Minggu, 27 Januari 2013

1.200 pengungsi di Sumbawa kembali ke rumah

Minggu, 27 Januari 2013 10:23 WIB
Sejumlah anak-anak pengungsi kerusuhan Sumbawa bermain bola ditenda pengungsian di Markas Kompi Senapan B Batalyon Infanteri (Yonif) 742/SYB Desa labuan Badas, Kecamatan Badas, Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, NTB, Sabtu (26/1). (ANTARA/Ahmad Subaidi)

Sumbawa Besar (ANTARA News) - Bupati Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat Jamaludin Malik mengatakan, hingga kini sekitar 1.200 orang pengungsi akibat kerusuhan yang teradi di Sumbawa Besar, sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

"Secara keseluruhan jumlah pengungsi akibat kerusuhan di Sumbawa Besar, Ibu Kota Kabupaten Sumbawa 22 Januari 2013 sebanyak 3.700 orang, sekitar 1.200 orang sudah kembali ke rumahnya masing-masing," katanya di Sumbawa Besar, Minggu.

Sebanyak 3.700 orang pengungsi itu ditampung di sejumlah tempat, diantaranya yakni di tenda Kompi B, Yonif 742 Sumbawa sebanyak 1.800 orang dan di Kodim 1607 sebanyak 800 orang, serta di Mapolres Sumbawa.

Ia mengatakan, pihaknya akan terus berupaya memulangkan para pengungsi. Para pengungsi yang ingin pulang dijamin keamanannya dan mendapat kawalan polisi serta anggota TNI.

Kasus kerusuhan di Sumbawa Besar terjadi pada 22 Januari 2013. Kerusuhan ini mengakibatkan 478 unit rumah dirusak dan dibakar massa termasuk hotel.

Kerugian ditaksir mencapai Rp15 miliar belum termasuk nilai barang yang dijarah.

Kini situasi di Sumbawa Besar, Ibu Kota Kabupaten Sumbawa berangsur-angsur pulih, warga sudah mulai membersihkan rumah mereka dan toko-toko sudah mulai buka.

(M025)

Editor: Heppy
COPYRIGHT © 2013

Pemerintah Dituding Biarkan Kerusuhan Sumbawa


Pemerintah Dituding Biarkan Kerusuhan Sumbawa
Seorang warga menyaksikan ruko yang terbakar saat terjadi kerusuhan di Sumbawa Besar, Sumbawa, NTB, Selasa (22/1). ANTARA/Ikhsan

TEMPO.CO, Sumbawa--Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kabupaten Sumbawa berencana menggugat pemerintah ke pengadilan lantaran dianggap membiarkan kerusuhan di Sumbawa Besar pada Selasa lalu. LSM yang mengatasnamakan Tim Advokasi untuk Kasus Sumbawa itu kemarin mengirim surat pemberitahuan rencana gugatan kepada presiden, Kepala Polri, dan kepala polda.

"Sebelum dan saat terjadi kerusuhan, pemerintah tidak mencegah atau mengamankan warga komunitas Bali," kata salah seorang anggota Tim Advokasi, Daeng Muhammad Ikhwan, di kantornya Sabtu 26 Januari 2013. (Lihat juga: Kronologi Kerusuhan Sumbawa)

Sekretaris Lembaga Adat Sumbawa itu mengatakan, tim penggugat terdiri atas Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Sumbawa, serta Asosiasi Penasihat Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dalam kerusuhan, massa membakar puluhan rumah toko, pura, dan hotel milik orang Bali. Akibatnya, ribuan orang mengungsi. Kerusuhan dipicu isu pemerkosaan oleh seorang polisi asal Bali terhadap warga Labuan Badas, Sumbawa. Versi polisi, Arniyati tewas karena kecelakaan lalu lintas setelah berboncengan dengan pacarnya, I Gede Eka Swarjana.

Ketua Kontras, Haris Azhar, membantah lembaganya bergabung dengan tim penggugat. Kontras, kata dia, masih berfokus pada pengajuan rekomendasi yang dikirim ke Departemen Dalam Negeri mengenai evaluasi konflik sosial sepanjang 2012. "Konflik Sumbawa sama dengan beberapa konflik sosial dan etnis di 2012, yang dimulai dengan hal sepele, seperti masalah cinta, pencurian kecil, atau lainnya."

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia akan berkunjung ke Sumbawa, Senin pekan depan, guna menyelidiki kerusuhan. Menurut Koordinator Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Natalius Pigai, tim penyelidik akan dipimpin Komisioner Bidang Pemantau dan Penyelidikan, Siti Nurlaela.

Juru bicara Pemerintah Kabupaten Sumbawa, Wiriawan, membantah tudingan bahwa pemerintah telah membiarkan kerusuhan. Bantahan serupa dilontarkan juru bicara Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Ajun Komisaris Besar Sukarman Husein. Menurut dia, saat kerusuhan terjadi, jumlah polisi tak sebanding dengan banyaknya perusuh.

Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigadir Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan polisi sudah mendeteksi ada tiga provokator kerusuhan. "Secepatnya mereka akan ditangkap,” kata dia kepada Tempo, ketika menemani Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla bertemu dengan para tokoh Sumbawa dan pengungsi, kemarin. Hingga kini, sudah 94 pelaku ditangkap dan 33 dinyatakan sebagai tersangka.

Sabtu, 26 Januari 2013

Ini Lima Langkah Bupati Sumbawa Atasi Kerusuhan



Ini Lima Langkah Bupati Sumbawa Atasi Kerusuhan
Sebuah kendaraan dirusak massa saat terjadi kerusuhan di Sumbawa Besar, Sumbawa, NTB, Selasa (22/1). ANTARA/Ikhsan

TEMPO.CO, Sumbawa - Bupati Sumbawa Jamaludin Malik mengatakan  ada lima butir cara pemerintah mengatasi kerusuhan di Sumbawa Besar, Selasa 22 Januari 2013.


Langkah pertama adalah menertibkan  tempat-tempat karaoke di lokasi wisata Pantai Batu Gong sekitar 15 kilometer arah barat dari kota Sumbawa Besar. "80 persen perkara kiriminal bersumber dari Batu Gong," ujarnya kepada Tempo di Bandara Brang Biji SUmbawa Besar, Sabtu, 26 Januari 2013. Di tempat itu, kata dia, kerap menjadi lokasi mabuk-mabukan dan memicu perkelahian.

Sedangkan kesepakatan kedua, adalah menindak pelaku kerusuhan. Ketiga, dilakukan otopsi terhadap Arniyati, 30 tahun, mahasiswa Fisipol Universitas Samawa yang diisukan mati karena diperkosa oleh pacarnya sendiri Brigadir Gede Eka Swarjana. Mereka berdua pulang dari Batu Gong, Sabtu 19 Januari 2013. Hasil otopsi tidak membuktikan adanya perkosaan. Bagian kepala Arniyati terluka akibat jatuh sendiri.

Adapun kesepakatan keeempat adalah menindak tegas pelaku kerusuhan. Yang keempat adalah memperbaiki rumah-rumah etnis Bali yang rusak. Terakhir adalah kebersamaan atau menghormati perbedaan.

Jamaludin mengatakan sejak dulu, orang Sumbawa mengakui keragaman etnis. Ini bisa dilihat dari adanya kampung Jawa, kampung Bima, kampung Bugis, dan juga kampung Bali. Penduduk beretnis Bali mencapai empat persen atau 20 ribu dari jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Sumbawa sekitar 500 ribu orang. Ia juga menjelaskan kapan orang Bali menetap di Sumbawa. "Saya  lebih muda dari pemilik Hotel Tambora," ucapnya.Tambora adalah hotel yang dimiliki Wayan Ranteg. Orang tua Ranteg adalah Nyoman Madil yang sudah menetap di Sumbawa sejak 1951.

Komnas HAM Selidiki Kerusuhan Sumbawa Senin Depan


Komnas HAM Selidiki Kerusuhan Sumbawa Senin Depan
Seorang warga menyaksikan ruko yang terbakar saat terjadi kerusuhan di Sumbawa Besar, Sumbawa, NTB, Selasa (22/1). ANTARA/Ikhsan

TEMPO.CO, JakartaKomisi Nasional Hak Asasi Manusia telah membentuk tim penyelidik untuk mengumpulkan bukti dan fakta kerusuhan di Sumbawa. Tim penyelidik yang dipimpin Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan, Siti Nurlaela ini akan berangkat menuju Sumbawa pada Senin, 28 Januari 2013.


"Jumat kemarin kami menyiapkan berkas-berkas termasuk TOR penyelidikan," kata Koordinator Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional HAM, Natalius Pigai saat dihubungi, Sabtu, 26 Januari 2013.

Keberangkatan Komnas HAM ke Sumbawa, menurut Pigai,  karena diminta langsung oleh masyarakat Sumbawa untuk mengusut kerusuhan antar etnis tersebut. Komnas HAM sendiri mengklaim tidak hanya mengadvokasi pelanggaran HAM tetapi juga tindakan kriminal dan diskriminatif etnis.

"Sumbawa itu kerusuhan antar etnis yang disebabkan hal sepele," kata dia.

Meski belum mau menyimpulkan karena belum ada bukti, Pigai menyatakan, Komnas HAM menduga telah terjadi pembiaran yang dilakukan pemerintah terutama aparat keamanan untuk mencegah dan mengendalikan konflik sosial di Sumbawa. Menurut dia, kerusuhan di Sumbawa seharusnya dapat diantisipasi secara dini oleh kepolisian sehingga isu sesat tidak menjadi pemicu konflik etnis yang sudah bertahun-tahun.

"Sudah sejak konflik 1980, etnis di Sumbawa berkonflik dan menurunkannya kepada generasi-generasi berikutnya hingga 2013," kata Pigai.

Adanya pemendaman konflik antar etnis di Sumbawa juga menunjukan lemahnya peran pemerintah untuk melindungi keamanan dan kehidupan masyarakat. Pemerintah dinilai tidak mampu untuk memperkuat kohesi sosial dan intregasi antar etnis dalam suatu wilayah.

Komnas HAM akan memeriksa detail peran polisi dalam kerusuhan tersebut. Berdasarkan informasi sementara, kerusuhan tersebut berawal dari tertutupnya polisi membuka kasus kematian seorang mahasiswi Sumbawa. Mahasiswi yang meninggal karena kecelakaan motor bersama pacarnya yang beretnis Bali justru berkembang menjadi isu pemerkosaan yang menyebabkan kematian.

"Kalau ada pelanggaran HAM dari polisi, kami akan ajukan rekomendasi."


