo lagu yang lembut. Lawas ini biasanya disampaikan saat para petani akan berangkat ke sawah/lading atau saat orang-orang sedang menanam padi atau menuai padi secara beramai-ramai di pagi hari sekitar pukul 08.00-10.00 Wita. Berikut ini Lawas ulan Siup. Permulaan Lawas Ulan Siup selalu menggunakan Lawas berikut dan Lawas berikut selalu dimulai oleh laki-laki, contoh:
Yamubuya Ijo Godong
Puin Palemar Parai
Ta Pola Adal Nenrang Jong
Kau cari si hijau daun. Pohon yang penuh dengan air. Ini karena embun yang menetes

Akusi Datang Nenrang Jong
Lamin Tenrang Baeng Desa
Pitu Ten Nosi Kumole
Aku yang datang menetes. Bila ramah seisi kampung. Tujuh tahun tak kupulang.

Setelah dua bait Lawas di atas, maka Lawas selanjutnya bisa apa saja tergantung situasi dan kondisi emosi dan perasaan si pelantun Lawas.
Perhatikan sair Lawas ulan berikut:

Kakendung Ling Kuandi E
Kupina Pangasa Kau
No Tutu Sai Yabola
Terlanjur kuucapkan adinda. Kau yang kuharapkan. Tak tahu siapa yang berdusta.


LAWAS ULAN PANAS ANO

Lawas Ulan Panas Ano adalah Lawas yang disampaikan pada saat siang hari, saat matahari sedang terik/ panas-panasnya. Lawas Ulan Panas Ano berirama dan bertempo tinggi sebagai gambaran semangat. Lawas Ulan Panas Ano disampaikan pada siang hari sekitar pukul 13.00-15.00 Wita. Berikut adalah Lawas Ulan Panas Ano.
Kakendung Ling Kuandi E
Kupina Pangasa Kau
Sipak Lalo Gandeng Jangi
Terlanjur ucapku wahai adinda. Menaruh harapan kepadamu. Tak tahunya kamu setengah hati.
Kasijangi Ku Ke Kau
Mikir Ate Totang Rara
Leng To Diri Melasakan
Kuberharap berjodoh denganmu. Hatiku mikir aku miskin. Tahu diri tak punya apa-apa
Melasakan Nanta Rara
Ngining Buya Tuyapendi
Kamina Tingi Konang Mal
Merana karena miskin. Mencari orang yang mengasihan. Pamanda mulia tapi malu.

LAWAS ULAN RAWI ANO

Lawas Ulan Rawi Ano adalah Lawas yang disampaikan sore hari, selepas shalat Asar. Lawas Ulan Rawi Ano berirama sendu dan tempo mulai turun dibandingkan dengan Lawas Ulan Panas Ano. Lawas Ulan Rawi Ano biasanya menggambarkan sebuah kesedihan atau pun kebahagiaan. Kondisi sedih dan bahagia bisa terjadi, jika sipelantun Lawas laki-laki diterima oleh pelantun Lawas wanita. Lawas Ulan Rawi Ano adalah Lawas penutup untuk pekerjaan Mataq Rame (panen raya) pada hari itu. Berikut adalah petikan Lawas Ulan Rawi Ano.
Pina ne Anak tungining
Tili ano gama mega
Lema rep sakiki rara
Melangkahlah si Anak merana. Tutuplah mentari wahai awan. Agar teduh si miskin bernaung.
Rara inaqku sapuan
Nosoda dengan kamikir
Pang aku dua ke leno
Miskin ibuku dahulu. Tiada teman berpikir. Padaku hanya bersama bayangan.
Muto beling gama leno
Lema tulung aku mikir
Kau baesi kuasa
Bicaralah wahai bayangan. Tolonglah aku berpikir. Hanya engkau yang kuharapkan.

