Rabu, 13 Februari 2013

Pilkada NTB, PNS Tak Netral Harus Ditindak Tegas

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Komisi I DPRD Sumbawa mengingatkan agar Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang teribat politik praktis dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) NTB,
harus benar-benar ditindak tegas.
“PNS harus menjalankan instruksi BKPP untuk tidak terlibat dalam politik praktis. Kalau ternyata ditemukan tidak netral harus diberikan sanksi tegas,” kata Ketua Komisi I DPRD Sumbawa, Syamsul Fikri,S Ag,MSi, kemarin.
Dalam setiap momentum politik, sebut Fikri, baik Pilpres maupun Pilkada (Kabupaten/propinsi) Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) selalu mengeluarkan instruksi yang meminta PNS netral. Namun instruksi itu hanya menjadi himbauan kosong yang tidak ditindaklanjuti dengan pengawasan dan tindakan.
Ia mencontohkan saat Pilbub Sumbawa, banyak PNS terlibat politik praktis secara mencolok, bahkan menjadi saksi pada sengketa Pilkada di MK namun tidak diberikan sanksi apapun. Hal ini mengindikasikan bahwa instruksi netralitas PNS oleh instansi berwenang hanya untuk menggugurkan kewajiban dan tidak semata-mata dengan niat membersihkan PNS dari campur tangan politik praktis.
Ia mengatakan, sebagai warga Negara PNS memiliki hak politik dan berhak menyuarakan pilihan politiknya secara arif pada lingkup yang terbatas yakni keluarganya. Namun jika terlibat aktif untuk menjadi Tim Sukses salah satu pasangan calon maka hal ini tidak dibenarkan ketentuan perundang-undangan.
Menanggapi adanya indikasi PNS akan diarahkan pada salah satu pasangan cagub/cawagub tertentu, politisi Partai Demokrtat Sumbawa ini meminta PNS bersikap obyektif dan cerdas menentukan pilihan soal siapa yang pantas menjadi pemimpin. Ia bahkan meminta Bupati Sumbawa juga bersikap netral.
“Bupati itu adalah milik masyarakat Sumbawa, bukan milik suatu golongan tertentu. Jangan hanya PNS yang diminta netral, tetapi Bupati pun selaku milik Tau Samawa secara keseluruhan tidak menjustifikasi salah satu pasangan cagub/cawagub ,” ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Sumbawa ini.
“Oleh karena itu, kami minta PNS jangan mengikuti ‘instruksi’ secara taklidul ammah yaitu mengikuti secara membabi buta, ini berbahaya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I Burhanuddin Jafar Salam, SH mengatakan, keterlibatan PNS dalam politik praktis menghancurkan tatanan birokrasi.
Menurut politisi PAN yang biasa dipanggil BJS ini, out put yang bisa dilihat dari rusaknya sistem birokrasi akibat keterlibatan PNS dalam politik praktis adalah pengisian jabatan struktural birokrasi oleh mereka yang memiliki kedekatan politik, misalnya Timses.
“Padahal di Sumbawa banyak pejabat yang white list (reputasinya baik). Kalau di KSB jabatan funsional loncat ke struktural bisa dimaklumi karena aparaturnya masih kurang,” kata BJS menyindir hasil mutasi dan reposisi jabatan struktural baru-baru ini.
BJS menambahkan, PNS yang terlibat secara aktif dalam kegiatan politik praktis tidak memahami perannya sebagai aparatur. Politik praktis, lanjutnya, merupakan ranah politisi, sedangkan ranah PNS adalah pelayanan publik.
Karena itu, Komisi I berharap BKPP maupun Inspektorat Daerah tidak saja mengeluarkan instruksi netralitas PNS tetapi harus diikuti dengan pengawasan dan tindakan.

FPPP : PNS Terlibat Politik Praktis Harus Siap Terima Resiko

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rusli Manawari, menyebutkan bahwa politik merupakan upaya merebut atau memperkuat kekuasaan kelompok. Karena itu, politik juga mengandung resiko bagi kelompok yang kalah.
“Khusus bagi PNS, politik ini memiliki resiko yang tinggi. Coba lihat di birokrasi kita, apa ada orang lain? Tidak mungin ada orang LA (Latif Amin,red) di pemerintahan JM. Begitu juga secara nasional tidak akan pernah ada orang-orang Megawati di pemerintahan SBY. Jadi, politik ini grup,” kata Rusli menjawab Gaung NTB soal netralitas PNS dalam Pilkada NTB, kemarin.
Menurutnya, politik akan sangat menguntungkan bagi pihak yang menang, sedangkan pihak yang kalah akan terlempar jauh. “Kalau saya jadi bupati tidak mungkin saya pasang musuh. Yang saya pasang tentu saja orang-orang dekat yang bisa dipercaya, itu logika politik,” katanya menambahkan.
Karena itu, Ia berharap PNS tidak terlalu jauh terlibat dalam kegiatan politik praktis yang mengandung banyak resiko.
Dikatakan, banyaknya PNS terlibat dalam kegiatan politik praktis lantaran tidak diberikan sanksi, padahal aturan tentang netralitas PNS sudah sangat jelas.
Ia kemudian mengingatkan PNS yang tidak netral dalam Pilkada NTB saat ini harus siap menerima resiko dan tidak menyesal ketika calon yang diusung tidak menang, sebab perbuatannya sendiri yang akan melemparkannya ke luar ‘arena’.