Kerusuhan Sumbawa meletup akibat isu sesat mengenai pemerkosaan seorang mahasiswi semester lima Universitas Samawa, Arniyati, warga Labuan Badas Sumbawa oleh seorang polisi asal Bali. Arniyati ternyata meninggal karena kecelakaan motor saat berboncengan dengan pacarnya, seorang polisi bernama  I Gede Eka Swarjana pada 19 Januari 213 setelah menikmati hiburan malam di kawasan pantai Batu Gong. 


Berita meninggalnya Arniyati membuat sekelompok mahasiswa melancarkan ujuk rasa ke Polres Sumbawa. Mereka meminta polisi mengusut kasus tersebut. Aksi tersebut diwarnai perusakan puluhan rumah, pura, dan hotel milik orang Bali.

JK marahi pelaku kerusuhan di Polres Sumbawa

Sabtu, 26 Januari 2013 13:04:36   Reporter : Dedi Rahmadi 
 


Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendatangi lokasi kerusuhan di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Usai mengunjungi korban di pengungsian, JK juga mendatangi pelaku bentrok di Polres Sumbawa.

"Jangan ulangi lagi perbuatan (kerusuhan) itu," kata Jusuf Kalla di Polres Sumbawa, NTB, Sabtu (26/1). Seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin meminta para pelaku kerusuhan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada aparat kepolisian. "Saya berharap peristiwa kerusuhan itu tidak terjadi lagi dan merekatkan kembali ikatan persaudaraan," kata Din di Polres Sumbawa.

Usai mendatangi pengungsian dan pelaku kerusuhan, JK dan Din mengadakan dialog dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kantor Bupati Sumbawa. JK berharap tidak ada lagi pengungsi korban kerusuhan Sumbawa yang tinggal di Kompi B Yonif 742, Kantor Kodim dan Polres di Sumbawa Besar.

"Pengungsi dipersilakan pulang ke rumah, aparat keamanan dari TNI dan Polri akan mengawal dan berpatroli menjaga suasana kondusif di daerah ini. Saya sudah berkoordinasi dengan dua kementerian untuk membantu memperbaiki bangunan, sarana dan prasarana yang rusak," kata Jusuf Kalla.

Menurut Bupati Kabupaten Sumbawa Jamaludin Malik mengatakan ke Jusuf Kalla, kerugian sementara diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi pada hari Selasa (22/1) di Kota Sumbawa Besar yang menyebabkan puluhan bangunan dan kendaraan bermotor dirusak dan dibakar massa. Kerusuhan itu dipicu oleh merebaknya isu SARA, menyusul meninggalnya Arniati (30) yang diketahui berboncengan sepeda motor dengan kekasihnya anggota polisi Brigadir I Gede Swarjana (31), Sabtu (19/1) sekitar pukul 23.00 WITA .

Akibat kerusuhan tersebut, 1.061 orang mengungsi di Kompi B Yonif 742, Kantor Kodim di Sumbawa Besar 930 orang dan di Polres sekitar 300 orang.
(mdk/ded)

JK dan Din Syamsuddin kunjungi korban bentrok Sumbawa

Sabtu, 26 Januari 2013 11:50:27   Reporter : Dedi Rahmadi 
 


Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengunjungi pengungsi korban kerusuhan di Kota Sumbawa Besar. JK mengajak seluruh warga Sumbawa untuk merekatkan kembali ikatan persaudaraan.

"Saya berharap dua atau tiga hari ke depan suasana sudah tenang dan pengungsi dapat kembali ke rumah. Pihak keamanan akan menjamin semuanya. Pemerintah juga akan membantu memperbaiki kerusakan bangunan dan fasilitas lainnya," kata Jusuf Kalla di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (26/1). Seperti dilansir Antara.

Ketua Umum PMI Pusat itu menegaskan bagi korban untuk tidak mengulangi kerusuhan tersebut. "KIta semua bersaudara," ujar JK.

Dalam kunjungannya tersebut, JK dan Din Syamsuddin juga didampingi oleh Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Badrul Munir, Bupati Sumbawa Jamaludin Malik.

Sebelumnya, kerusuhan terjadi pada hari Selasa (22/1) di Kota Sumbawa Besar yang menyebabkan puluhan bangunan dan kendaraan bermotor dirusak dan dibakar massa. Kerusuhan itu dipicu oleh merebaknya isu SARA, menyusul meninggalnya Arniati (30) yang diketahui berboncengan sepeda motor dengan kekasihnya anggota polisi Brigadir I Gede Swarjana (31), Sabtu (19/1) sekitar pukul 23.00 WITA .

Akibat kerusuhan tersebut, 1.061 orang mengungsi di Kompi B Yonif 742, Kantor Kodim di Sumbawa Besar 930 orang dan di Polres sekitar 300 jiwa.
(mdk/ded)

Jumat, 25 Januari 2013

Video Penghancuran Cafe Batu Gong


Sumbawa Besar, Sumbawanews.com. - Sejak siang sekitar pukul 11.00 wita, Kamis (24/01), tim penertiban kawasan hiburan malam “Batu Gong” mulai melakukan penertiban. Penertiban yang mendapatkan pengawalan ketat dari TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja tersebut menggunakan dua unit eksavator.
 
Selama ini Cafe batu gong dianggap sebagai salah satu biang persoalan sosial di Sumbawa, termasuk salah satu pemicu kematian Arniyati yang menyulut kerusuhan di Sumbawa, Selasa (22/01) lalu.
 
Video berdurasi 5.34 menit ini diambil oleh Bapak Ahmad Zuhri Muchtar atau yang dikenal dengan Bang Mek.
 
 
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=X5SfcY9KKaI

SPSI PTNNT Versi Zainuddin, Tuding Pertrus Madi Melakukan Kebohongan Publik


Benete, Sumbawanews.com.- Perseteruan pengurus PUK SPKEP SPSI PT Newmont Nusatenggara (PTNNT) masih berlanjut, kini kubu SPSI versi Zainuddin mengeluarkan sikap resmi terhadap pernyartaan Petrus Madi di Sumbawanews.com beberapa waktu lalu.
Berikut pernyataan resmi SPSI versi Zainuddin:
Nomor             : 012/PUK-SPKEP/SPSI/I/2013
Perihal : Pers release
Lampiran         : Surat PP SPKEP SPSI Nomor 250/PP SP KEP/SPSI/VII/2012
Tanggal           : 23 Januari2013

Kepada Yth,
Anggota Pekerja PUK SPKEP SPSI PTNNT
Di
PT Newmont Nusa Tenggara

Salam Pekerja!!!
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi kita, amin.

Mencermati berbagai gejolak yang terjadi dilapangan terkait adanya surat mosi tidak percaya dan keinginan kuat dari anggota untuk menonaktifkan kepengurusan Petrus Madi yang telah dinyatakan tidak sah oleh Pimpinan Pusat, serta kedaulatan anggota untuk segera membentuk kepengurusan yang sah pada PUK SPKEP SPSI PTNNT.
Bahwa kondisi seperti ini harus kita tanggapi dengan serius dan cermat, karena berbagai ekpektasi dari pekerja dapat mengganggu kondisi produksi  Perusahaan.
Menanggapi apa  yang  disampai kanoleh saudara Petrus Madi lewat Sumbawa News pada tanggal 23 Januari 2013 sangat patut dan perlu kami klarifikasi kebenarannya :
1.      Bahwa apa yang disampaikan oleh saudara Petrus Madi tersebut adalah sebuah upaya untuk melakukan pembelaan diri terhadap persoalan yang terjadi di Internal PUK SPKEP SPSI PTNNT.
2.      Bahwa pernyataan saudara Petrus Madi tentang belum adanya surat resmi dari Pimpinan Pusat SPKEP SPSI adalah sebuah pembohongan public, karena sudah sangat jelas surat Pimpinan Pusat SPKEP SPSI Nomor : 250/PP SP KEP/SPSI/VII/2012 tertanggal  17 Juli 2012 yang disampaikankepada PUK SPKEP SPSI PTNNT, yang ditembuskan kepada Perusahaan PTNNT, PD SPKEP SPSI, dan PC SPKEP SPSI masing masing di Mataram dan Sumbawa Barat, yang isinya adalah sbb:
a.       Bahwa musnik VII belum SPKEP SPSI PTNNT belum berhasil menyusun Kepengurusan PUK SPKEP SPSI sesuai mekanisme  AD/ART SPKEP SPSI yang telah disahkan dalam rapat paripurna MUSNIK VII
b.      Bahwa kami Pengurus PP sependapat dengan usulan Pimpinan MUSNIK VII SPKEP SPSI PT NNT supaya tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan penyelesaian kemelut yang ada di SPKEP SPSI PTNNT dikembalikan kepada kedaulatan Anggota.
c.       Bahwa oleh karena itu kami sependapat dengan kesimpulan Pimpinan MUSNIK  VII SPKEP SPSI PTNNT yang menyatakan kepengurusan PUK SPKEP SPSI PTNNT yang telah dikukuhkan oleh PD dengan SK No.KEP.03/PD-KEP.SPSI-NTB/V/2012 tanggal 30 Mei 2012 tidak sah karenacacat prosedur dan mekanisme sebagaimana Tatib MUSNIK VII SPKEP SPSI PT.NNT dan AD/ART SPKEP SPSI.
d.      Bahwa kami pengurus PP belum pernah memberikan Mandat kepada Pengurus PD FSP KEP SPSI Propinsi NTB untuk mencabut surat keputusan PP NO: 001/PP FSP KEP/SPSI/V/2009 tentang pengukuhan PUK SPKEP SPSI PTNNT ( periode 2009-2012). Maka secara hirarki organisatoris pengurus PD tidak berwenang mencabut keputusan PP tanpa surat mandate dari Pengurus PP.
e.       Bahwa kita semua harus menghormati dan menjunjung tinggi proses hokum atas sengketa hasil pemilihan Ketua PUK SPKEP SPSI PTNNT pada Musnik VII di PN Sumbawa Besar, sehingga selayaknya penerbitan SK pengukuhan PUK SPKEP SPSI PTNNT periode tahun 2012-2015 harus menunggu keputusan PN tersebut.

