Rabu, 28 Mei 2014

Mengubah Kulit Pisang Jadi Sumber Energi Listrik, Mahasiswa FATETA UTS Grand Finalis Clean Technology Indonesia 2014

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Prestasi terus diukir mahasiswa Universitas Tekhnologi Sumbawa (UTS). Kali ini tiga orang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) UTS lolos seleksi hingga ke tahap grand final di Kompetisi Clean Technology Indonesia 2014 yang merupakan kompetisi tekhnologi tahunan bertaraf nasional yang digelar civitas Universitas Brawijaya Malang.

Derry Aprilio, Isyudi Syahputra, dan Muhammad Ridwan—ketiganya mahasiswa semester 2 FATETA UTS ini akan berlaga pada 25 April 2014. Mereka akan berhadapan dengan finalis dari UGM, ITS, UNIBRAW, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Islam Riau untuk memperebutkan gelar juara.

Di bawah bimbingan dosennya yang juga menjabat sebagai kaprodi THP FATETA UTS, Lailatul Azkiyah S.TP., MP, ketiga mahasiswa membanggakan tersebut mengajukan proposal dan video ke panitia pelaksana kompetisi, hingga akhirnya lolos seleksi dan menjadi finalis. 

Proposal berjudul “pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai energy listrik alternative di daerah Tepal, Batu Lanteh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat” yang nantinya akan dipresentasikan dan dipraktekkan (aplikasi teknologi) di hadapan dewan juri.
“target kami adalah menang” kata Laila–akrab Kaprodi lajang ini disapa.

Terkait dengan proposal yang diajukan, Laila menjelaskan bahwa menjadikan limbah kulit pisang sebagai sumber energy listrik alternative, terutama di daerah Tepal, dapat menjadi solusi yang baik bagi daerah Tepal atau bahkan mungkin mampu memenuhi kebutuhan sumber energy listrik alternative bagi daerah di seluruh wilayah Sumbawa. Hal ini mengingat Sumbawa sering mengalami difisit energi listrik yang berdampak pada pemadaman listrik dan mengganggu aktivitas masyarakat. 

Berangkat dari dasar pemikiran bahwa Tepal adalah salah satu sentra produksi pisang di Sumbawa mengakibatkan produksi limbah pisang menjadi sangat tinggi. Ternyata kulit pisang mengandung bermacam elektrolit seperti potassium, kalium, klorida, magnesium, dan asam asetat yang mampu menghantarkan ion dan electron dalam elektroda. 

Inovasi yang ditawarkan para ‘elang muda’ UTS dalam kompetisi ini adalah mengelola limbah kulit pisang menjadi bubur dan dikembangkan menjadi accu (aki) cair sebagai penghasil energi listrik. Berdasarkan hasil penelitian mereka, dengan perbandingan air:kulit pisang sebesar 8:1 merupakan perlakuan terbaik menghasilkan tegangan sebesar 0,95 Volt yang mampu menggerakkan kipas angin dengan tegangan 6 volt. 

Ke depannya inovasi ini dapat dikembangkan menjadi sumber energi listrik alternative, di mana pisang merupakan tumbuhan yang mampu tumbuh dan berbuah sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim, dan tidak membutuhkan biaya yang besar seperti teknologi-teknologi alternative yang dikembangkan lainnya.

Prestasi membanggakan ini semakin memperkuat harapan terwujudnya UTS sebagai lembaga pendidikan tinggi terbaik di wilayah Indonesia bagian timur. Untuk diketahui beberapa prestasi membanggakan telah dipersembahkan UTS bagi Kabupaten Sumbawa dan NTB. 

Di awal pendiriannya, UTS mengantarkan dua mahasiswa Biotechnology mengikuti Kompetisi iGEM (International Genetically Engineered Machined) ke-10 di MIT Boston USA. Hal ini setelah mahasiswa ini mendesain robot biologi tahunan, yaitu robot bakteri yang mampu merubah bau sampah menjadi bau buah-buahan. Masih dari Prodi yang sama , satu mahasiswa lolos final National Maritime Essay Competition, akan dilaksanakan, Sabtu (26/4). 