Komisi IV Akan Panggil PTNNT Soal PHK Karyawan PT Long Year

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa akan memanggil Manajemen PTNNT dan Manajemen PT Boart Long Year terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 12 orang karyawan. PHK ini diduga dilakukan secara sepihak oleh PT Boart Long Year.
Ketua Komisi IV DPRD Sumbawa, Sambirang Ahmadi SAg, MSi menyatakan PHK yang dilakukan oleh PT Long Year belum lama ini tidak lepas dari keberadaan PTNNT, karena PT Long Year adalah Sub Kontraktor dari PTNNT yang menangani pengeboran dalam kegiatan ekplorasi PTNNT di Blok Elang Kecamatan Ropang Sumbawa.
Terkait dengan masalah PHK tersebut, Sambirang sudah berkomunikasi dengan Disnakertran Sumbawa dan disepakati untuk menggelar pertemuan dalam waktu dekat ini.
“Kami sudah koordinasi dengan Disnaker, dan akan segera mengelar pertemuan dengan mengundang PT Long Year melalui Manajemen PTNNT karena perusahana itu Subkon PTNNT, yang mesti ada hubungan kerja antara keduanya,” kata Ketua Fraksi PKS DPRD Sumbawa ini.
Sementara itu Dedi Sobari perwakilan karyawan yang ter-PHK menuturkan sekitar bulan Januari 2012 PT Long Year melakukan PHK terhadap belasan karyawannya yang sebagian besar berasal dari tenaga kerja lokal seperti Ledang, Sumbawa, dan KSB.Tenaga kerja tersebut jelasnya, adalah tenaga operator pengeboran sudah cukup lama bekerja dan mereka sudah ahli dalam bekerja.
Menurut Dedi, alasan PHK, sesuai surat PHK dari manajemen sangat tidak realistic, kerena belasan karyawan ini dinilai tidak patuh pada atasan dan dituduh mengancam. “Tentu saja kami membantah tudingan pihak manajemen PT Long Year karena memang tidak benar dan tidak pernah dilakukan oleh karyawan yang di PHK tersebut,” kata Dedi.
Dedi justru menilai tindakan PHK yang dilakukan oleh perusahaan itu bermotif penghinaan dan pengucilan masyarakat lokal. Oleh karena itu Dedi, meminta DPRD Sumbawa melalui komisi terkait agar dapat memfasilitasi menyelesaikan masalah ini. Dedi menjelaskan, PT Long Year tidak memiliki kantor di Sumbawa sehingga kesulitan untuk dihubungi dalam menyelesaikan masalah tersebut. “Kami berharap kepada Komisi IV agar dapat menghadirkan PT Long Year guna menyelesaikan masalah ini,” harapnya.
Menurut Dedi, pihaknya sudah meminta PTNNT untuk memfasilitasi penyelesaikan masalah ini, namun pihak PTNNT tidak bersedia dengan alasan karena itu menyangkut intern perusahan PT Long year sehigga disarankan kepada karyawan yang di PHK agar menempu jalur pemerintah.

MUDA HURA-HURA ? TUA KAYA RAYA ? MATI MASUK SURGA

Oleh Dr. Minanur Rahman
Sebagai anak muda, Rudi sedang mencari-cari apa makna hidup ini. Rudi adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Dia rajin belajar dan hoby membaca buku. Sebagian besar waktunya digunakan untuk bermain dan belajar. Uniknya anak ini suka sekali melihat pemandangan dan menatap langit.
Di benaknya ada banyak tanda tanya besar terhadap alam ini. Sebesar apakah alam ini? Betapa indahnya setiap pandangan menatap alam. Gunung-gunung yang menjulang tinggi dikelilingi bukit-bukit dan lembah yang hijau. Aneka tumbuhan dengan berbagai bentuk dan ukuran yang unik. Hewan-hewan yang cantik bertebaran dengan tingkah lakunya. Lautan luas yang dihuni berbagai jenis ikan dan hewan lautnya. Langit yang berhias awan bergelombang beriring-iring menjadi arena bermain burung-burung yang bernyanyi merdu. Keindahan yang tak terhingga ini terjadi siang dan malam tanpa henti.
Kekaguman ini membuat Rudi yang masih berusia 12 tahun ini sangat rajin beribadah. Di raut mukanya terpancar harapan yang amat besar. Dia pernah bertemu seorang ulama yang mengatakan, ”Raihlah kebahagiaan di dunia, kebahagiaan di akhirat dan jauhilah siksa neraka”. Sebagai anak yang cerdas dan suka berimajinasi Rudi menterjemahkan kedalam bahasa gaulnya pesan tersebut menjadi ”Muda hura-hura, Tua kaya raya dan Mati masuk surga”.
Yang dia tahu bahagia adalah senang, bergembira, tertawa, bermain dan bercanda. Dalam kata lain adalah hura-hura, bukan berfoya-foya. Dia tidak ingin kebahagiaannya terganggu oleh rasa sedih, marah, bertengkar atau murung. Dia tidak suka hal-hal yang berlebihan, Rudi anak yang sederhana tetapi punya harapan yang luar biasa. Baginya bermain adalah cara dia belajar memahami kehidupan dan bagaimana seharusnya hidup.