3.      Bahwa Petrus Madi dengan sengaja melakukan upaya pembenaran diri dan justru melakukan praktek paraktek yang tidak sejalan dengan amanat Real Union SPKEP SPSI.
4.Kami sangat menyanyangkan sikap Perusahaan PTNNT yang tidak menghargai surat Pimpinan Pusat SPKEP SPSI di Jakarta, padahal sudah sangat jelas suratdari Pimpinan Pusat tersebut merupakan keputusan Final sesuai dengan Anggaran Dasar BAB XI Pasal 39 ayat (1.1) hruf F “ Dalam hal keadaan memaksa PimpinanPusat SPKEP SPSI berwenang untukmengambil alih penyelesaian konflik Internal organisasi yang dianggap membahayakan kesatuan dan persatuan organisasi dan  tidak dapat diselesaikan oleh perangkat organisasi dibawahnya,baik PUK,PC,PD, segala keputusan PP SPKEP SPSI bersifat final”
5.      Kami sangat menyayangkan juga sikap PD SPKEP SPSI Propinsi NTB yang tidak mengambil sikap netral dan justru memihak kepada salah satu pihak, padaha lsurat PP SPKEP SPSI sudah sangat jelas bunyinya.
Bahwa berdasarkan hal hal tersebut, apa yang telah dilakukan oleh Anggota Pekerjadalam hal menolak serta mendesak saudara Petrus Madi beserta kepengurusannya untuk segera mengosongkan kantor PUK SPKEP SPSI PTNNT merupakan sikap yang sesuai denganSurat PP yaitu menyerahkan kedaulatan kepada anggota, dan harus segera disikapi oleh Perangkat Organisasi PC,PD,PP SPKEP SPSI dengan baik dan benar.
Aspirasi serta kedaulatan anggota merupakan keputusan tertinggi sehingga upaya upaya yang dilakukan oleh saudara Petrus Madi untuk tetap bertahan di kantor SPKEP SPSI merupakan pelanggaran AD/ART dan sangat tidak terpuji.
Untuk itu kami menyarankan kepada saudara Petrus Madi agar tidak lag imelakukan pembenaran serta membuata opini yang justru membuat Pekerja merasa terganggu dengan keberadaan Opini tersebut.
Kami yakin bahw keberadaan organisasi real Union SPKEP SPSI merupakan lembaga yang memiliki pandangan serta perjuangan yang jelas dalam melindungi anggota dan Pekerja  bukansebaliknya anda menimpahkan kesalahan kepada orang lain atas ketidakberhasilan saudara dalam Perundingan PKB, sementara keberadaaan saudara dalam Perundingan tersebut patut Anggota pertanyakan????
Penolakan serta keinginan kuat anggota dalam meluruskan titah perjuangan Pekerja harusnya saudara Petrus Pahami, bukan justru berusaha mempertahankan keberadaan saudara, padahal Pimpinan Pusat Telah menyatahkan kepengurusan Saudara Tidak Sah dan Cacat hokum.
Kami memahami bahwa ada Upaya banding yang saudara lakukan melalui Kuasa Hukum Saudara atas Putusan Pengadilan Negeri Sumbawa.Bahw aputusan tersebut menolak eksepsi saudara dan menyatakan bahwa  ZAINUDDIN adalah Pemenang Ketua SPKEP SPSI PTNNT.
Perihal Pencatatan saudara di Disnaker KSB perlu ditinjau kembali, karena menurut aturan tidak dibenarkan satu organisasi memiliki dua pencatatan, sementara PUK SPKEP SPSI PTNNT telah memiliki pencatatan sejak tahun 2001, namun belakangan saudara Petrus Madi malah melakukan Pencatatanatas Lembaga yang sama, itu artinya saudara Petrus Madi memiliki lembaga yang lain dan patut kami pertanyakan.
Melalui kesempatan ini, kami juga menyampaikan permohonan maafkepada anggota atas adanya persoalan ini, kami yakin bahwa sesuatu yang benar akan terjawab. Untuk itu tetap berproduksi dengan aman, tetap menjaga kondusifitas, keyakinan kami sama kuat dengan keyakinan anggota untuk dapat meyelesaikan persoalan ini dan dapat memberikan perlindungan yang maksimal kepada Anggota dan Pekerja,,
Demikian pers release ini kami sampaikan, atas perhatian dan perkenannya disampaikan terima kasih

PIMPINAN UNIT KERJA
SERIKAT PEKERJA KIMIA,ENERGI,PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
PT NEWMONT NUSA TENGGARA



            ZAINUDDIN                                                 BURHANUDDIN
KETUA                                                            SEKRETARIS

Download surat Pimpinan Pusat SPKEP SPSI Nomor : 250/PP SP KEP/SPSI/VII/2012 tertanggal  17 Juli 2012
(sn01)

Pengungsi Yakin Peristiwa 221 Kriminalitas Murni dan Keadaan Segera Pulih


Sumbawa Besar, Sumbawanews.com. - Para pengungsi meyakini peristiwa 221 lalu merupakan kriminalitas murni. Selain itu, mereka juga menyakini bahwa pemerintah segera dapat mengatasi atau memulihkan keadaan Sumbawa secepatnya. 
 
“Saya sangat yakin, ini tidak ada kaitannya dengan agama, suku karena saya milihat sendiri bagaimana kejadian ini terjadi dan ini kriminalitas murni. Saya kan keluar, melihat-lihat kondisi saat itu, dari titik awal kejadian hingga akhir,” kata I Ketut Budha, salah seorang pengungsi di Kodim 1607 Sumbawa, Jum`at (25/01).
 
Menurutnya yang mengaku lahir dan bergaul banyak di Sumbawa, pengrusakan dan penjarahan yang terjadi tidak dilakukan oleh orang-orang yang ada disekirtar tempat tinggal. Sebab, tidak mengenali wajah-wajah yang melakukan pengrusakan dan penjarahan itu. 
 
“Mereka (Perusak dan Penjarah, red), tidak saya tahu muka-mukannya. Barangkali mereka orang-orang dari luar lingkungan kita,” jelasnya yang mengaku sebagai seorang pengajar, juga menambahkan tidak menyangka kejadian tersebut. Sebab, sesaat sebelumnya, kondisi dan aktifitas di dalam kota berjalan seperti hari-hari biasa. 
 
Ia yakin, dalam waktu dekat pemerintah dapat memulihkan keadaan Sumbawa sehingga dipandang tidak perlu melakukan eksodus, apalagi secara besar-besaran.  Sebab, kejadian tersebut bukan dilakukan oleh orang Sumbawa yang dikenal dapat menerima pluralitas. Namun, pemahaman dan pemikiran berbeda merupakan hal yang sangat wajar sehingga terjadi eksudus beberapa hari lalu. 
 
“Saya sempat tonton di TV, Bupati Sumbawa berbicara tentang kondisi Sumbawa di forum pertemuan antara pimpinan daerah. Bupati sangat bangga dengan kondisi Sumbawa yang kondusif karena memang demikianlah kenyataannya,” jelas dia. (Using)

Ratusan Warga Bali Gelar Aksi Bali Peduli Sumbawa


Aksi Damai warga Bali
Denpasar, Sumbawanews.com.- Ratusan masyarakat Bali yang tergabung dalam Forum Solidaritas dan Setia Nusantara , Jum'at (25/1) siang  menggelar aksi damai terkait kerusuhan yang terjadi di Sumbawa NTB, Selasa (22/1) lalu.
Selain menggelar aksi, para tokoh agama juga menggelar doa bersama agar konflik antar warga Bali dan Sumbawa segera selesai dan aman.
  
Mereka mendatangi kantor DPRD Provinsi Bali dengan membawa berbagi spanduk,  para pendemo juga menyampaikan tuntutan mereka kepada Gubernur dan Muspida Bali agar segera menyelesaikan konflik antar warga yang melibatkan warga Bali yang ada di Sumbawa.
Selain itu para pendemo meminta keamanan warga Bali  yang tinggal disana terjamin.
Aksi yang diterima langsung oleh Gubernur Bali  Made Mangku Pastika beserta jajararnnya menghimbau agar masyarakat Bali tetap damai dan berpikiran jernih dalam menyikapi konflik yang melibatkan warga Bali dan Sumbawa.
Usai menyampaikan tuntutannya para pendemo melakukan doa bersama dengan para tokoh lintas agama untuk kedamaian di Sumbawa.
Kerusuhan yang terjadi di sumbawa yang melibatkan warga Sumbawa dan Warga Bali yang berakhir dengan pembakaran rumah dan penjaranan, diduga kerusuhan ini dipicu dengan informasi terwasnya seorang mahasiswi asal sumbawa akibat dibunuh oleh seorang oknum polisi asal Bali. (RB/sn01)

Presiden SBY, Aktor Kekisruhan Divestasi PT Newmont Nusatenggara

Jakarta, Sumbawanews.com.- Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhono (SBY) menjadi salah satu aktor terjadinya kekisruhan proses divestasi PT Newmont Nusatenggara (PTNNT) yang hingga saat ini belum juga tuntas.

Fakta ini terungkap dalam sidang terbuka senat akademik Universitas Indonesia (UI) untuk promosi Doktor dalam bidang ilmu politik atas nama Donny Tjahya Rimbawan, Selasa (15/01) siang.

Disertasi berjudul Hubungan negara dan Pengusaha di Era Reformasi Studi Kasus Bisnis Grup Bakrie (2004-2012) membedah dua persoalan yakni proses divestasi 31% saham PTNNT dan bencana lumpur di Sidoarjo akibat eksplorasi yang dilakukan oleh Lapindo Brantas—anak usaha Grup Bakrie.

Menurut Rimbawan, pada divestasi divestasi 7% tahun 2008 dan 7% tahun 2009, aktor yang berperan adalah Presiden Yudhoyono, yang memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani pada tanggal 12 Agustus 2009. "Setelah bertemu Presiden, Sri Mulyani menyetujui bahwa yang akan membeli 14% saham divestasi adalah pemerintah pusat bersama pemda di NTB," papar Rimbawan dihadapan promotor: Prof. Dr. Maswadi Rauf, MA dan Ko-Promotor: Chusnul Mar'iyah, Ph.D di Auditorium Juwono Sudarsono Gedung F Lantai 2 - Kampus FISIP UI Depok.

Selain Presiden SBY, aktor lainnya yang terungkap dari penelitian ini adalah  Gubernur NTB Zainul Majdi, karena ia mendesak Menteri Keuangan Sri Mulyani agar memberikan hak pembelian 14% saham divestasi Newmont pada pemda NTB dan Ketua DPR-RI, Agung Laksono yang telah mengirim surat tanggal 10 Agustus 2009 kepada Presiden Yudhoyono, agar memberikan hak pembelian saham 14% pada pemda NTB.

Pada divestasi saham 7% periode tahun 2007, aktor yang berperan dari pihak negara adalah Dirjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi ESDM, Simon F Sembiring karena telah mengirim surat yang bersifat terbatas tanggal 2 Agustus 2007 kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Serinata. Dalam suratnya, Simon Sembiring menanyakan apakah Gubernur berminat membeli 7% saham periode tahun 2007, padahal Menteri Keuangan Sri Mulyani belum menentukan sikap apakah pemerintah pusat akan membelinya atau tidak.