GANDANG

Gandang adalah Lawas yang dilantunkan oleh sekelompok orang dengan diiringi Serunai (seruling) atau pukulan alu pada lesung (Nunya Rame). Gandang dilantunkan oleh sekelompok perjaka dan gadis, apabila sekelompok perjaka dan gadis melantunkan Gandang dengan iringan serunai maka disebut Gandang Suling, jika diiringi dengan pukulan alu pada lesung disebut Gandang nunya/nunya rame.
Gandang suling biasanya dilantunkan dalam suasana gembira karena hasil panen berlimpah, karena itu, Lawas-Lawas yang dilantunkan biasanya merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa. Gandang suling juga dilantunkan pada malam hari oleh dua orang pemuda yang salah satunya sedang jatuh cinta dan biasanya dilantunkan di tengah sawah saat menjelang padi menguning atau di tempat yang dekat dengan rumah si gadis yang diincar oleh pemuda itu. Lawas yang diungkapkan merupakan ungkapan kasih sayang, cinta, dan janji-janji sang pemuda kepada sang gadis.
Gandang selain diiringi oleh Serunai juga ada yang diiringi oleh pukulan alu pada lesung, ini yang disebut dengan Gandang nuja/Nunya Rame. Gandang nuja biasanya dilakukan oleh sekelompok pemudi yang sedang menumbuk padi.
Gandang Nuja/Nunya Rame hanya dilakukan pada saat para wanita sedang bergotong royong menumbuk padi di halaman rumah kala bulan terang benderang. Pekerjaan ini dilakukan oleh para wanita untuk membantu tetangga menyiapkan beras ketan yang akan digunakan untuk hajatan. Pada saat seperti ini, biasanya para jejaka datang menyaksikan sambil memperhatikan siapa yang bakal dijadikan pasangan hidupnya (mencari jodoh). Lawas-Lawas yang dilantunkan biasanya Lawas muda-mudi yang berisi sindiran, ejekan, dan ungkapan-ungkapan rasa cinta.
Berikut petikan Lawas Gandang.
Ajan sampama kulalo
Kutarepa bale andi
Beling ke rua e nanta
Seandainya aku bertandang. Mampir di rumah adinda. Adakah gerangan belas kasihan.
Dijawab oleh si gadis
Lamin tetapmo pang sia
Bose sangangkang let rea
Naq beang bilu lako len
Kalau tetap pendirian. Kayuhlah dayung ke samudra. Jangan berpaling pada yang lain.

SAKETA

Saketa adalah Lawas yang dikumandangkan oleh sekelompok orang sebagai pernyataan kegirangan atau pembangkit semangat saat mengadakan permainan rakyat atau bergotong-royong membangun rumah, mengangkut kayu besar. Di tengah-tengah orang yang baSaketa, biasanya muncul salah seorang yang mengumandngkan Lawas Saketa yang kemudian disambut serempak oleh anggota kelompok/rombongan dengan suara “ho… bam… baho… bam….” dan seterusnya. Suara-suara pemberi semangat ini disebut dengan Gero/Bagero. Lawas Saketa yang di rangkaikan dengan Gero dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan berat, Barapan Kebo (karapan Kerbau), permainan rakyat Barampok/Barempuk (tinju ala Sumbawa). Saketa dan Bagero digunakan juga untuk upacara mengiring pengantin (Iring Pangantan) dari rumah pihak laki-laki ke rumah calon pengantin wanita. Adapun Lawas yang disampaikan saat itu adalah:
Pangantan ntek Rawi Ano
Iring leng mayung satupang
Lamin no buta batempang

Tuk tak ne mayung
Jontal satetak jadi payung
Suara rombongan: “ho… bam… baho… bam….”
(Pengantin berangkat sore hari—diiringi serombongan kijang—kalau tidak buta ya pincang—tuk tak wahai kijang—lontar sepotong jadi payung)
Tradisi Saketa di Sumbawa saat ini sulit ditemukan lagi. Ini disebabkan oleh karena pembangunan rumah di Sumbawa sudah tidak bergotong-royong lagi dan kalaupun ada sudah tidak lagi diadakan BaSaketa. Lawas-Lawas yang disampaikan pun biasanya adalah Lawas yang bersifat menggalang persatuan dan kebersamaan dengan penuh semangat.