Rudi seperti halnya anak-anak yang suka bermain bola, berlari kejar-kejaran dan berkhayal dengan mainan seadanya. Kaleng bekas, potongan kayu dan seutas tali bisa membawa imajinasinya menciptakan kendaraan. Karton bekas, bungkus plastik dan dedaunan menjadi bahan membangun rumah impiannya. Rudi adalah anak yang periang, penuh imajinasi dan pandai mencipta. Inilah dunia Rudi dalam berhura-hura.
Perasaan riang gembira dan penuh canda tawa adalah modal hidup optimis. Rudi mengkhayal masa depannya sudah ada di dalam kepalanya. Dia menjalani hari harinya dengan belajar dan belajar untuk mewujudkan semua impiannya setelah dewasa. Bagi Rudi, saat dewasa nanti dia ingin menjadi pemimpin yang mengajak berbuat kebaikan. Pemimpin yang menjadi teladan yang memberi contoh bukan cuma perintah. Pemimpin yang mensejahterakan rakyat bukan cuma mensejahterakan diri dan keluarganya. Inilah kaya-raya yang sesungguhnya, kaya-raya yang membawa berkah.
Rudi meyakini balasan dari semua perbuatan baik adalah sorga. Sorga bukan hanya setelah mati, kebahagian dunia adalah cerminan dari sorga. Sebaliknya balasan dari ketidak-baikan adalah siksa neraka. Neraka sudah bisa dirasakan di dunia dalam bentuk kesengsaraan. Menjauhi siksa neraka berarti tidak melakukan keburukan dan selalu menjaga diri dalam kebaikan dan kesabaran. Bila dia merasakan kesedihan atau kesusahan, Rudi istighfar dan mohon dimudahkan dalam menjalani ujian.
Demikianlah logika anak muda dalam menterjemahkan Bahagia di dunia, Bahagia di akherat dan jauh dari siksa neraka.
Mari kita telaah secara dewasa. Bahagia di dunia adalah hidup damai, tenang, senang dan penuh kasih. Tak perlu galau, sedih, frustrasi atau menyesali diri. Kebahagiaan ada di dalam diri ini, tepat di dalam hati. Bahagia adalah cerminan dari cara memandang, mengartikan dan memahami segala peristiwa. Apapun yang terjadi selalu ada sisi baiknya, pilihlah berada di sisi yang baik. Peristiwa dan perasaan yang dialami anak-anak akan membekas dan terbawa sampai dewasa. Mental pemenang akan terbentuk pada anak yang selalu yakin dan berusaha keras untuk bisa mengerjakan tugasnya. Mental pemenang akan tumbuh pada anak yang mendapat dukungan dan pujian pada setiap langkahnya. Mental pemenang berkembang karena senang bekerja sama dan membantu sesama.
Siapa sih yang tidak ingin bahagia? Bahagia adalah tujuan hidup semua orang. Bahagia di akhirat hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang banyak amal baiknya. Semua ibadah yang kita lakukan adalah untuk memuji dan mensyukuri kebesaran Allah SWT. Wujud dari ibadah tersebut adalah untuk kebaikan diri sendiri, orang lain dan alam semesta. Bagaimana bisa berbuat baik yang sebesar-besarnya bila kita merasa miskin, lemah dan serba kekurangan. Oleh karena itu, mutlak bagi calon penghuni sorga untuk merasa kaya, berkecukupan harta, berilmu luas yang bermanfaat dan menurunkan generasi cemerlang. Kaya bukan hanya bergelimang harta, akan tetapi kaya untuk nafkah dan sodaqoh. Hidup sederhana bukanlah miskin atau pelit. Hidup sederhana adalah memakai harta seperlunya untuk kepentingan diri.
Kebahagian menjadi rusak oleh perbuatan-perbuatan yang bodoh, jahat, lalai, dan hina. Perbuatan yang merugikan dan menyesatkan ini mengantar ke siksa neraka. Siksa neraka sudah bisa dirasakan di dunia ini semasa kita masih hidup. Semua rasa yang menyesakkan dada dan tidak nyaman adalah rasa neraka yang ringan. Siksa neraka di dunia akibat kebodohan, kejahatan, kelalaian dan kehinaan. Kebodohan adalah akibat dari keengganan mengambil pelajaran dari peristiwa hidup. Kebodohan juga terjadi karena kesalahan cara memandang. Kebodohan pada dasarnya akibat dari kurang menggunakan akal pikiran.
Kejahatan adalah perbuatan dari orang-orang yang merasa jadi korban. Alasan dari orang berbuat jahat adalah karena merasa disakiti, diperlakukan tidak adil, menuntut hak, dan membela diri. Kebanyakan orang yang berbuat jahat merasa tindakannya benar. Agar kita tidak berbuat kejahatan maka perlu menjaga perasaan dan prasangka kita. Bersyukur adalah cara terbaik mengatasi perasaan menjadi korban. Yakin bahwa Allah SWT Maha Adil dan Bijaksana. Tidak ada kesalahan sedikitpun dari proses sebab-akibat yang terjadi di semesta ini. Kesedihan, kesusahan, musibah adalah ujian bagi orang beriman.
Kelalaian menunjukkan kelemahan mental yang mengabaikan disiplin dan kejujuran. Orang yang berbuat kelalaian bermula dari kurang awas, kurang teliti, teledor dan menganggap enteng persoalan. Akibat dari kelalaian adalah pelanggaran terhadap aturan dan hak orang lain. Kelalaian menimbulkan kesulitan dan kecelakaan. Disiplin dan jujur adalah mental utama menuju kemudahan.
Kehinaan adalah lemahnya moral yang lupa kalau dirinya itu manusia yang mulia. Kemuliaan manusia terletak keimanannya. Orang yang beriman merasa selalu diawasi dan dibimbing Allah SWT. Perbuatannya menjaga kehormatannya. Kehormatan terpenting adalah menjaga kemaluannya agar menurunkan anak-anak yang soleh dalam keluarga sakinah.