Masih mahasiswa Prodi Biotechnology terpilih magang di Nasional Institute for Material Sience, sebuah lembaga terbaik di Jepang. Mahasiswa UTS ini terpilih bersama mahasiswa S2 Universitas Indonesia (UI). Demikian dengan dua mahasiswa dari prodi yang sama juga terpilih sebagai Duta Mahasiswa Berencana (Genre) NTB yang akan berkompetisi ke tingkat nasional di Jakarta, Mei 2014. Dan ini pertamakalinya bagi Sumbawa terpilih sebagai Duta Genre. Meski calon ilmuwan, bukan berarti mahasiswa UTS tidak berprestasi di bidang lain. Seperti yang ditunjukkan mahasiswa Fakultas Ekonomi UTS yang akan mewakili NTB ke tingkat nasional dalam Kejuaraan Taekwondo. Namun saat ini mahasiswa tersebut tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) NTB.

Selasa, 20 Mei 2014

Tim OSN SMP Segera Berlaga di Tingkat Provinsi

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Setelah sukses di tingkat Kabupaten Sumbawa, Tim Olimpiade Siswa Nasional SMP akan mengikuti OSN tingkat Provinsi yang akan berlangsung pada 19 April 2014 mendatang.
Kabid Dikdas Dinas Diknas Sumbawa, Awaluddin Safari kepada Gaung NTB, Senin (14/4) mengatakan, bahwa tim OSN dari Kabupaten Sumbawa telah mempersiapkan diri untuk mengikuti OSN tingkat provinsi dan akan bertolak ke Mataram 18 April mendatang.

Disebutkan Awaluddin, ada 12 orang perwakilan OSN SMP dari Kabupaten Sumbawa untuk mata pelajaran IPA, IPS, Fisika dan Matematika, yang masing-masing mata pelajaran diwakili 3 orang siswa. Untuk Matematikan diwakili Riski Sucitra (SMPN 1 Lopok), Julian Randisyah (SMPN 1 Empang) dan Qiara Fildzah Yanetta (SMPN 1 Sumbawa Besar). Mata Pelajaran Fisika diwakili Mariska Dela Febriani (SMPN 1 Sumbawa Besar), Nadya Cucu Khadijah (SMPN 1 Lunyuk) dan Wahyu Ningsih (SMPN 1 Utan).

Dan Mata Pelajaran Biologi yakni Saraswati (SMPN 1 Empang), Aulia Zuhrianti (SMPN 2 Sumbawa Besar) dan Jesslyn Diva Amelia (SMPN 1 Sumbawa Besar). Sedangkan Mata Pelajaran IPS diwakili Nuqomari Maulida (SMPN 1 Sumbawa Besar), Ade Chahyani (SMPN 2 Sumbawa Besar), dan Himanda Fadwa Pramudya (SMPN 1 Plampang).

Terhadap seluruh peserta ini, sudah dilakukan pembinaan oleh tim kabupaten, sehingga mareka siap untuk mengikuti OSN tingkat Provinsi. Awaluddin berharap semua duta Sumbawa ini mampu bersaing dengan peserta dari daerah lain tentu berhasi lolos dan berlaga di OSN tingkat nasional.

Diduga Rebut Tanah Pecatu, Kedua Petani Saling Tebas

Moyo Hulu, Gaung NTB – H Fatahollah terpaksa dilarikan ke Puskesmas Moyo Hulu untuk mendapat penanganan medis. Petani asal Desa Lito Kecamatan Moyo Hulu ini menderita luka tebasan senjata tajam di lengan dan dada bagian kanan. 

Sementara Saidullah juga asal Lito yang diduga melakukan penebasan, dievakuasi anggota Polsek setempat ke Polres Sumbawa untuk menghindari adanya aksi balas dendam dari keluarga korban.
Menurut informasi kedua petani ini terlibat perkelahian merebut tanah pecatu di lokasi persawahan Uma Bila Tarim, Desa Lito, Rabu (23/4) sekitar pukul 10.00 Wita. 

Saidullah yang tengah menggarap lahan di lokasi persawahan tersebut didatangi korban. Keduanya pun terlibat cekcok hingga berujung pada aksi penebasan. 

Kapolsek Moyo Hulu, IPDA Sunarya yang dikonfirmasi atas seizin Kapolres Sumbawa, mengakui adanya kasus penganiayaan tersebut. Sejauh ini pihaknya belum mengetahui secara pasti motif dari penganiayaan itu karena korban maupun terduga pelaku belum dimintai keterangannya. Namun dari informasi awal, kasus ini terkait tanah pecatu seluas 75 are yang digarap oleh dua petani tersebut. Tanah pecatu yang berlokasi di Desa Lito Kecamatan Moyo Hulu ini merupakan jatah Desa Jamu, Kecamatan Lunyuk. “Kami belum mengetahui bagaimana sejarahnya tanah pecatu jatah Desa Jamu Lunyuk berada di Moyo Hulu,” aku Yaya—akrab Kapolsek murah senyum ini disapa. 