Rimbawan juga mengungkapkan bahwa Gubernur NTB Lalu Serinata; Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadli; Bupati Sumbawa Jamaluddin Malik juga menjadi aktor dalam proses divestasi saham 7% periode tahun 2007.  Sedangkan dari pihak Grup Bakrie, diperankan oleh Ari Saptari Hudaja selaku Presiden Direktur Bumi Resources.

"Mereka telah membuat kesepakatan tanggal 30 Agustus 2007, yang isinya akan bekerjasama melakukan pembelian saham divestasi Newmont sebesar 31%.
Di dalam perjanjian, disebutkan pula bahwa pihak Bumi Resources menyetujui akan memberikan dana masing-masing sebesar US$ 1 juta/tahun kepada 3 pemda sampai 31% saham
divestasi dapat dikuasai secara keseluruhan. Adapun kesepakatan tersebut bersifat rahasia seperti tercantum dalam pasal 6 ayat 7 dari perjanjian yang mereka buat," terang Rimbawan.

Selanjutnya pada Divestasi  7% saham divestasi periode tahun 2010, aktor yang berperan adalah DPR-RI yang mengharuskan Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk meminta ijin dalam pembelian saham tersebut, BPK yang melakukan audit “tidak lazim”, yaitu memeriksa kejadian yang belum dilakukan atas pembelian 7% saham divestasi periode tahun 2010. Seharusnya audit dilakukan setelah kejadian serta Mahkamah Konstitusi, yang memutuskan pemerintah pusat harus meminta ijin DPR terlebih dahulu sebelum membeli 7% saham divestasi tersebut.

"Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahap 24% saham divestasi Newmont sesungguhnya Provinsi NTB, Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa sangat dirugikan karena: Pertama, porsi kepemilikan saham dari pemda hanya 6% (Provinsi NTB 2,4%; Kabupaten Sumbawa Barat 2,4% dan Kabupaten Sumbawa 1,2%) sementara Grup Bakrie yang diwakili oleh PT Multi Capital memiliki 18%," papar Rimbawan dihapan kopromotor dan tim penguji; Prof.Dr.Bambang Shergi Laksmono,M.Sc, Dr. Valina Singka Subekti, M.Si, Dr. Isbodroini Suyanto, MA, Prof. Dr. Burhan D. Magenda, MA dan rof. Dr. Yahya A. Muhaimin.

Di dalam penelitian disertasi ini, pola hubungan antara penguasa dengan pengusaha, direpresentasikan oleh Aburizal Bakrie. Hubungan keduanya bersifat resiprokal (bolak-balik), karena ia berada di wilayah arsiran keduanya. Artinya, fungsi politik Aburizal di pemerintahan dan partai dapat mempengaruhi bisnis Grup Bakrie. Sebaliknya, fungsi bisnis Grup Bakrie dapat mempengaruhi kebijakan negara.

"Dalam penelitian disertasi ini, kelompok bisnis Bakrie dibuktikan telah mempengaruhi kebijakan negara," tutup Ketua DPP Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) ini seraya mengutip Pemikiran Karl Marx, Pemikiran Miliband, Pemikiran Poulantzas, Definisi Schmitter, dan Pemikiran Randal G Stewart untuk menguatkan argument akademis Disertasi Doktor ini. (sn01)

Dokter Forensik : Kematian Arniati Disebabkan Kecelakaan


Sumbawa Besar, Sumbawanews.com. - Pelaksanaan otopsi oleh dokter Independen yang diharikan oleh Polda NTB dari Dokter Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram terhadap Mayat Arniati, dilakukan Kamis (24/01). Dari otopsi yang dilakukan sekitar pukul 12.45 hingga 18.15 wita tersebut disimpulkan kematian disebabkan oleh kecelakaan. 
dr.Arfi Syamsun menegaskan dari pemeriksaan bagian luar tubuh terdistribusi banyak luka Baik luka lecet tekan, luka lecet serut dan luka memar. Luka memar ditemukan mulai dari kaki, perut, tangan, dada dan kepala. Dibagian tangan, terdapat luka lecet tekan, memar yang disertai resapan darah. 
Dijelaskan, dipergelangan tangan kanan ditemukan memar memar dan luka lecet. Terdapat memar di kaki kanan, lutut kanan dan paha kanan atas. Terdapat memar pada betis kanan, bokong kanan terdapat luka lecet dan memar dan pinggan kanan terdapat luka lecet dan memar yang bercampur dengan lebam mayat. “Pemeriksaan kami awali dari kanan, karena pada bagian kanan terdapat luka paling banyak,” kata dokter yang mengaku terlibat dibidang forensik sejak tahun 2006 dan hingga 2010 telah menangi sekitar 80 orang.
Diungkapkan, pada bagian tubuh pinggang kanan terdapat wana kehitaman. “Karena saya bukan ahli dibidang aspal, jadi saya ambil bagian itu kemudian untuk kepentingan penyidikan. Apa aspal atau tidak,” jelasnya, juga menambahkan, pada punggung belakang, kepala dan telinga bagian belakang  terdapat luka memar. Sedangkan pada Leher depan, terdapat beberapa lecet tekan, luka memar di bahu kiri, luka memar di lengan atas kiri, lecet dipinggang kiri, lecet serut dari punggung, pinggang ke bokong kiri. 
Pada paha kiri terdapat lecet. “Setelah dikonvirmasi (dibuka) banyak darah di bawah kulit paha kiri akibat terjadi luka ketika korban masih hidup,” jelasnya. 
Kemudian, ditemukan luka robek di bibir alat kelamin bagian atas, robek di lubang pembuangan bagian bawah. Dan patah tulang panggul kiri dan kanan. “Tulang panggul patah diangkat, rahim normal tidak ada apa-apa, alat kelamin tidak ada lecet dan memar. Dan yang sangat teknis, ada patah tulang rusuk kanan nomor 3 dan 4 kanan, kemudian menusuk ke dalam rongga dada dan mengenai paru-paru kanan, sehingga didapatkan darah sebanyak 50 milimeter di dalam rongga paru-paru,” jelas dia, juga mengatakan, saluran nafas diepenuhi darah, jantung normal, otak normal, tidak ada patah tulang pada kepala. 
Sehingga katanya, berdasarkan keilmuan sebagai dokter ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, didapatkan banyak luka lecet tekan, serut dan luka memar yang tersebar pada bagian tubuh dan sebagian kecil dibagian kiri, dangan ukuran luka yang berfariasi. Kedua, dua buah luka robek pada alat kelamin, yatiu pada bibir kiri atas dan bokong kanan yang disertai resapan darah disekitar patahan tulang.
Kemudian, didapatkan beberapa patah tulang, patah tulang komplit pada tulang selangkah, patah tulang komplit satu titik pada tulang rusuk ketiga kanan, patah tulang komplit satu titik pada tulang rusuk ke empat, dua titik pada tulang panggul kiri dan kanan. didapatkan resapan darah luar di paru-paru kanan dan ditemukan dipermukaan dalam sebanyak 50 mm.
Selanjutnya, tidak didapatkan luka-luka percobaan yang menunjukkan usaha bunuh diri, atau luka-luka pertahanan yang menujukkan luka dari pertahanan diri pada pembunuhan. Tidak ada patah tulang kepala, tulang belakang, tulang paha dan kaki. Tidak ada penyekit kronis pada bagian tubuh organ dalam.
“Sebab kematian karena benturan keras antara tubuh bagian kanan dengan permukaan benda tumpul yang luas, sehingga patah tulang panggul dan patah tulang rusuk kanan. Luka-luka yang mempunyai pola distribusi bentuk dan ukuran yang bervariasi identik dengan luka kecelakaan dijalan raya,” jelasnya, juga menambahkan, luka primer kecelakaan berupa luka-luka dan patah tulang yang terdistribusi pada tubuh bagian kanan. Luka sekunder pada sisi tubuh bagian kiri, serta luka tersier terdistribusi pada bagian tubuh depan. (Using) 

Banjir Lunyuk, Korban Belum Ditemukan

Sumbawa Besar, Sumbawanews.com.- Banjir yang terjadi di Kecamatan Lunyuk, Selasa (8/1/2013) kemarin, dan menyeret salah seorang warga atas nama Jambe (65), hingga hari ini belum ditemukan.

"Tim SAR Kabupaten bersama warga setempat masih dalam tahap pencarian korban," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa Drs. Arif, M.Si, kepada Sumbawanews.com, Rabu (9/1/2013).

Sambungnya, pencarian yang dilakukan oleh tim SAR dan masyarakat sejak siang kemarin hingga saat ini memang belum berbuahkan hasil, akan tetapi kita semua tetap optimis bisa menemukan korban baik masih dalam keadaan bernyawa maupun tidak bernyawa lagi.

"Kami tetap melakukan pencarian, meski semalam terhenti mengingat cuaca tidak mendukung, namun pencarian tetap dilanjut mulai pagi tadi,hingga sekarang," kata Drs. Arif, M.Si.

Sementara itu, Imran warga setempat menyatakan, Jambe hanyut di sungai berawal dari keinginan Jambe yang coba menyelamatkan ternaknya di seberang sungai, agar tidak terbawa arus sungai yang deras.

Sambungnya, untuk menuju ke tempat ternaknya, Jambe harus  menyeberangi sungai tersebut. Akan tetapi derasnya air tak mampu dilawan Jambe, sehingga dia terseret dan hingga sekarang belum bisa ditemukan.

"Kami tetap melakukan pencarian, mudah- mudahan Jambe masih bisa terselamatkan," harap Imran.

Lebih jauh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumbawa Drs. Arif, M.Si, menghimbau warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk selalu berhati- hati, mengingat cuaca yang sedang tidak bersahabat.

Bukan hanya itu tambahnya, cuaca  di Kabupaten Sumbawa saat ini sedang tidak bersahabat, angin puting beliung, tanah longsor, dan banjir serta kebakaran bisa ditimbulkan oleh buruknya cuaca saat ini, untuk itu, masyarakat agar lebih berhati- hati.

"Sayangi nyawa itu lebih penting, bila ada banjir dan bencana lainnya, segera cari perlindungan ke tempat yang lebih aman, untuk mengamankan diri," himbaunya. (Ismu)

Lunyuk Dihantam Banjir, Satu Warga Hilang

Sumbawa Besar, Sumbawanews.com.- Banjir di Kecamatan Lunyuk sekitar pukul 11.00 Wita yang disebabkan oleh meluapnya air Brang Be, mengakibatkan satu orang hilang.

Kepada Sumbawanews.com, Ketua Tagana Lukman Hakim, SP, Selasa (8/1/2012) menyatakan, banjir di Lunyuk tersebut menyeret salah satu warga yakni Haji Jambe (65) yang merupakan warga Lunyuk Ode, Desa Lunyuk Kecamatan Lunyuk.