KONFLIK SOSIAL DAN MASALAH KEPERCAYAAN, Catatan atas tragedi kemarahan sosial 221 Sumbawa

Oleh : Sambirang Ahmadi
Konflik kadang berawal dari suatu kekeliruan definisi. Ketika seseorang atau suatu kelompok mendefinisikan dirinya sebagai “AKU” atau “KAMI”, maka pada saat itu egoismenya akan bekerja sebagai hakim dalam memutuskan suatu tindakan. Itulah yang kerap terjadi dalam masyarakat, dimana seseorang atau suatu kelompok suka “main hakim” sendiri ketika ada persoalan yang menyentuh egoismenya. Terutama sekali yang berkaitan dengan egoisme privasi, seperti keyakinan, norma, adat dan budaya. Itulah sebabnya, konflik itu susah dihindari (an inevitable process) karena setiap orang atau kelompok datang dan berkembang dengan egoisme privasinya masing-masing. Dalam benturan sosial muncullah kalimat : “aku/kami paling benar” dan kamu/mereka salah”. Sikap memposisikan diri sendiri sebagai “benar” dan yang lain dalam posisi “salah” inilah yang kerap menjadi biang kerok konflik negatif dalam masyarakat . Dalam ilmu sosial, cara berpikir dan kelakuan seperti ini dikenal dengan istilah etnosentrisme, yaitu sikap suatu etnik yang menganggap serba benar apa yang terkandung dalam etniknya.