Namun untuk menghindari meluasnya kasus ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat, termasuk menemui keluarga korban.

Ia telah meminta keluarga korban tidak melakukan aksi balas dendam dan mempercayakan polisi untuk menanganinya secara tuntas. “Sementara ini situasi terkendali, dan semoga semua pihak bisa menahan diri,” demikian Kapolsek Sunarya.

AKBP Karsiman SIK MM “Merakyat Melalui Sambang Desa”

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Salah satu cara pemimpin mendekatkan diri dengan rakyat, adalah silaturahim dan sering menyambangi. Tanpa ini, jangan salahkan rakyat tak mengenal pemimpinnya, dan yang lebih parah pemimpin tak mengenal rakyatnya. Seorang pemimpin dapat merasakan dan mengetahui apa yang diinginkan rakyatnya jika selalu berada di tengah-tengah mereka. Bahkan kehadiran pemimpin akan melebur kerinduan rakyat dan meretas kesenjangan. Itulah yang dilakukan Kapolres Sumbawa, AKBP Karsiman SIK MM. Melalui program “Sambang Desa” yang dilakukannya selama ini, perwira low profil tersebut telah mampu menyambangi hampir semua pelosok yang jarang dan mungkin tidak pernah dikunjungi pemimpin daerah lainnya di Kabupaten Sumbawa. Seperti Mate Mega di Kecamatan Alas, dan beberapa wilayah desa di Orong Telu, Labangka, Lunyuk dan Batu Lanteh.

Menggunakan trail, Kapolres bersama jajarannya menembus keterisoliran daerah terpencil dan sangat terpencil tersebut. Kehadiran mantan atlit kejurnas volly pantai dan atletik ini, disambut hangat dan dielu-elukan masyarakat setempat seperti di Kelawis, Bao Desa dan Batu Rotok. Ini membuktikan jika mereka sangat jarang dikunjungi dan mendapat perhatian dari seorang pemimpin. Apalagi kehadiran perwira dengan dua melati di pundak ini mampu meringankan beban mereka. Sebab kunjungan ini disertai dengan pemberian bantuan. Misalnya di Batu Rotok, Kapolres menyerahkan bantuan kepada sedikitnya 50 kepala keluarga miskin termasuk janda tua dan orang jompo. Selain ingin menjadi bagian dari masyarakat Samawa, Kapolres yang dikenal sangat merakyat ini ingin agar Kabupaten Sumbawa yang dikenal paling kondusif tetap aman.

Dengan turun ke lapangan, Kapolres dapat mengetahui kondisi sebenarnya, tidak hanya menerima laporan dari bawahan. Kehadirannya juga sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mereka terhindar dari perbuatan atau tindakan yang berisiko hukum. Apabila terjerat hokum, bukan hanya diri tapi juga keluarga yang merasakan dampaknya. Kapolres menyadari bahwa betapapun kuat dan banyaknya polisi tanpa dukungan masyarakat, situasi aman dan kondusif senap semu nyaman nyawe tidak akan terwujud. Demikian dengan tugas kepolisian tidak berjalan maksimal. “Masalah keamanan dan kondusifitas daerah adalah tanggung jawab bersama, partisipasi semua pihak menjadi factor mutlak yang sangat menentukan,” kata Kapolres AKBP Karsiman yang ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

Dengan kondisi aman, menurut Kapolres, pembangunan daerah akan terus bergeliat, sehingga Sumbawa mampu mensejajarkan diri dengan daerah lainnya. Muaranya, akan tercipta kesejahteraan masyarakat serta pemerataan pembangunan di segala bidang.

Ia mengaku Program Sambang Desa ini telah dilakukan sejak dia menjabat sebagai Kapolres Sumbawa dan pernah dilakukan Kapolres sebelumnya, AKBP Kurnianto Purwoko. Program ini dinilai sangat efektif dan bermanfaat untuk mengetahui kondisi wilayah dan ikut berbagi serta merasakan nadi kehidupan di daerah terpencil.