Ngumang

Seorang pria yang menembangkan Lawas dengan lantang sambil mengacungkan dan atau merentangkan kedua tangannya, di salah satu tangannya memegang Mangkar (cambuk khas Sumbawa yang khusus digunakan untuk menghalau kerbau pada saat “Barapan Kebo” karapan kerbau) sambil menari mengelilingi arena. Ngumang hanya dilakukan pada saat Barapan Kebo, Maen Jaran dan Barampok.
Ngumang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan kegembiraan karena telah menang, baik pada saat Barapan Kebo maupun pada saat Barampok. Ngumang juga bertujuan untuk memberikan semangat kepada peserta Barapan Kebo dan Barampok sekaligus juga berfungsi untuk memperkenalkan diri kepada penonton. Peserta yang menang biasanya akan Ngumang dan menyampaikan Lawas. Lawas Ngumang bisa seperti petikan Lawas berikut.
Ala e sai nongka tan
Makatoan lako aku
Sa nya baing Gila Roda
(Siapakah yang belum mengenal—tanyalah padaku—inilah pemilik Gila Roda ‘nama kerbau’)

BADEDE

Badede adalah menembangkan Lawas yang ditujukan untuk Anak menjelang tidur atau saat pangantin sedang Barodak ‘luluran’. Lawas yang biasa dinyanyikan oleh seorang ibu atau kakak yang sedang menina-bobokan atau mengasuh bayi disebut (Badede Anak). Lawas yang dilantunkan pada saat Badede Anak bertemakan permohonan kepada Tuhan Yang Mahaesa agar Anak yang diasuh dapat panjang umur, berguna bagi orang tua, masyarakat, nusa dan bangsa serta agama. Badede Anak disebut juga Lawas Kembang-Kembong.
Lawas yang digunakan pada saat Badede Anak tidak sama, tergantung pada umur dan pada tempat dimana Anak ditidurkan. Perbedaan itu terlihat pada irama dan kata-kata dari Lawas yang digunakan. Berikut ini contoh Lawas yang biasa digunakan pada kegiatan Badede Anak.
Matunung adi matunung
Meleng tunung kubeang me
Jangan jadi kembo kopang
(mari tidur adik mari tidur—bangun tidur kuberi nasi—ikan susu kerbau sehat)
Adi ode dalam bilik
Nyentik ima poyong mama
Sadua kita gamandi
(Adik Mungil dalam kamar—lentik indah jemarimu—kita ini hanya berdua wahai adinda)
Badede Adat hanya berkembang di kalangan bangsawan Samawa (Sumbawa). Badede Adat dilaksAnakan pada saat upacara perkawinan dan Sunat Rasul (khitanan). Badede Adat ditembangkan oleh beberapa wanita sambil membunyikan Kosok Kancing (sejenis marakas). Badede Adat dilantunkan dalam suasana yang relegius dan dihajatkan agar mereka yang menerima acara ini dalam keadaan selamat serta tidak mudah diganggu makhluk halus.
Salah satu upacara yang diiringi Badede Adat adalah pada saat kegiatan Barodak (luluran pengantin, baik pria maupun wanita) keluarga bangsawan. Pengantin pada saat mau di-Odak (dilulur), maka sekelompok wanita melantunkan Lawas Badede Adat. Lawas yang dilantunkan pada saat Barodak adalah sebagai berikut.
Dede Intan Mua Dewa
Mua Bulaeng Do Nanta
Penangmo Intan Manmo Nanges
(Duhai sayang duhai para Dewa—wahai permata duhai sayang—tenanglah sayang jangan menangis)

Lamin Leq Tawar Ate
Dome No Mane Parana
Siong Untung Sama Rela
Untung Tusaling Sasakit
(Bila lama kau menangis—andaikan tidak merusak tubuh—bukanlah jodoh sama rela—jadinya jodoh pangkal sengsara)
Penangmo Intan Manmo Nangis
Beang Boe Ling Tutingi
Kita Tupasodo Rara
Pasodo Apa Pasodo
(Tenanglah sayang jangan menangis—biarkan habis oleh yang mulia—kita hanya mendekap dalam kemiskinan—milikilah apa yang kau miliki)

BASUAL

Kata basual berasal dari kata sual yang mendapat awalan ba-, sual berarti soal, sedangkan ba- berarti menjadi. Jadi, basual artinya menyampaikan soal. Seseorang yang mengajukan soal yakni dengan menyampaikan sampiran dari sebuah Lawas. Bagi yang hadir dalam kesempatan tersebut dan mengetahui jawabannya, maka akan segera menjawabnya. Jawaban yang disampaikan adalah isi dari sampiran yang dikemukakan.
Kegiatan Basual dapat dijumpai pada saat orang sedang membuat atap rumah (Nyantek), panen (Mataq Rame), di rumah orang yang mau kawin (Montok Basai), dan lain-lain. Contoh petikan Lawas Sual.