Kepercayaan sebagai Modal Sosial Pembangunan
Etnosentrisme bisa jadi merupakan suatu penyakit sosial yang endemik. Dia inhern dalam setiap etnik. Karena sifatnya endemik, dia bisa muncul sebagai suatu wabah ketika terjadi kekosongan kepercayaan (vacuum of trust) dalam masyarakat. Keadaan inilah yang kemudian menumbuh-suburkan prasangka yang tidak sehat intra dan antar kelompok masyarakat. Celakanya, ketika ketidakpercayaan ini menyentuh lembaga-lembaga resmi pemerintahan dan penegak hukum, maka setiap keputusan yang diambil akan ditafsir dengan prasangka yang sinis. Di sinilah pentingnya menjaga kepercayaan sebagai modal sosial pembangunan. Kasus kemarahan sosial berbau etnik yang disebut sebagai “Tragedi 221 Sumbawa” adalah perlambang dari hilangnya kepercayaan dalam masyarakat.
Setidaknya ada tiga fungsi kepercayaan. Pertama, fungsi integratif. Kepercayaan bisa menjadi modal untuk menjaga stabilitas sistem sosial dan menyatukan kehendak bersama, seperti kenyamanan dan ketentraman. Kedua, fungsi mengurangi kompleksitas masalah (reduction of complexity). Banyaknya masalah dalam masyarakat yang tak terselesaikan kadang membuat masyarakat bingung dan panik. Dalam situasi seperti ini kepercayaan sangat dibutuhkan terutama pada lembaga-lembaga resmi pemerintahan. Ketiga, fungsi memperlancar kerjasama (lubricant of cooperation). Kerjasama dalam konteks apapun tidak akan terjadi tanpa kepercayaan. Bahkan kerjasama yang telah terbangun pun akan runtuh dengan sendirinya bila kepercayaan hilang.
To’ Sanyaman Ate : Keyword Interaksi
Tiga fungsi kepercayaan tersebut di atas mengisyaratkan bahwa pembangunan itu bukanlah soal uang semata, tapi jauh lebih penting adalah soal kepercayaan. Ketika kepercayaan terbangun dan terpelihara dengan baik, maka dengan mudah orang akan merubah definisi sosialnya dari bahasa “AKU/KAMI” ke “KITA”. Perhatikanlah isyarat nilai yang ada dalam budaya lokal Samawa berikut : “Kle Tau Barang Kayu/Lamen To’ Sanyaman Ate/Ba Nansi Sanak Parana”. Lawas ini semacam penyataan “selamat datang” dan “selamat bermukim” bagi etnis manapun di tana’ Samawa (Kabupaten Sumbawa). Hakekat dari lawas tersebut adalah “tana’ Samawa” (kabupaten Sumbawa) adalah milik “KITA” bersama, bukan hanya milik “KAMI” (etnis Samawa). Etnis luar/pendatang yang bisa menjaga kenyamanan sosial akan diperlakukan sebagai bagian dari keluarga. Inilah kearifan lokal yang menunjukkan betapa mudahnya kepercayaan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Sumbawa. Kata kuncinya adalah “To’ Sanyaman Ate”. Secara sosial kalimat ini bermakna “pandai bersikap dan menjaga sopan santun”, secara ekonomi “pandai berbagi”, secara politik tidak ingkar janji, dan secara agama tidak mengganggu aqidah.
Harus disadari bahwa setiap etnik memiliki kata kunci interaksi. Keyword inilah yang menjadi sumber kepercayaan dan sebagai perekat utama kebersamaan. Karenanya menjadi suatu keniscayaan dalam suatu interaksi, masing-masing etnik harus saling memahami kata kuncinya. Itulah yang disebut dengan istilah cross cultural understanding. Tragedi 221 Sumbawa, diakui atau tidak, adalah akibat dari ketersinggungan budaya dan hilangnya kepercayaan. Maka trust recovery adalah suatu keniscayaan! Wallahu’alam.
Penulis adalah alumnus program Magister Sosiologi FISIPOL Universitas Indonesia 2003
Ketua komisi IV DPRD Kabupaten Sumbawa
Ketum DPD PKS Sumbawa

Sempat Dirumahkan, 169 Karyawan Eksplorasi Kembali Bekerja

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Sebanyak 169 karyawan eksplorasi PTNNT di Dodo yang sempat ‘dirumahkan’ terkait aksi sweeping sekelompok warga Lenangguar Januari lalu, kini sudah kembali bekerja.
Hal ini menyusul aksi sweeping warga ini telah dibubarkan paksa pihak kepolisian sekaligus menangkap para pelakunya.
Manager Eksternal Eksplorasi PTNNT, H Kasan Mulyono, Minggu (10/2) mengakui sejumlah karyawan itu sudah kembali bekerja. Aktivitas pendistribusian logistik ke lokasi eksplorasi bagi kepentingan karyawan telah berjalan normal. “Kondisinya sudah baik, dan kita sudah kembali mempekerjakan mereka,” kata Haji Kasan yang ditemui di sela-sela kegiatan Penghijauan Taman Kerato Kecamatan Unter Iwis.
Ia berharap kondisi tersebut terus berlangsung sehingga kegiatan eksplorasi dapat tuntas sesuai dengan masa yang ditentukan.
Tentunya masyarakat, pemerintah dan PTNNT dapat saling memahami. Masyarakat bisa memahami prosedur dan kondisi perusahaan, sebaliknya perusahaan memahami aspirasi yang disampaikan masyarakat dan pemerintah. “Kami akan terus melakukan komunikasi dengan masyarakat dan pemerintah, untuk bisa saling memahami,” ujarnya, seraya menjelaskan bahwa PTNNT masih dalam tahap eksplorasi yang memiliki kemampuan yang terbatas.
Seperti diberitakan Gaung NTB, manajemen PTNNT terpaksa mengambil kebijakan untuk ‘merumahkan’ seluruh karyawannya di Dodo. Hal ini terjadi setelah kebutuhan logistic dalam mendukung kegiatan eksplorasi tidak terdistribusi akibat aksi sweeping yang dilakukan sekelompok warga Lenangguar yang berlangsung di KM 41 Jalan Lintas Sumbawa—Lunyuk, sejak 11 Januari lalu.
Dalam aksinya, mereka menuntut PTNNT menggelontorkan bantuan masing-masing 25 ton bibit dan pupuk dalam rangka menghadapi musim tanam tahun ini. Akibat dari aksi itu pihaknya mengalami kekurangan stok bahan bakar untuk keperluan pengeboran dan helicopter, serta bahan pangan bagi karyawan setempat.