Hampir semua daerah terisolir memiliki kekayaan sumber daya alam, salah satunya hasil pertanian yang cukup melimpah. Sayangnya, kekayaan yang dimiliki tak dapat dipasarkan karena infrastruktur jalan yang tidak tersedia. Kondisi ini menjadi PR bersama dan harus segera diretas. Namun demikian Kapolres mengaku tidak sedikit program pemerintah yang sudah menyentuh mereka. Banyak sekolah dan fasilitas kesehatan dibangun, meski saat ini ada beberapa yang sudah dalam kondisi memprihatinkan dan butuh perhatian. Jalan juga sudah, sedang dan mulai dikerjakan.

Kapolres berharap Sumbawa dengan kekayaan sumberdaya alam melimpah dan panorama alam yang indah semakin berkembang dan menjadi salah satu daerah terkemuka di Indonesia.

Desa Bunga Eja Wakili Sumbawa di Lomba Desa Terintegrasi Provinsi

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Desa Bunga Eja Kecamatan Empang, berhak mewakili Kabupaten Sumbawa dalam Lomba Desa Terintegrasi tingkat provinsi, setelah meraih juara pertama untuk lomba serupa di tingkat kabupaten. 

Ditemui Gaung NTB, Senin (28/4), Kabid Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Sosial Budaya Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Kabupaten Sumbawa, Cendra Hastuti Nur, SSos, MA, mengatakan lomba tersebut dilaksanakan dalam dua tahap dimana tahap pertama seleksi melalui pemaparan Kades, Tim Penggerak PKK dan LPMD dan tahap kedua kunjungan tim sekaligus melakukan verifikasi data. 

Dari 11 desa yang yang dinilai, 6 desa diantaranya masuk finalis dan berhak untuk diverifikasi yaitu Desa Bunga Eja, Desa Plampang, Desa Boak, Desa Lunyuk Ode dan Desa Mamak. 

Dalam lomba ini terang Tuti—sapaan akrabnya, ada 12 obyek yang menjadi penilaian dengan 26 sub indikator seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, partisipasi masyarakat sampai pengelolaan perpustakaan desa dan lingkungan. Memang dari semua obyek penilaian Desa Bunga Eja, belum bisa memenuhi seluruhnya, tapi dari sekian finalis yang paling mendekati penilaian adalah desa tersebut, sehingga panitia tak ragu menunjuknya sebagai pemenang. “Memang tidak semua indicator penilaian terpenuhi, tapi setelah tim melakukan verifikasi Desa Bunga Eja lah yang paling mendekati penilaian dan memiliki nilai tertinggi,” ujarnya.

Untuk diketahui lomba Desa Terintegrasi tingkat provinsi sendiri akan dilaksanakan tanggal 20 Mei mendatang. Dalam beberapa tahun terakhir ini Kabupaten Sumbawa, sudah tidak pernah lagi mewakili NTB untuk lomba ditingkat nasional.

Tahun ini sambung Tuti, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar Desa Bunga Eja bisa tampil di pentas nasional. Karena itu sebelum tim provinsi turun melakukan penilaian, akan ada pembinaan secara berkelanjutan lintas sector dengan melibatkan SKPD terkait, di Desa Bunga Eja ini. “Fokus pembinaan kita semua yang menjadi indicator penilaian. Semoga tahun ini kita dapat mewakili NTB ke nasional,” pungkasnya.

Sabtu, 17 Mei 2014

Diduga Pembobolan Dana PNPM Lunyuk Melibatkan Mantan Ketua UPK

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Kejaksaan terus mendalami penyelidikan dugaan pembobolan dana PNPM MP dan PNPM GSC Tahun 2013 di Kecamatan Lunyuk senilai Rp 1,6 M. Diduga kuat pembobolan dana ini melibatkan mantan pengurus UPK (Unit Pelaksana Kegiatan) program yang didanai pusat tersebut. 

Kepala Kejaksaan Negeri Sumbawa, Sugeng Hariadi SH MH, Jumat (9/5), menyatakan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan dengan meminta keterangan sejumlah saksi. Namun Kajari enggan menyebutkan adanya indikasi keterlibatan oknum-oknum terkait dalam pembobolan dana PNPM tersebut. “Ini yang masih kami selidiki,” ujarnya. 