"sekarang sedang dalam pencarian," ujarnya.

Selain itu, sekitar 60 Ha lahan pertanian rusak, dan saat ini Tagana masih menunggu konfirmasi dari Camat setempat guna tindakan pertolongan.

"Tim tagana Kecamatan sudah stanby di Lunyuk, atas koordinasi tim Kecamatan dan Camat,baru bisa ditentukan Tagana Kabupaten akan turun ke lokasi," tambah Lukman Hakim.

Sementara itu, Imran warga setempat saat dikonfirmasi menyatakan, luapan air yang datang tiba- tiba, sempat membuat warga panik, dan saat ini warga sedang melakukan penyelamatan diri dengan dibantu oleh warga lainnya.

"Kami sekarang mengungsi ke sekolah- sekolah terdekat, rumah keluarga yang tidak kena banjir, serta fasilitas Pemerintah lainnya," jelas Imran.

Ia berharap bantuan dari regu penolong, tim ressue serta BPBD dan bantuan lain dari pemerintah segera diturunkan ke Lunyuk.

"Masyarakat saat ini mengharapkan bantuan makanan, dan pencarian korban," tutup Imran. (Ismu)

Rusuh Sumbawa, hasil otopsi Arniati segera diumumkan

Jumat, 25 Januari 2013 10:45 WIB
Mataram (ANTARA News) - Hasil otopsi jasad Arniati (30), warga Kabupaten Sumbawa, NusaTenggara Barat (NTB), yang dilaporkan tewas dalam kecelakaan lalu lintas, namun diisukan sebagai korban perkosaan dan pembunuhan hingga mengakibatkan kerusuhan, segera diumumkan ke publik.

"Segera diumumkan oleh tim medis independen, Polri tidak ikut dalam kegiatan itu. Rencananya hari ini diumumkan," kata Kabid Humas Polda NTB AKBP Sukarman Husein, yang dihubungi ANTARA dari Mataram, Jumat.

Sukarman masih berada di Kabupaten Sumbawa, terkait penanganan dampak kerusuhan akibat warga terpancing isu menyesatkan bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) itu.

Ia mengatakan, otopsi terhadap jasad Arniati dilakukan tim medis independen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa, pada Kamis (24/1).

Tim medis independen itu terdiri atas dokter ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram), RSUD Sumbawa, dan tim medis lainnya di luar institusi kepolisian.

Otopsi jasad Arniati itu merupakan salah satu hasil kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan koordinasi terpadu di Wisma Daerah Kabupaten Sumbawa, guna memperjelas masalah, sekaligus menjawab berbagai kecurigaan yang berkembang menjadi aksi kerusuhan itu.

Rapat koordinasi itu dipimpin Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, yang juga dihadiri Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, Kapolda NTB Brigjen Pol Mochamad Iriawan, dan Komandan Korem (Darem) 162/Wira Bhakti Kolonel Inf Zulfardi Junin, selain Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa serta pimpinan DPRD setempat.

Pertemuan itu juga dihadiri Kepala Staf Kodam (Kasdam) IX/Udayana Brigjen TNI Pratimun, dan perwira dari Mabes Polri.

Dalam pertemuan itu diungkapkan sejumlah alasan yang mendorong perlu dilakukannya otopsi, seperti informasi yang menyebutkan sebelum wanita itu dinyatakan tewas, ia bersama pacarnya terlihat berada di Batu Gong, tempat wisata yang menyediakan sejumlah kafe.

Informasi yang berkembang terkait kematian Arniati, antara lain menyebutkan bahwa Arniati dan pacarnya anggota Polsek Buer, Sumbawa, telah lama menjalin hubungan cinta, namun tidak berujung ke pernikahan.

Pihak tertentu menyebut anggota polisi itu enggan mengawini wanita itu, namun tetap terus berpacaran sehingga seringkali sepasang kekasih itu berbeda pendapat, dan tidak jarang keluarganya ikut memberi masukan.

Dari informasi tersebut, keluarga Arniati kemudian menduga kematian itu mencurigakan, apalagi dilaporkan sebelum kabar kematian tersiar, sepasang kekasih itu diketahui pergi ke kafe di Batu Gong, dan diduga mengkonsumsi minuman beralkohol.

Versi Polda NTB, dalam kerusuhan yang yang dipicu oleh isu menyesatkan yang mengait-ngaitkan kecelakaan lalu lintas dengan unsur SARA itu, sebanyak 35 unit rumah dibakar, puluhan rumah lainnya rusak berat, dua unit toko, dan dua swalayan juga dijarah dan dibakar.

Selain itu, empat mobil dan tujuh sepeda motor dibakar, satu unit hotel (Hotel Tambora) dibakar dan satu bengkel dirusak dan dijarah.

Tujuh sepeda motor lainnya dirusak, enam unit toko dibakar, dan 142 unit kios di Pasar Seketeng, Kecamatan Sumbawa, juga dibakar.

Kerusuhan itu dipicu oleh isu menyesatkan pasca tewasnya Arniati (30) yang beragama Islam dalam kecelakaan sepeda motor yang dikendarai anggota Polri yang beragama Hindu Brigader I Gede Eka Swarjana (31). Arniati yang diketahui merupakan pacar anggota polisi itu membonceng di sepeda motor itu.

Kecelakaan lalu lintas itu terjadi pada hari Sabtu tanggal 19 Januari sekitar pukul 23.00 Wita, di jalan raya jurusan Sumbawa-Kanar kilometer 15-16 di dekat tambak udang Dusun Empang, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.

Kronologis kejadian yakni sepeda motor Yamaha Mio DK 5861 WY melaju dari arah Kanar menuju arah Sumbawa, dan ketika tiba di dekat tambak udang itu, kendaraan selip dan terjatuh ke kanan jalan.

Namun, kasus itu dikait-kaitkan dengan unsur SARA dan isu yang berkembang wanita itu bukan tewas akibat kecelakaan lalu lintas, tetapi diperkosa dan dibunuh.
(ANTARA)
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2013

Tersangka Rusuh Sumbawa Meningkat Jadi 33 Orang

Ilustrasi kerusuhan.
Ilustrasi kerusuhan. (sumber: Antara)
Enam orang tersangka baru kerusuhan Sumbawa ditetapkan hari ini, Jumat (25/1).

Jakarta — Penyidikan polisi dalam kasus kerusuhan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat terus berlanjutnya. Hasilnya penyidik kembali menetapkan enam orang sebagai tersangka sehingga jumlah tersangka dalam kasus yang pecah pada Selasa (22/1) lalu itu menjadi 33 orang.

”Jadi sudah ada 33 tersangka dengan perannya masing-masing. Ada yang merusak, ada yang membakar,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Suhardi Alysius di Mabes Polri Jumat (25/1).

Mantan Direktur Tipiter Bareskrim Polri itu menegaskan jika polisi tidak kecolongan dalam kasus ini. Pasalnya, seperti telah dikatakan Kapolri Jenderal Timur Pradopo, ada 1600 titik konflik se-Indonesia yang telah dipetakan.

”Dan kita tidak bisa kerja sendiri. Harusnya yang diselesaikan itu di hulunya, bukan di muaranya. Kami, polisi, itu hanya menangani di muaranya. Kami harap seluruh masyarakat membantu kita,” pintanya.

Seperti diberitakan, kasus rusuh berbau SARA ini dipicu kecelakan tunggal yang menimpa anggota polisi bernama Brigadir Eka Gede Suwarjana bersama pacarnya, Arniati.

Brigadir Eka merupakan warga keturunan Bali yang berdinas di Polres Sumbawa sedangkan Arniati, warga Desa Berang Rea, Kecamatan Moyo Hulu, Sumbawa, sehari-hari bekerja sebagai PNS di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sumbawa.

Naas, pada Sabtu, 19 Januari lalu, pasangan kekasih yang tengah berboncengan sepeda motor itu terjatuh hingga menyebabkan Arniati meninggal. Namun, keterangan polisi itu dibantah pihak keluarga korban.

Mereka menduga korban tewas bukan karena kecelakaan melainkan menjadi korban penganiayaan Brigadir Eka. Rusuh pun pecah. Kemarahan warga berbuntut pada perusakan rumah ibadah milik warga Bali di Sumbawa, kantor, dan ruko.

Kamis, 24 Januari 2013

Tokoh Bali Minta Polri Tindak Tegas Perusuh Sumbawa

Jumat, 25 Januari 2013, 07:14 WIB
Tokoh Bali Minta Polri Tindak Tegas Perusuh Sumbawa
Kerusuhan di Sumbawa,Selasa (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Forum Solidaritas Setia Nusantara (FSSN), meminta aparat kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar bertindak tegas terhadap pelaku kerusuhan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Karena itu kata Koordinator FSSN, Dr I Gede Sadguna SE, MBA, pihaknya akan terus menyuarakan, agar adanya tindakan tegas terhadap pelaku tragedi kemanusiaan di Sumbawa.

"Kami prihatin dengan masalah kekerasan yang terus terjadi," kata Sadguna dalam undangan yang disebar kepada wartawan.

Kerusuhan di Sumbawa yang terjadi awal pekan ini, menyulut adanya kekerasan yang dapat mengarah pada kerusuhan suku, ras, agama dan antargolongan. Kerusuhan yang melibatkan ribuan massa itu, telah merusak dan membakar sejumlah bangunan, dan kendaraan bermotor.

Kerusuhan berawal dari musibah kecelakaan lalu lintas yang dialami seorang polisi beragama Hindu yang membonceng pacarnya yang beragama Islam, yang mana sang pacar meninggal dunia.

Diduga diprovokasi, musibah kecelakaan itu dikatakan sebagai peristiwa pembunuhan dan akhirnya berikembang menjadi kerusuhan bernuansa SARA.

Terkait kerusuhan itu, sejumlah tokoh umat Hindu di Bali akan memberikan pernyataan sikap atas kekerasan itu. Akan ikut serta dalam pertemuan yang akan dihadiri sejumlah pejabat, seperti Danrem 163/WSA, Kapolda Bali, jajaran pimpinan DPRD Bali dan sejumlah tokoh masyarakat.

Dalam pertemuan yang akan dilanjutkan dengan pembacaan sikap itu, akan diberikan pencerahan oleh tokoh spiritual Hindu, Ida Pedanda Gde Ketut Sebali Tianyar Arimbawa yang juga salah seorang pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat.

Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Ahmad Baraas

Kapolda NTB Pastikan Sumbawa Sudah Aman

Headline

INILAH.COM, Jakarta - Kepala Polisi Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen M Iriawan memastikan kondisi Sumbawa kondusif pasca bentrok pada Selasa (22/1/2014).