Ayam Buri Desa Utan
Parak Ke Desa Samamung
Ana Badi Kuring Rate
Meporiri Ku Ta Intan
Jarang Kubau Batemung
Rosa Dadi Rusak Ate
(Ayam burik desa Utan—dekat dengan desa Samamung—ada badikku di rate. Betapalah caraku duhai kekasih—sangat jarang kita bertemu—hancul luluh hatiku)
Lalo Mancing Ko Pamulung
Entek Lako Desa Pungka
Kupandang Desa Malili
Lalo Kau Manjeng Urung
Kukelek No Balik Bungkak
Mumandang Adasi Lili
(pergi memancing ke Pamulung—naik ke desa pungka—kupandang desa Malili. Pergilah engkau kekasih urung—kupanggil menoleh pun tidak—kau kawin ada juga penggantimu)

LANGKO

Langko merupakan penyampaian Lawas yang dilakukan oleh sekelompok pemuda dan kelompok pemudi yang saling beradu Lawas cinta. Lawas-Lawas yang disampaikan dalam Langko berbeda dengan Lawas Sual. pada saat Malangko, Lawas yang disampaikan harus dijawab dengan Lawas, yang perlu diperhatikan dalam Malangko adalah langgam lagu Lawas yang dibawakan. Langgam lagu Langko ini yang sangat diperhatikan oleh si pelantun, selain juga Lawasnya. Jika tidak mampu mengikuti langgam lagu Langko, maka dianggap kalah, ditertawakan, dan juga malu. Mereka yang akan ikut Malangko harus orang-orang yang pandai baLawas dan juga pandai menembangkan langgam Langko.
Kegiatan Malangko biasanya dimanfaatkan oleh para muda-mudi untuk mencari jodoh, oleh karena itu muda-mudi di Sumbawa pada waktu itu berusaha semaksimal mungkin untuk bisa BaLawas. Mereka yang bisa BaLawas di Sumbawa akan mempunyai pergaulan yang luas. Di Sumbawa ada dikenal tiga jenis orang, yakni: Nyir Tamat Telu (bisa membaca Al-Quran); bisa Ratob; dan bisa BaLawas. Lawas Langko.
Putra :
Kusamula Ke Bismillah
Kusasuda Ke Wassalam
Nan Ke Salamat Parana
(kumulai dengan bismillah-kuakhiri dengan wassalam-agar diri jadi selamat)
Putri:
Rungan Rame Boat Sia
Bagentar Tana Samawa
Batomo Nyata Kugita
(kabarnya meriah pesta Tuan—bergetar tanah Sumbawa—kini nyatalah sudah)
Putra:
Tugitaq Nyata Ke Mata
Riam Mara Den Baringin
No Bola Ne Bawa Rungan
(nyata terlihat mata—lebat bagai daun beringin—tidak bohong pembawa berita)
Putri:
Rungan Balongmu Andi E
Kaleng Empang Ko Sakongkang
Nomonda Dengan Kubaning
(tersiar kecantikanmu duhai dinda—dari empang ke Sekongkang—tiada tanding tiada banding)

SAKECO

Sakeco merupakan salah satu bentuk seni yang bersumber dari Lawas. Sakeco banyak digemari oleh masyarakat (Tau Samawa) Sumbawa. Sakeco dimainkan oleh dua orang pria yang merupakan pasangannya dan masing-masing memegang satu rabana (rebana). Rebana yang digunakan adalah bisa Rabana Ode atau Rabana Rango/Rabana Kebo (Rebana Besar). Penggunaan dua jenis rebana ini didasarkan pada temung yang akan digunakan. Hanya saja, pada saat Sakeco, rabana yang digunakan harus sejenis.
Perbedaan penggunaan dua jenis rabana ini karena perbedaan Temung (nada lagu), dan isi Sakeco. Rabana Ode lebih lincah, agresif, lebih variatif, dan jika ditabuh maka akan lebih cepat. Rabana Ode biasa dipakai untuk memainkan temung Sakeco Ano Rawi, sedangkan Rabana Kebo selain mengeluarkan suara lebih besar, temponya lambat, dan juga lebih monoton dari segi nada. Rabana Kebo biasanya digunakan oleh sebagian besar orang Sumbawa Ano Siup.
Sakeco merupakan seni yang sangat luwes dan dinamis dibandingkan dengan yang lain. Sakeco dapat dimuati oleh Lawas Nasihat (pamuji); Lawas Tau Loka, Lawas Muda-mudi, Lawas tode yang dibuat dalam bentuk tutur (cerita naratif).