Namun sambung Kajari, modus dari dugaan pembobolan ini sudah mulai teridentifikasi. Yakni memindahkan dana PNPM dari rekening lembaga ke rekening pribadi. Proses pemindahan rekening ini tengah didalami karena sesuai mekanisme harus ada tandatangan dari semua pengurus seperti ketua, sekretaris dan bendahara. “Hal inilah yang coba kami ungkap,” katanya. 

Sejauh ini tim penyidik kejaksaan yang langsung dipimpinnya, telah turun ke Lunyuk untuk mengumpulkan data dan keterangan kasus yang mulai diselidiki sejak Januari 2014. Di tempat itu, pihaknya meminta keterangan Ketua UPK PNPM Lunyuk, Syaiful Rahman. Ketua UPK ini dimintai keterangan karena saat terjadinya kasus dugaan pembobolan anggaran PNPM tersebut, menjabat sebagai Sekretaris UPK. 

Dari hasil turun lapangan ini ujar Kajari, terungkap anggaran program itu dialokasikan untuk kegiatan bidang pendidikan, kesehatan, dan simpan pinjam, termasuk pekerjaan fisik. 

Selanjutnya, tim penyelidik kejaksaan akan meminta keterangan pengurus UPK Tahun 2013 termasuk mantan ketua UPK, Tri Seputra dan mantan pengurus lainnya. “Semua yang diduga terlibat kami periksa, termasuk melakukan penelusuran asset yang terkait kasus itu,” pungkasnya.

Kamis, 01 Mei 2014

Sumbawa Memulai Tahapan Pilpres

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Meski tahapan pemilu legislative masih belum tuntas, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumbawa telah mulai melaksanakan tahapan Pemilu Presiden (Pilpres). Hal ini ditandai dengan kegiatan bimbingan tekhnis PPK dan PPS yang dilaksanakan di Aula Hotel Sernu, Selasa (29/4).

Ketua Divisi Tekhnis KPU Sumbawa, Sudirman SIP yang ditemui usai kegiatan mengatakan, bimtek PPS dan PPK ini menandai tahapan Pilpres sudah dimulai. Dalam Bimtek ini, KPU mensosialisasikan Peraturan KPU No. 9 tentang pedoman tekhnis pemutakhiran data pemilih sekaligus implementasinya di lapangan, dalam rangka Pilpres 9 Juni mendatang. 

Dalam tahapan Pilpres ini ungkap Sudirman, tidak ada lagi pemutakhiran oleh petugas pemutakhiran data pemilu dan langsung ditangani PPS dan PPK. Dasar data pemilih ini diambil dari data pemilih dan data pemilih khusus pada Pemilu Legislatif (Pileg) kemarin, termasuk data pemilih yang menggunakan KTP sebagai data pemilih sementara (DPS) Pilpres. “Kami juga mengambil data dari KPU pusat mengenai daftar pemilih pemula,” tambahnya. 

Untuk tahapan Pilpres ini, ungkap Sudirman, petugas memiliki waktu bekerja sekitar sebulan, mulai dari menyusun model data pemilih menjadi daftar pemilih sementara (DPS), hingga kesempatan untuk diumumkan kepada masyarakat selama tujuh hari. Selanjutnya, data ini akan menjadi daftar pemilih sementara perbaikan dan daftar pemilih tetap (DPT).

Sudirman mengakui, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Pileg memang ada sejumlah kekurangan, seperti, dinamika perpindahan masyarakat yang tidak dibarengi dengan administrasi kependudukannya. Dicontohkan, di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumbawa ada masyarakat dari luar daerah yang datang untuk bekerja secara musiman. Saat dicatat, jumlah DPT membengkak atau DPT ganda. Sebab, yang bersangkutan masih terdaftar di daerah asalnya. Namun saat hari pencoblosan yang bersangkutan tidak ada di Sumbawa karena sudah kembali ke daerah asalnya.

Namun, semua warga negara Indonesia yang berada di Sumbawa akan dicatat sebagai DPT dalam Pilpres mendatang. Nantinya akan ada pengaturan administrasi khusus tentang lokasi pencoblosan mereka. Untuk mengatasi kendala ini, KPU dan operator Sidali akan melakukan input data langsung ke kecamatan. Jadi, data pemilih akan benar-benar dikroschek.