Ia mengatakan bahwa situasi di Sumbawa Besar sudah pulih kembali aman dan kondusif."aktifitas kegiatan masyarakat normal kembali," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (24/1/201).

Namun ,lanjut dia untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan, sebanyak 1134 personil kepolisian dan TNI dikerahkan untuk pengamanan di daerah tersebut.

"1134 personel kepolisian dan 532 personel TNI bersiaga di sejumlah titik rawan untuk mencegah terjadinya kerusuhan susulan," jelasnya.

Sebelumnya, kerusuhan sempat terjadi di pusat kota Sumbawa. Pemicunya diduga kuat karena meninggalnya seorang mahasiswi saat berboncengan dengan pacarnya yang juga polisi. Namun, pihak keluarga mengaku menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. [gus]

27 Orang Resmi Jadi Tersangka Kerusuhan Sumbawa

Ilustrasi kerusuhan.
Ilustrasi kerusuhan. (sumber: Antara)
Insiden bermula ketika sekitar 200 orang mengamuk dan merusak di Sumbawa pada Selasa (22/1).

Jakarta -
Sebanyak 27 dari 90 orang yang ditangkap buntut kerusuhab Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjadi pada Selasa (22/1) resmi dijadikan tersangka.

Mereka pun dikenakan penahanan karena dijerat sejumlah pasal.

"Selebihnya (dilepas) karena belum cukup unsur pidana. Mereka yang dilepas itu sementara jadi saksi," kata Karo Penmas Polri Brigjen Boy Rafli Amar saat dihubungi Kamis (24/1).

Boy belum memiliki data detil identitas ke 27 orang tersebut. Hanya saja mereka dikenakan pasal 170 junto 406 KUHP.

Sebelumnya Mabes Polri menyatakan, ada 90 orang ditangkap buntut kerusuhan di Sumbawa setelah sebelumnya diperiksa intensif. Mereka diduga kuat sebagai pelaku anarkis.

Insiden bermula ketika sekitar 200 orang mengamuk dan merusak di Sumbawa pada Selasa (22/1). Mereka merusak 12 unit rumah, 2 unit toko, sebuah hotel, dan pasar tradisional.

Motif peristiwa ini adalah kesalahanpahaman terkait korban akibat kecelakaan lalu lintas. Tetapi, entah bagaimana, kecelakaan ini disusul isu jika korban tewas karena dianiyaya.

Akibatnya, pihak keluarga korban bereaksi keras. Mereka menggerakkan sejumlah orang untuk bersikap anarkis. Tak ada koban jiwa dalam peristiwa ini.

90 Orang Ditangkap, Sumbawa Kondusif

BANGKAPOS.COM, JAKARTA WITA, Rabu (23/1/2013),
kondisi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai kondusif.

"Kegiatan masyarakat berjalan seperti biasa," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo di kompleks Istana Presiden Jakarta, Rabu (23/1/2013).

Kapolri mengatakan ada 90 orang ditangkap dan kerusuhan itu dan tengah dalam pemeriksaan aparat kepolisian. "Kita melakukan langkah-langkah penegakan hukum," ujar Kapolri.

Motif kerusuhan yang terjadi kemarin, menurut Kapolri, adalah pemicu yang disebarkan kepada masyarakat seolah-olah ada pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh salah satu anggota Polri kepada pacarnya.
"Kebetulan ini kan kecelakaan tunggal yang menyebabkan korban meninggal dunia dan polisinya sekarang luka berat di rumah sakit.
Itu kejadian sebenarnya," kata Kapolri.

Dia meminta  masyarakat khsusnya di wilayah
Sumbawa Besar jangan terpancing
dengan isu-isu yang tidak jelas seperti itu.

Editor : fitriadi
Sumber : Tribunnews

Pria bernama Slank diduga jadi provokator kerusuhan Sumbawa

Pria bernama Slank diduga jadi provokator kerusuhan Sumbawa
Polda Nusa Tenggara Barat mengklarifikasi pemicu kerusuhan di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa. Kerusuhan tersebut terjadi karena kasus kecelakaan, bukan pembunuhan.

"Jadi, kasus yang sebenarnya itu kecelakaan lalu lintas, bukan pembunuhan atau apa pun yang diisukan. Ini fakta yang sebenarnya," kata Kabid Humas Polda NTB AKBP Sukarman Husein seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/1).

Surkarman mengatakan, kejadian sebenarnya adalah kecelakaan lalu lintas pada Sabtu 19 Januari 2013 sekitar pukul 23.00 Wita di jalan raya jurusan Sumbawa-Kanar kilometer 15-16 di dekat tambak udang Dusun Empang, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa. Kronologi kejadiannya yakni sepeda motor Yamaha Mio DK 5861 WY melaju dari arah Kanar menuju arah Sumbawa, dan ketika tiba di dekat tambak udang itu, kendaraan selip, dan terjatuh ke kanan jalan.

Akibat kecelakaan tersebut, pengendara sepeda motor yakni anggota Polri Brigader I Gede Eka Swarjana (21) yang membonceng Arniati (30) jatuh. Arniati kemudian tewas dalam kecelakaan tersebut.

"Penyidik sudah memeriksa saksi-saksi, antara lain I Wayan Merta Astika dan Arahman terkait kecelakaan lalu lintas itu," ujarnya.

Dengan demikian, kata Sukarman, kematian wanita tersebut akibat kecelakaan lalu lintas, dan kebetulan pengendara sepeda motor yang anggota Polri itu beragama Hindu, dan wanita yang diboncengnya merupakan pacarnya beragama Islam. Namun, beredar beragam isu yang memicu amarah sanak keluarga korban kecelakaan lalu lintas tersebut, dan warga lainnya di Kabupaten Sumbawa, sehingga dilakukan unjuk rasa berujung tindakan anarkis.

Menurut catatan kepolisian, selain melempar Pura dan membakar kendaraan, juga merusak harta milik warga lainnya yang beragama Hindu.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Bupati Sumbawa, dan Brimob dari Sumbawa Barat dan Dompu untuk mengamankan situasi agar kembali kondusif," ujarnya.

Saat kerusuhan, sekitar 500 orang warga melakukan penyerangan secara spontan terhadap permukiman tertentu di Sumbawa Besar, ibu kota Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB, yang dipicu oleh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Pada Selasa, sekitar pukul 13.30 Wita, massa melakukan aksi penyerangan sejumlah tempat ibadah agama tertentu dirusakkan massa yang termakan isu.

Rumah dan toko pun di beberapa lokasi menjadi sasaran amukan warga, hingga beberapa rumah yang dihuni komunitas tertentu dibakar massa, dan sejumlah kendaraan juga dirusakkan massa yang terbakar emosi. Aksi penyerangan itu, bermula dari unjuk rasa yang dilakukan sekitar 200 orang di jalan Yos Sudarso, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 13.00 Wita.

Pengunjuk rasa didominasi oleh sanak keluarga dari Arniati, wanita yang dinyatakan tewas pada malam Minggu lalu, yang dilaporkan akibat kecelakaan lalu lintas, namun sanak keluarganya meragukan penyebab kematiannya, karena di tubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Sebelum dinyatakan tewas, Arniati bersama pacarnya anggota polisi Brigadir I Gede Eka Swarjana, keluar bermalam Minggu, menggunakan sepeda motor dengan cara berboncengan. Sanak keluarga Arniati mencurigai wanita muda itu dibunuh, bukan kecelakaan lalu lintas, dan kecurigaan itu berkembang menjadi amarah ketika semakin banyak isu yang beredar, antara lain isu menyebutkan hasil visum ditemukan tanda-tanda kekerasan dikait-kaitkan dengan kekerasan pada alat kelamin.

Sanak keluarga korban yang mendapat simpati dari warga lainnya, semakin marah ketika mendapat laporan dari pihak kepolisian kematian Arniati murni kecelakaan lalu lintas. Karena itu, pada Selasa (22/1) sanak keluarga korban dan warga lainnya jumlahnya lebih dari 200 orang menggelar unjuk rasa, sekaligus sebagai aksi protes terhadap pernyataan polisi yang menyatakan penyebab kematian tersebut murni kecelakaan lalu lintas.

Unjuk rasa itu berkembang menjadi aksi anarkis, sehingga hendak menyasar tempat ibadah tertentu, namun dihalau oleh aparat kepolisian yang dibantu satuan TNI. Sempat terjadi ketegangan hingga massa pengunjuk rasa nyaris bentrok dengan aparat keamanan, ketika polisi hendak menangkap seorang pengunjuk rasa yang dikenal dengan nama Slank yang diduga sebagai provokator aksi anarkis.

Massa sempat melempari batu dan benda keras lainnya ke arah tempat ibadah tersebut, hingga massa aksi jumlahnya terus bertambah hingga mencapai lebih dari 500 orang, melakukan pengerusakan dua tempat ibadah, serta merobohkan pintu gerbang. Massa kemudian bergerak ke lokasi lain, dan sekitar pukul 16.00 Wita, massa melakukan perusakan terhadap toko UD Dinasty milik Wayan Rantak, hingga mencuat aksi penjarahan barang dagangan.

Namun kondisi saat ini sudah kondusif. Warga masyarakat sudah kembali beraktivitas.
[has]

Bentrok di Sumbawa karena pejabat sibuk urusi kampanye

Bentrok di Sumbawa karena pejabat sibuk urusi kampanye
Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat mengatakan, konflik horizontal di Sumbawa, bukan bentuk lemahnya kontrol polisi. Namun, karena minimnya pembinaan pemerintah daerah setempat.

"Pemda sibuk mengurus mengembalikan dana kampanye jadi bupati, wali kota atau gubernur. Bukan untuk kesejahteraan rakyat," kata Martin di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (23/1).

Menurut Martin, tugas polisi hanya bertindak ketika suatu peristiwa telah terjadi. Sehingga pada kasus Sumbawa, polisi bukan pihak yang patut disalahkan sepenuhnya.

Justru, lanjut Martin, kalau berbicara pencegahan, peran intelijen negara malah dipertanyakan mengapa sampai kecolongan. Sehingga belasan rumah menjadi sasaran kemarahan.

"Jangan salahkan intelijen polisi, karena intelijen polisi bersifat kriminal, seperti perampokan," kata Martin.