75 Pejabat Struktural Pemda Sumbawa Dimutasi

Sumbawa Besar, Gaung NTB — Pemerintah Kabupaten Sumbawa, kembali melakukan reposisi dan mutasi terhadap penjabat struktural. Mutasi yang berlangsung Rabu (06/02), melibatkan 75 orang pejabat.
Diantara pejabat yang dimutasi adalah Kepala SMPN 1 Labuhan Badas menempati jabatan baru sebagai kepala Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa, menggantikan Drs H Hasan Basri yang kini digeser sebagai Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Sumbawa.
Penempatan posisi baru oleh Kepala SMPN I Labuhan Badas, Sudirman Malik, SPd tentu menarik perhatian banyak kalangan. Bukan lantaran sebagai adik kandung Bupati Jamaluddin Malik tetapi Ketua Umum PGRI Sumbawa itu berasal dari jabatan fungsional ke Struktural.
Dalam mutasi tersebut terdapat 10 pejabat eselon IIB, meliputi Yahya Adam BA yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Disnakertrans sekarang ini menjabat sebagai Kepala BPM-PD, sementara untuk mengisi posisi yang ditinggalkannya, Bupati Sumbawa mempercayakan kepada Drs Arif MSi yang ditarik dari Kepala BPBD Sumbawa.
Jabatan Kepala BPBD, kini ditempati Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Ir Mukmin.
Sementara itu, Inspektur di Inspoktorat Daerah, Drs Abdul Gani Nasby dimutasi sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik. Untuk mengisi Inspektur di Inspektorat Bupati Sumbawa menempatkan A Rahim S.Sos yang sebelumnya menjabat Kepala BKPP, dan kepala BKPP dipercayakan kepada Drs H Hasan Basri.
Masih di jabatan eselon IIB, Kepala Disporabudpar Drs H Naziruddin Lambaji MSI bertukar tempat dengan Dr M Ikhsan Safitri yang sebelumya sebagai Staf Ahli Bupati.
Sedangkan Kepala BP4K, Ir Mustafa menempati jabatan baru sebagai staf ahli bidang pembangunan dan secretariat daerah dan jabatan Kepala BP4K diisi Tarunawan S.Sos yang sebelumnya menjabat Kabag Aset Setda Sumbawa.
Agus Mustamin yang merupakan Camat Sumbawa mengisi jabatan yang ditinggal Tarunawan dan Camat Labuhan Badas, Mulyadi,SSos digeser sebagai Camat Sumbawa.
Camat Lingkar Tambang PTNNT Juga Digeser
Dalam mutasi itu Bupati Sumbawa juga mengisi sejumlah Seretaris Dinas yang sebelumnya lowong serta dilakukan pergeseran terhadap sejumah camat yang berada di lingkar tambang PTNNT.
Diantara camat yang digeser dari kecamatan lingkar tambang tersebut yakni, Camat Lenangguar Hartono, digeser menjadi Camat Labangka dan digantikan oleh Tajuddin SH,yang sebelumnya menjabat Kabag Humas dan Protokol pada Sekretariat DPRD Sumbawa.
Camat Ropang, Lukmanuddin,SSos digeser menjadi Camat Lunyuk menggantikan Hikmawan,SH yang dimutasi menjadi Camat pada Kantor Kecamatan Labuhan Badas. Sedangkan Camat Ropang diisi pejabat baru, Amiruddin,SH yang sebelumnya sebagai Sekcam Ropang.
Demikian juga dengan Camat Lantung Abdul Rais SH, digeser menjadi Camat Maronge menggantikan M. Saleh Amin,SSos yang dimutasi menjadi camat pada kantor kecamatan Alas Barat. Camat Lantung kini dijabat Syahruddin SH.
Camat Orong Telu Sulaiman S.Sos, kini digeser menjadi Camat Untir Iwis dan Orong Telu ditinggal kosong.
Bupati Sumbawa Drs H Jamaluddin Malik dalam arahannya menyatakan, mutasi dan reposisi yang dilakukan diharapkan bukan sekedar menjadi sesuatu yang formal saja tetapi dapat menjadi pendorong untuk menyemangati agar bekerja lebih baik lagi.
“Harapan saya, mulai hari ini saudara-saudara dapat bertekad dan berjanji kepada diri sendiri untuk bekerja lebih baik lagi. Hal ini sesuai dengan sumpah dan janji serta pernyataan fakta integritas yang diucapkan pada saat pelantikan,” kata bupati.
Melalui reposisi jabatan ini, sambung bupati yang akrab dipanggil JM, diharapkan ada perubahan kinerja kea rah yang lebih baik lagi.
“Saya berharap agar apa yang terjadi dan kita laksanakan hari ini dapat disyukuri sebagai sebuah kepercayaan dan amanat, bukan saja dari Allah tetapi juga amanat dari pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan,” papar JM.
Menurut JM, keberhasilan pembangunan tidak ditentukan oleh bangunan fisik semata, tetapi ditentukan oleh sejauh mana program itu dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat.
JM juga menyampaikan bahwa pemerintah Sumbawa
ingin melakukan percepatan pembangunan dan hal itu dapat dilakukan apabila kolektifitas dapat dijaga dengan baik.
“Tidak ada orang hebat yang bekerja sendiri, tetapi orang hebat adalah orang yang bekerja dan mampu membangun kolektifitas dalam bekerja,” jelasnya.
Selain itu JM juga berharap kepada aparatur agar terus berupaya meningkatkan kemampuan sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik.
“Sebenarnya tidak ada bodoh atau orang pintar yang ada adalah orang yang mau belajar, atau orang yang mau menambah ilmu,” katanya.
JM juga menghimbau kepada para camat agar terus meningkatkan pelayanan baik pada saat jam kerja maupun di luar jam kerja. Dan pelayanan itu juga diberikan kepada siapa saja.
“Dimanapun dan kapanpun, pelayanan itu harus tetap dilaksanakan kepada siapa saja, mari kita berusaha dan bekerja secara bersungguh-sungguh, karena bekerja ini adalah ibadah,” demikian Jamaluddin Malik.