Jumat, 05 April 2013

Tambah Cadangan, Newmont Eksplorasi 4 Blok Tambang di NTB

Sumbawa - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) sejak tahun 1986 sudah mengeksplorasi wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), namun baru tahun 2000 menemukan bijih tambang tembaga, emas dan perak. Kini, demi menggenjot produksi, Newmont melakukan eksplorasi di 4 blok di NTB.

"Saat ini kita aktif mencari tambahan cadangan mineral, kita saat ini melakukan eksplorasi di 4 blok diantaranya Blok Elang, Rinti, Lunyuk dan Teluk Panas," kata Public Relation NNT, Rubi Purnomo ditemui di lokasi Tambang Batu Hijau, NTB.
Dikatakan Rubi, untuk bisa produksi mineral tidaklah mudah, sejak 1986 mengeksplorasi mencari bijih mineral berharga baru pada tahun 2.000 berhasil produksi.

"Sejak 1986 eksplorasi kami baru berhasil produksi 1 Maret 2000 lalu. Lahan eksplorasi kami sekitar 87.540 hektare, dan kontrak karya Newmont saat ini sampai tahun 2037," ucap Rubi.

Produksi Newmont pada 2012 untuk tembaga mencapai 161 juta pound, emas mencapai 70.000 ounce dan Perak mencapai 359.000 ounce.

"Newmont ini produksi paling banyaknya tembaga, bukan emas. Emas hanyalah mineral ikutan dan kita jualnya dalam bentuk konsentrat kering yang masih tercampur jadi satu," tandas Rubi.

Newmont Tetap Netral Tanggapi Perselisihan SPSI

Benete, Sumbawanews.com.- PT Newmont Nusatenggra (PTNNT) menyatakan netral terkait perselisihan Pekerja Seluruh Indonesia Serikat Pekerja Kimia, energi dan Pertambangan ( PUK SPKEP SPSI) PTNNT antara kubu Zainuddin Wanden dan Petrus Madi.
 
"Sikap PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) adalah akan tetap netral dalam kasus perselisihan internal kepemimpinan di SPSI.  Pada dasarnya, keputusan mengenai siapa yang memimpin serikat pekerja ada di tangan karyawan PTNNT, bukan di perusahaan," ungkap Senior Media Relations & Projects PTNNT Baiq Idayani kepada Sumbawanews.com, Kamis (4/4) petang.
 
Dijelaskanny pada periode sebelumnya, suara karyawanlah yang menentukan siapa yang akan memimpin SPSI di PTNNT.  Mengingat tidak ada pemilihan saat ini, terdapat ketidakpastian mengenai apa yang harus dilakukan agar perubahan kepemimpinan di SPSI sesuai hukum dan berjalan semestinya.  Merupakan hal yang tidak tepat jika PTNNT diharuskan untuk memilih salah satu pihak karena perusahaan tidak berhak mengambil keputusan terkait perselisihan ini.
 
Hingga terdapat kejelasan mengenai hal ini dari pihak SPSI, anggota dan pejabat yang berwenang, PTNNT berpendapat bahwa perusahaan berkewajiban mempertahankan status quo.  
 