Selain belasan rumah dirusak dan dibakar, sebanyak 90 orang telah ditangkap. Mereka ditangkap karena melakukan penjarahan di berbagai tempat, dalam kerusuhan tersebut.
[lia]

Rabu, 23 Januari 2013

Tommy A Firman Minta Kapolda NTB Secepatnya Ungkap Pelaku Pembunuh Mahasiswa


Jakarta, Sumbawanews.com – Anggota DPR RI dari Fraksi PPP Dapil NTB Tommy A Firman mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya mahasiswa Sumbawa tersebut, selain itu Tommy A Firman juga meminta kepada Kapolda NTB agar secepatnya mengungkap pelaku pembuhuan mahasiswa tersebut.
“Saya mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Mahasiswa asal Sumbawa tersebut, selain itu saya juga meminta kepada Kapolda NTB agar secepatnya mengungkap siapa pelaku pembunuhan Mahasiswa tersebut.”Ucap Tommy kepada Sumbawanews di jakarta, Selasa (22/1/2013).
Bahkan Tommy juga, sangat menyesalkan pihak kepolisian yang tidak tanggap terhadap tuntutan warga sehingga menimbulkan anarkis warga.
“Saya juga sangat menyesalkan lambannya pihak kepolisian dalam rangka mengantisipasi tuntutan warga, sehingga unjuk rasa tersebut berakhir kepada pengrusakan dan pembakaran disana sini, untuk itu sekali lagi saya tekankan kepada Kapolda NTB agar secepatnya meredam aksi massa tersebut agar tidak merugikan orang banyak.” Tuturnya.
 Lanjut Tommy, selain itu saya juga berharap kepada semua elemen masyarakat, baik itu tokoh masyarakat, alim ulama dan tokoh pemuda agar turut serta memberikan pencerahan kepada warga agar tidak melakukan anarkisme serta penjarahan, mari kita serahkan kepada kepolisian untuk mengungkap pelaku pembunuhan tersebut.”jelasnya.
Dari data yang saya terima saat ini warga sampai jam ini telah melakukan penjarahan dan bahkan hotel Tambora telah bakar warga d, bahkan beberapa toko, mobil box dan sepeda motor telah dibakar warga, bukan hanya itu, warga juga sudah mulai semakin beringas sehingga kota Sumbawa saat ini telah mencekam, untuk itu saya berharap kepada Kapolda dalam hal menangani kasus ini harus transparan dan terbuka, jika benar apa yang diucapkan wagra tersebut, inisial ES oknum polisi itu pelakunya, maka Kapolda secepatnya menangkap oknum tersebut.” Tutur Tommy.(Erwin Siregar) 

Fahri Sesalkan Kerusuhan 221 Sumbawa

Jakarta, Sumbawanews.com.- Kerusuhan yang berujung penjarahan massal, Selasa (22/01) kemarin di Sumbawa Besar disesalkan oleh anggota DPR RI Dapil NTB Fahri Hamzah.
"Ini kebuntuan yang sebetulnya tidak bisa ditolerir sama sekali. Sebab kalau salah paham, bagaimana kita membiarkan salah paham menjalar menjadi bara api di sudut-sudut sumbawa," tanya mencermati isue awal terjadinya aksi kerusuhan tersebut.
Ditegaskannya ini kegagalan kita semua, pertama kegagalan pemimpin menjadi tauladan sehingga tak ada lagi yg di dengar. Kedua kegagalan masyarakat karena membiarkan diri terjebak sak wasangka dan kebencian. Ketiga, kegagalan negara (pemkab, pemprov dan kepolisian) karena absen dalam momen penting.
"Sebagai putra daerah saya menangisi kejadian ini berulang karena efek traumanya lama sekali akan berimbas pada saling tidak percaya di semua bidang termasuk ekonomi," jelas Fahri, Rabu (23/01) pagi kepada Sumbawanews.com.
Sebelumnya, upaya tokoh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa untuk meredam aksi massa telah dilakukan. Sultan Sumbawa Muhammad Kaharuddin, Bupati Sumbawa Jamaluddin Malik, ketua DPRD Sumbawa Farhan Balqiah dan Dandim 1607, Selasa (22/01) sekitar pukul 15.45 wita sempat menenangkan massa yang sedang menjarah toko Dinasti. Kedatangan Sultan dan pejabat Sumbawa ini membuat keadaan menjadi terkendali. Namun tidak beberapa lama setelah Sultan dan pejabat meninggalkan lokasi, penjarahan yang diikuti pembakaran dilakukan kembali oleh ribuan massa.
Bahkan sekitar pukul 17.33 wita, Kapolda NTB mendarat menggunakan Helikopter di Kantor Bupati Sumbawa dan langsung mengadakan rapat koordinasi di Kantor Bupati Sumbawa. Selain dihadiri oleh jajaran Muspida Sumbawa, rapat tersebut juga dihadiri oleh Sultan Sumbawa.(sn01)

I Wayan Gunastra Imbau Masyarakat Sumbawa Tidak Terprovokasi


Sumbawanews.com. – I Wayan Gunastra anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Dapil NTB  mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumbawa agar tidak mudah terprovokasi untuk bertindak anarkis dalam menanggapi semua isu isu yang beredar dikalangan masyarakat.
"Saya himbau dan harapkan seluruh masyarakat Sumbawa tidak mudah terprovokasi dan tetap pada kepribadian serta karakternya yang sabar, lemah lembut, dan rendah hati sehingga dapat menangkal setiap provokasi yang ada," kata I Wayan Gunastra usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan  Kementerian di Gedung Nusantara I DPR RI, Rabu (23/1/2013).
I Wayan Gunastra mengatakan, kalau dalam hal permasalahan ini akibat kelalaian seorang oknum Polisi saya minta Kapolda NTB secepatnya menindak pelaku, dan saya berharap kepada masyarakat agar menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini kepada aparat penegak hukum.
Lanjut Wayan, Dengan dikeluarkannya pernyataan Kapolda NTB tersebut yang berjanji akan mengusut tuntas kasus kematian Mahasiswa tersebut, saya harap masyarakat kembali kerumah masing dan silahkan kembali melakukan aktivitas seperti biasa seraya menunggu hasil investigasi yang dilakukan Kapolda NTB.
“Dengan kerukunan dan kebersamaan serta kedamaian di Sumbawa yang selama ini terjalin saya yakin Sumbawa akan mampu berkembang pesat. Untuk itu sekali lagi saya imbau kepada semua warga agar jangan mudah terpancing dengan isu isu yang membuat kekacauan.” Ucapnya. (Erwin Siregar)

Gubernur NTB Kunjungi Pengungsi dan Pelaku Penjarahan

Gubernur NTB dan Wagub NTB kunjungi 90 tersangka penjarahanSumbawa, PSnews – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi  bersama Wakil Gubernur NTB, Badrul Munir mengunjungi para pengungsi di Mapolres Sumbawa dan Makodim 1607 Sumbawa beberapa menit setibanya di Sumbawa Besar, Rabu Siang (23/1). Di Mapolres Sumbawa, Gubernur menemui para tersangka kasus penjarahan yang berjumlah 94 orang di ruang Reskrim. Kepada para tersangka Gubernur mengingatkan, bahwa perbuatan penjarahan itu sangat melukai perasaan orang lain.
“Saya yakin orang tua kalian juga tidak suka dengan perbuatan yang kalian lakukan. Karena sudah terlanjur, maka  kalian harus menanggung konsekuensi dari perbuatan melanggar hukum tersebut,” tandas Gubernur yang juga didampingi Kapolda NTB, Bupati Sumbawa, Jamaluddin Malik, Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa, Farhan Bulkiyah  dan Dandim 1607 Sumbawa.
Ia berharap kepada para tersangka agar tidak mengulangi perbuatan ini, tentunya setelah menjalani proses hukum.
Gubernur NTB kunjungi pengungsi
Setelah itu Gubernur mengunjungi para pengungsi di ruang Rupatama Mapolres Sumbawa. Ada sekitar  52 orang yang diungsikan di ruangan ini. Kepada para pengungsi, Gubernur berpesan agar tetap bersabar  menerima kenyataan ini. (PSa)

Bupati Ungkapkan Kekesalannya pada Tersangka Penjarahan

Gubernur kunjungi tersangka penjarahan 
Sumbawa, PSnews – Ada kondisi menarik saat Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dan Wakil Gubernur NTB Badrul Munir mengunjungi para tersangka penjarahan pada tragedi 221 Sumbawa. Bupati Sumbawa, Jamaluddin Malik menyampaikan kekesalannya pada para tersangka penjarahan saat Gubernur menanyai asal usul mereka. “Bukan orang Sumbawa itu pak Gubernur. Tidak ada sifat orang Sumbawa seperti ini,” ungkap Bupati dengan nada geram.
Ingin membuktikan pernyataannya, Bupati mencoba menanyakan seorang pelaku yang masih di bawah umur. “Dari mana asalmu nak,” tanya bupati.
Anak di bawah umur tersebut mengaku dari Kecamatan  Lape Kabupaten Sumbawa. Tidak puas dengan jawaban anak itu, Bupati kembali menanyakan nama orang tuanya, seraya memberitahukan bahwa dirinya juga pernah menjabat sebagai camat di Lape.
Demikian pula halnya dengan tersangka lainnya yang bernama Roy. Saat ditanyakan oleh Bupati dan Gubernur, Roy mengaku  berasal dari Sulawesi Tengah. Dia tinggal sudah dua tahun di Bage Tango Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa.
“Saya hanya singgah di Sumbawa Besar, dalam perjalanan dari Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat menuju Bage Tango,” akunya.
Bupati kembali menegaskan kepada paara tersangka, bahwa Tau Samawa (warga Sumbawa) tidak memiliki tradisi menjarah seperti yang kalian lakukan. “Perbuatan kalian telah mencoreng nama baik tau Samawa di mata warga daerah lain,” ujar Bupati. (PSa)

Hindari Kebakaran, Pasien RSUD Dievakusi

Hiruk pikuk di RSUD SumbawaSumbawa, PSnews – Guna menghindari api yang menjilat super Market Dinasty, sejumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa dievakuasi  ke tempat yang aman. Beruntung angin bertiup ke arah Utara sehingga api tidak mengarah ke RSUD yang letaknya di sebelah Barat super market Dinasty.
Meski demikian situasi di dalam RSUD tamapk hiruk pikuk dengan proses evakuasi oleh keluarga pasien. Super Market Dinasty dilihat dari dalam RSUD SumbawaBahkan pasien hamil 9 bulan yang berharap bisa segera dilayani pihak rumah sakit, kebingungan dengan situasi hiruk pikuk tersebut.
Demikian pula sejumlah peralatan medis yang dianggap penting ikut diamankan oleh petugas medis. Kondisi tenang mulai tampak ketika api yang melahap Super Market milik etnis tertentu tersebut berhasil  dipadamkan. Pasien pun dikembalikan ke ruang perawatan RSUD Sumbawa. (PSa)