Selasa, 05 Februari 2013

Pemeliharaan Bandara Perintis Lunyuk Diusulkan ke Pemprov

Sumbawa, PSnews – Pemda Sumbawa mengusulkan pemeliharaan bandara perintis di Kecamatan Lunyuk ke Pemprov NTB. Hal ini dianggap relevan, sebab Pemda Sumbawa tidak memiliki anggaran yang cukup. Di samping itu, usulan yang sama juga dilakukan bersama Pemprov ke Pemerintah Pusat dan PT Angkasa Pura.
Menurut Kepala Bappeda Sumbawa, Lalu Suharmaji, pemeliharaan bandara perintis yang hanya bisa melayani pesawat jenis missionaris tersebut, sangat urgen untuk mendekatkan pelayanan transportasi dalam mendukung kelancaran investasi di lingkar Selatan Sumbawa.
Bappeda, sambungnya, telah mengusulkan pembersihan lahan agar ditanggulangi Pemprop NTB untuk dapat dioperasikan.
“Targetnya 2014 bandara itu bisa dioperasikan,” ujar Lalu Suharmaji.
Disamping itu, lingkar selatan merupakan kawasan strategis yang selalu dilirik investor, namun akses transportasinya terkendala dengan topografi wilayah yang didominasi hutan belantara.
Suharmaji mengungkapkan, kondisi terkini bandara tersebut dipenuhi semak belukar, dengan keadaan aspal yang terangkat. Jika bandara itu bisa diperbaiki, maka akan lebih baik dari bandara yang ada di Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat. (PSb)

Disnakertrans Fokus Selesaikan Proyek Brang Lamar

Sumbawa Besar, Gaung NTB
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumbawa, saat ini tengah melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) untuk membahas kelanjutan pembangunan fisik di lokasi transmigrasi Brang Lamar Kecamatan Lunyuk.
Seperti diketahui, rencana penempatan 100 KK tahap pertama di wilayah transmigrasi tersebut pada akhir tahun 2012 terpaksa ditunda karena baru 38 unit rumah yang terbangun dari 100 rumah yang mesti dibangun.
Sarana lain seperti air bersih dan jalan juga belum rampung dikerjakan oleh rekanan sesuai kontrak.
Ditemui Gaung NTB, Kamis, (17/1), Kadisnakertrans setempat, H Yahya Adam, BA, menegaskan tahun ini kelanjutan pekerjaan di Brang Lamar ini masih difokuskan pada penuntasan pembangunan rumah dan sarana umum lainnya yang sempat tertunda pada tahun sebelumnya. “Setelah itu baru kita lanjutkan lagi pembangunan rumah untuk 100 KK tahap kedua pada tahun 2014,” terangnya.
Untuk kelanjutan pembangunan yang sempat tertunda ini ujarnya, diupayakan lebih awal guna menghindari mepetnya waktu termasuk agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. “Insya Allah, sekitar bulan Maret proses tender diupayakan sudah bisa dilaksanakan,” tandasnya.
Siapapun rekanan yang akan melanjutkan proyek pembangunan di Brang Lamar ini sambungnya, Disnakertrans Sumbawa berharap mereka betul-betul memiliki komitmen untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai jadwal.
Mengenai calon warga trans yang akan ditempatkan nanti, H Yahya, menambahkan tahap seleksi belum selesai dilaksanakan dan akan dilakukan lagi setelah seluruh proses pembangunan rampung dikerjakan.