"Saat ini, PTNNT sedang meminta arahan dari Kementerian Tenaga Kerja dan mendesak semua tingkatan kepengurusan di SPSI, para pihak yang berselisih atas kepemimpinan SPSI di PTNNT dan pejabat pemerintah terkait agar segera mencapai kesepakatan demi kepentingan karyawan PTNNT," ungkas Ida. (sn01)

5 Gapoktan Dapat Bantuan Alsintan

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Sedikitnya 5 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) mendapat bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa mesin panen Comben Hardvez dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sumbawa tahun 2013.
5 kelompok tani tersebut, yakni Gapoktan Kuang Ras Kecamatan Utan, Gapoktan Gapura Kecamatan Lunyuk, Gapoktan Buin Batu Kecamatan Moyo Utara, Gapoktan Menir Raboran Kecamatan Moyo Hulu dan Gapoktan Orong Kukin Kecamatan Plampang.
Kabid Usaha Pertanian, Syahri, Sp kepada Gaung NTB di ruang kerjanya belum lama ini, menyatakan bahwa bantuan kepada 5 Gapoktan itu berasal dari pemerintah pusat. “Kami hanya memfasilitasi untuk menyampaikan proposal dan pelaksanaan di lapangan saja, jelasnya.
Sementara terkait dengan pengelolaan di lapangan, menurut Syahri, mengacu kepada Unit Pelayanan Jasa Alsintan (Upja) dimana alat tersebut langsung dikelola oleh Gapoktan untuk kepentingan Gapoktan itu sendiri.
Dijelaskan Syahri, bahwa dari hasil uji coba di lapangan terhadap mesin panen padi tersebut ternyata tingkat kehilangan hasil sangat rendah yakni hanya 0,92 persen sementara apabila menggunakan alat manual seperti mesin perontok potensi losis mencapai 6 persen. artinya pendapatan petani meningkat jika menggunakan alat panen modern.

Pilih Jadi Caleg, Belasan Kades Mengundurkan Diri

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Menjadi angota DPRD ternyata menarik minat semua kalangan tak terkecuali bagi Kepala Desa (Kades). Buktinya, sebanyak 17 Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Sumbawa yang masih aktif lebih memilih banting stir mendaftarkan diri sebagai bakal calon anggota legislatif di Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2014 mendatang.
Mereka adalah Kades Batu Tering, Mokong, Sebasang, Maman dan Marga Karya semuanya dari Kecamatan Moyo Hulu. Ada juga Kades Tolo Oi, Batu Lanteh dan Labuha Haji (Kecamatan Tarano), Kades Juru Mapin dan Labuhan Burung (Kecamatan Buer) serta Kades Sebewe (Kecamatan Moyo Utara).
Selain itu Kades Empang Bawa (Kecamatan Empang), Kades Lunyuk ode (Kecamatan Lunyuk), Kades Uma Beringin (Kecamatan Unter Iwes), Kades Labuhan Bajo (Kecamatan Utan), Kades Brang Kolong (Kecamatan Plampang) dan Kades Sabedo (Kecamatan Utan) juga lebih memilih mencalonkan diri menjadi bacaleg ketimbang harus menyelesaikan masa tugasnya.
Ditemui Gaung NTB, Selasa, (2/4), Kabid Pemerintahan Desa dan Kelurahan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPm-PD) Kabupaten Sumbawa, Pius Tukiman, mengatakan jumlah Kades yang mengundurkan diri untuk ikut bertarung dalam Pileg ini kemungkinan saja bertambah sebelum tahapan pendaftaran bakal calon mulai dibuka tanggal 9 April mendatang.
Sebab terang Pius, Kades Lekong Kecamatan Alas Barat, Kades Jorok Kecamatan Utan dan Kades Rhee Loka Kecamatan Rhee secara lisan sudah menyatakan ingin mundur dari jabatannya. “Tapi sampai hari ini surat resmi pengunduran diri mereka belum kami terima,” ujarnya.
Terhadap Kades yang sudah mengundurkan diri kata Pius, usulan pemberhentian mereka dengan keputusan bupati akan segera diproses sebelum tahapan pendaftaran bacaleg dibuka. “Tujuh belas Kades yang sudah resmi mengundurkan diri ini rata-rata masa jabatannya berakhir sekitar bulan Mei-Juni dan sebagian besar sudah menjabat dua kali,” jelasnya.
Setelah para Kades ini resmi diberhentikan, maka segera disahkan Penjabat Kades yang baru agar roda pemerintahan tetap berjalan seperti biasanya.
Penjabat Kades yang ditunjuk ini tambah Pius, dapat berasal dari perangkat desa maupun PNS di kecamatan setempat. “Tugas utama Penjabat Kades ini menyiapkan Pilkades sampai ada Kades Definitif,” demikian Pius Tukiman.