Supermarket Dinasti Ludes Dilalap Api

Super Market DinastySumbawa, PSnews – Super market Dinasty yang berada di pusat kota ludes dilalap api. Api nyaris merembet ke pemukiman penduduk yang berada di belakang pusat perbelanjaan milik pengusaha etnis tertentu itu. Kejadian ini merupakan buntut dari aksi massa yang tersulut oleh khabar bahwa tewasnya gadis asal Sumbawa berinisial ARM disebabkan oleh ulah pacarnya, oknum polisi dari etnis tertentu. 
Penyerbuan berawal dari komplek Suka Duka, lalu merembet ke rumah-rumah penduduk etnis tertentu  di jaan baru Sumbawa Besar. Pada siang hari, ribuan massa  melanjutkan serbuannya ke pertokoan dan rumah penduduk di daerah sekitar Kantor Bupati Sumbawa.
Saat itu Hotel Tambora luput dari serbuan, sebab pintu gerbang hotel dijaga ketat oleh aparat polisi, TNI dan sat Pol PP. Namun pada siang harinya, meski aparat keamanan ada di lokasi, namun amuk massa  tidak bisa dihindari. Sambil berteriak, mereka menyerbu super market terbesar di Sumbawa Besar itu sambil menjarah sejumlah barang-barang dari dalamnya. (PSa)

Tragedi 221, Kado Pahit HUT Sumbawa ke 54

Ribuan Massa Serbu Peertokoan dan rumah milik etsni tertentuSumbawa, PSnews – Hari Ulang Tahun Kabupaten Sumbawa ke 54 yang jatuh pada tanggal 22 Januari 2013 diwarnai tragedi kerusuhan. Ribuan orang dari segala penjuru menyerbu sejumlah pertokoan dan rumah tinggal milik etnis tertentu di kota Sumbawa Besar . Tragedi 22 bulan 1 tahun 2013 ini merupakan rentetan dari kasus tewasnya gadis asal Sumbawa Armiati yang diduga akibat tindakan penganiayaan oleh pacarnya yang merupakan oknum polisi dari etnis tertentu. 
Kasus tersebut hingga saat ini masih dalam proses pemeriksaan pihak penyidik Polres Sumbawa.  Keterangan Kapolres Sumbawa, AKBP, Yayan Hartadi SIK di media massa yang menyatakan bahwa tewasnya Armiati akibat kecelakaan lalu lintas di sekitar pantai Empan Kecamatan Labuhan Badas pada Sabtu malam (19/1) sekitar pukul 23.00 WITA, tidak dipercaya begitu saja oleh masyarakat maupun keluarga korban. Kecelakaan itu berakibat tewasnya Armiati dengan mengalami lebam di beberapa bagian tubuhnya. Sedangkan pacarnya yang berinisial IGE dirujuk ke rumah sakit Mataram, karena mengalami patah tulang belikat dan geger otak.
Informasi yang diserap di rumah sakit umum daerah, pihak keluarga menduga korban Armiati telah dianiaya oleh pacarnya. Dugaan itu berawal dari beberapa kejanggalan pada jazad korban di antaranya  mengalami lebam di bagian leher, bahu dan wajahnya. Demikian juga saat kejadian IGE dikhabarkan dalam kondisi menenggak minuman keras. Dan satu hal lagi informasi ‘simpang siur’ yang menyulut amuk massa, yakni beredarnya khabar bahwa celana dalam korban dalam kondisi robek. Isu ini sering disebut-sebut oleh beberapa orang saat melampiaskan kemarahanannya pada sejumlah pertokoan dan rumah etnis tertentu.
Benarkah demikian ? Semuanya masih dalam proses pemeriksaan. Bupati Sumbawa telah menyanggupi untuk memfasiltasi kedatangan ahli forensik yang didanai oleh Pemda Sumbawa. (PSa)

Lima Poin Keputusan Rapat di Wisma Daerah Sumbawa terkait Tragedi 221

Rapat di wisma daerah membahas tragedi 221 sumbawaSumbawa, PSnews –  Setidaknya ada 5 poin penting yang menjadi keputusan rapat para tokoh di wisma Daerah Sumbawa Besar soal tragedi 22 Januari 2013. Rapat yang dipimpin Gubernur NTB TGH Zainul Majdi ini, dihadiri oleh Wakil Gubernur NTB, Kapolda NTB, Kasdam NTB, Bupati Sumbawa, segenap Muspida, para pejabat Pemkab Sumbawa, para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Sumbawa.
Kelima  keputusan itu, meliputi :
1). Seluruh pihak, baik tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI / Polri sepakat untuk berikhtiar secara bersama-sama sesuai tugas, fungsi maupun wewenangannya, untuk menciptakan situasi yang kondusif di Kabupaten Sumbawa. “Tolong sosialisasikan kepada masyarakat, baik di masjid, gereja maupun semua pertemuan-pertemuan untuk menumbuhkan semangat persaudaraan.
2). Seluruh pihak termasuk Pemda Sumbawa menyerukan kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan oknum yang tidak bertanggungjawab. “Kebenarannya saja masih belum diketahui, karenanya kita jangan terpancing dengan provokasi melalui SMS mapun broadcast-broadcast yang dikirim melalui BBM,” kata Gubernur.
Tokoh masyarakat dan Tokoh Agama3). Seluruh pihak memformasikan tata nilai masyarakat  yang ada di Sumbawa. “Ini sesuatu yang sangat penting, karena itu harus dibahasakan dalam bentuk formulasi. Seperti harapan yang disampaikan beberapa tokoh masyarakat Sumbawa, bahwa Tau Samawa sangat egaliter atau menerima pendatang dengan tangan terbuka. Namun di balik itu, para pendatang juga harus menghormati tata nilai Tau Samawa itu sendiri,” jelasnya.
4). Akan dilakukan otopsi terhadap jazad Arniati sesuai permintaan keluarga. Otopsi akan dilakukan oleh tim dari kalangan independen, supaya  diketahui penyebab tewasnya Arniati.
5). Cafe Batu Gong di Kecamatan Labuhan Badas harus ditutup. “Itu keputusan kita hari ini dan pelaksanaannya nanti dikordinasikan,” tegas Gubernur disambut tepuk tangan para hadirin. (PSa)

Tragedi 221 Sumbawa, TNI – Polri Turunkan 1469 Personil

Gelar PasukanSumbawa, PSnews – Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen M. Iriawan, mengatakan, sedikitnya 1469 personil TNI – Polri yang diturunkan dalam menangani tragedi kerusuhan massa yang terjadi pada 22 januari 2013. “Menyikapi kondisi itu, pihak kepolisian menggelar pasukan. Dari Polda NTB didatangkan 825 personil, BKO Brimob dari Polda Jawa Timur sejumlah 142 orang. Kemudian dari TNI NTB BKO kepada kami sejumlah 502 personil angkatan darat,” papar Kapolda pada jumpa pers yang digelar di Mapolres Sumbawa, Selasa (23/1).
Dari jumlah personil ini, pihaknya mengambil langkah pada Selasa malam (22/1)telah menangkap 90 orang yang melakukan penjarahan disertai barang bukti. Kemudian langkah preventif dilakukan dengan mendatangi rumah korban di Brang Rea Kecamatan Moyo Hulu.
Kepada keluarga korban, pihaknya mempersilahkan bila ada keinginan untuk mendatangkan ahli forensik. Demikian pula bila pihaknya bersedia memfasiltasi bila pihak keluarga korban berkeinginan untuk menyaksikan kondisi tersangka yang dirujuk di rumah sakit Mataram. “Kami siap memfasiltasi dua orang dari pihak keluarga korban untuk menyaksikan tersangka Gede yang sedang dirawat di Mataram,” ujar Kapolda. (PSa)

Kapolda NTB : Isu Arniati Dibunuh Jadi Penyebab Tragedi 221

Kapolda NTB tunjukkan kondisi tersangka Gede Eka SSumbawa, PSnews – Kapolda NTB, Brigjen M Iriawan mengungkapkan, beredarnya isu Arniati dibunuh oleh Brigadir Gede Eka Suarjaya merupakan penyebab terjadinya tragedi 221 Sumbawa. “Isu inilah yang memprovokasi masyarakat Sumbawa sehingga terjadi aksi pembakaran beberapa toko, swalayan dan rumah milik warga milik etnis tertentu tersebut,” sebut Kapolda pada jumpa pers yang digelar di Mapolres Sumbawa, Rabu (23/1).
Ia memaparkan kronologis kejadian berdasarkan hasil pemeriksaan polisi, saat kejadian, Brigadir Gede Eka Suarjaya, anggota Polsek Buer berboncengan dengan Arniati (30) mahasiswi UNSA.  Gede mengalami sejumlah luka berat dan ringan di tubuhnya. Sedangkan Arniati jatuh terpental dari kendaraan, lalu meninggal dunia di RSUD Sumbawa. Kemudian isu berkembang bahwa Arniati yang beragama Islam, tewas karena dibunuh oleh oknum polisi beragama non muslim.
Terhadap tersangka Gede Eka Suarjaya akan dikenakan pasal 359 tentang kelalaian mengemudi sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia. Ancaman hukumannya 5 tahun penjara. Tersangka mengalami luka lecet kerana terkena aspal di lokasi kejadian di sekitar Empan Labuhan Badas pada Sabtu malam (19/1). Kemudian atas saran dokter di Sumbawa, tersangka Gede dirujuk ke Mataram untuk proses scanning.
Sementara soal tersangka yang disebut-sebut telah mengonsumsi minuman keras sebelum kecelakaan, pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut.
Pada kesempatan yang sama, Kapolda juga menyampaikan, bahwa pihaknya membawa serta ahli forensik dari RSU Mataram, yakni dr. Arfi.
Menurut  dr. Arfi, berdasarkan pemeriksaan, luka-luka yang dialami tersangka berada di bagian kanan tubuhnya. Demikian pula Arniati juga didominasi luka di baigan kanan tubuhnya. Hanya saja mekanisme kejadiannya berbeda antara tersangka Gede dengan Arniati.
Dari hasil visum, luka yang dialami Arniati ada 3 jenis, masing-masing, memar,lecet tekan dan luka lecet gerus. “Sama-sama jatuh ke arah kanan, tapi dari cara terbentuknya sangat berbeda dengan tersangka Gede.  Arniati jatuh kemudian bergeser,” jelasnya.
Arniati mengalami luka memar di kelopak mata, dada dan tangan kanan. Dia juga mengalami luka lecet di lengan, dada, perut dan paha kanan dan patah tulang pinggul kanan. Kalau itu terjadi, menurut  dr. Arfi, maka bisa menimbulkan pendarahan pada alat kelamin korban. (PSa)