Pertambangan di Blok Elang Ancaman Masa Depan Pertanian Sumbawa

Sumbawa Besar, Gaung NTB
Kehadiran pertambangan di Blok Elang (Dodo-Rinti) dihawatirkan akan menjadi malapetaka bagi pertanian masyarakat Sumbawa karena keberadaan tambang tersebut akan mengancam sumber potensi air di Sumbawa khususnya di wilayah hulu Sumbawa. Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan (LP2SDH) Sumbawa, Abdul Haji S.AP.
Kepada Gaung NTB, Abdul Haji menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat Sumbawa yang berada di wilayah hulu, hilir, utara, barat, dan timur Kabupaten Sumbawa adalah petani yang menggantungkan hidup pada sumber air sebagai kebutuhan pokok pertanian.
Sedangkan di sisi lain, katanya, salah satu investor pertambangan akan melakukan penambangan di wilayah Selatan Sumbawa (Kecamatan Ropang) yang merupakan pusat sumber mata air di Kabupaten Sumbawa.
Secara teori jelasnya, Daerah Aliran Sungai (DAS) terbagi dalam 2 kategori yaitu DAS Dalam Tanah dan DAS Permukaan, serta air mengalir dari dataran yang tinggi menuju dataran yang rendah.
Dapat dipastikan jika terjadi penambangan di Blok Elang (Dodo Rinti), maka debit air di beberapa bendungan besar di Kabupaten Sumbawa akan berkurang. “Bendungan Batu Bulan, Bendungan Mama, Bendungan Gapit, Bendungan Sejari serta sumber mata air lainnya yang berada di bawah dataran Selatan Sumbawa termasuk bendungan Plara di Kecamatan Lunyuk, debit airnya akan berkurang,” paparnya.
Di samping itu sambungnya, akibat keberadaan tambang tersebut juga akan mengancam terjadinya kekeringan terbesar yang akan dialami oleh masyarakat petani di Sumbawa. “Pengurangan debit air akibat penambangan di Blok Elang, atau di wilayah Selatan Sumbawa yang memiliki izin konsesi seluas 98.000 Ha akan menyebabkan terjadi kekeringan,” jelas Abdul Haji yang juga menjadi Ketua GP3A Ai Maja Kecamatan Unter Iwes Daerah Irigasi Bendungan Batu Bulan.
Di antara wilayah yang akan mengalami kekeringan tersebut, seperti Kecamatan Lopok, Lape, Moyo Hulu, Moyo Hilir, Maronge, Plampang, Labangka, Empang, Lenangguar, Lunyuk, Sumbawa dan Unter Iwes, karena sebagian besar daerah tersebut merupakan dataran rendah yang sumber airnya berasal dari hutan atau gunung di wilayah Selatan Sumbawa seperti Dodo-Rinti Kecamatan Ropang, Olat Sebekil dan Jaran Pusang Kecamatan Plampang, sebagaimana peta DAS Kabupaten Sumbawa.
Berangkat dari kondisi tersebut, Abdul Haji berharap kepada Pemerintahan Daerah Sumbawa dalam hal ini legislatif dan eksekutif untuk meninjau dan mempertimbangkan kembali kebijakan rencana penambangan emas Blok Elang yang saat ini sedang dilakukan ekplorasi oleh salah satu perusahaan pertambangan raksasa multi nasional.
“Jangan karena kepentingan investasi sesaat, masa depan petani dan masyarakat Sumbawa yang menjadi korban,” tandasnya.
Untuk diketahui kata Abdul Haji, selama ini
yang menikmati keberadaan perusahaan tambang hanya sebagian kecil masyarakat Sumbawa yaitu hanya para pemangku kepentingan tertentu yang memiliki kepiawaian dan kemampuan untuk melakukan negosiasi dan manuver politik terhadap investor tambang. “Kalau masalah ini tidak diindahkan oleh Pemda Sumbawa, kami khawatir akan terjadi konflik dan gerakan masyarakat tani secara masif yang akan berdampak terhadap kondusifitas daerah, oleh karena itu jangan korbankan petani untuk kepentingan investor pertambangan,” pungkasnya.