Ke depan, momentum ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk menyiapkan sumber daya KPU yang lebih maksimal. Pihaknya juga akan mempersiapkan sumber daya muda, agar memiliki tenaga lebih dalam proses pemungutan dan perhitungan suara. Kepada petugas penyelenggara pemilu diminta untuk selalu menjaga netralitas dan independensinya, serta intensif berkoordinasi dengan tenaga PPL dan Panwaslu sehingga tahapan mulai dari awal pelaksanaan hingga di KPU terawasi dengan baik.

Penyelenggaraan Pileg di Sumbawa Terbilang Sukses

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbang-Poldagri) Kabupaten Sumbawa, Drs Arief M.Si menilai pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 di daerah ini terbilang sukses jika dibandingkan dengan sejumlah daerah lainnya di Indonesia. Meski diakuinya masih ada sejumlah persoalan yang harus diselesaikan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. “Ini hasil evaluasi kami, pemilu di Sumbawa berjalan aman, lancar dan sukses dengan tetap mempertahankan kondusifitas daerah,” ungkap Arief kepada Gaung NTB, Selasa (29/4). 

Kondisi ini tercapai, lanjut Arief, tidak terlepas dari peran semua pihak mulai dari KPU, Panwaslu dan jajarannya, pemerintah, aparat keamanan, parpol dan caleg peserta pemilu, maupun masyarakat secara umum. “Kami patut memberikan apresiasi kepada semua pihak terkait,” ucap Arief. 

Jika masih ada yang persoalan mengemuka dan keberatan dengan hasil Pileg 2014, Arief meyakini caleg dan parpol telah memahami prosedur hukum yang akan ditempuh, sehingga tidak melebar ke zona lain. “Sebab kalau melebar dikhawatirkan akan membuat rezonansi yang lebih luas, sehingga memberi pengaruh pada aspek dan elemen yang lain,” tandasnya.

Untuk itu Ia menghimbau semua pihak dapat menahan diri dengan mengedepankan profesionalisme dan proporsionalisme serta mematuhi aturan hukum agar permasalahan dapat diselesaikan secara terukur dan terkendali.

Ditemukan Belasan Rekening Tutup, Tunjangan Sertifikasi Triwulan Pertama 2014 Sudah Dicairkan

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Peserta sertifikasi angkatan 2006-2013 kini bisa tersenyum. Tunjangan profesi tahun 2014 untuk tri wulan pertama, akhirnya dicairkan oleh Bank NTB Cabang Sumbawa. Di Kabupaten Sumbawa, ada sebanyak 600 guru yang menerima pembayaran tunjangan satu kali gaji tersebut. ‘’Sebagian sudah ada yang cair. Kami pastikan tunjangan profesi tri wulan pertama ini sudah masuk ke rekening masing-masing guru hari ini (kemarin). Paling lambat besok ( hari ini) semuanya sudah tuntas,’’ kata Wakil Pimpinan Bank NTB Cabang Sumbawa, Rustam, SE. 

Dijelaskan Rustam, pencairan tunjangan profesi tri wulan pertama ini agak mengalami sedikit keterlambatan disebabkan beberapa faktor seperti ditemukannya sejumlah rekening salah nomor dan belasan rekening tutup karena saldonya habis. ‘’Masalah ini sudah kami koordinasikan dengan Dinas Diknas,” tandasnya. 

Tidak hanya berkoordinasi sambungnya, untuk menuntaskan pencairan tunjangan ini, pihaknya juga melakukan langkah solutif dengan cara mengeser sementara waktu pencairan bagi pemilik rekening tutup dan salah nomor.

Itu artinya, saat ini Bank NTB memprioritaskan dulu pencairan untuk pemilik rekening yang tidak bermasalah. ‘’Kami tidak mau hak ratusan guru lainnya terkendala hanya karena ada belasan rekening tutup,” ujar Rustam. 

Meski demikian, bukan berarti pihak Bank mengabaikan pemilik rekening tutup. Justru pihaknya tambah Rustam, tengah berupaya untuk mencari alternatif lain salah satunya dengan meng di On kan kembali rekening tutup ini. “Supaya tidak repot rekeningnya kita On kan lagi. Insya Allah bulan ini semuanya sudah tuntas,’’ janjinya. 

Ditemui terpisah Kadis Diknas Kabupaten Sumbawa, Sudirman Malik, SPd, menegaskan pemda tidak pernah berniat menunda pembayaran tunjangan profesi ini. Hal itu disampaikannya, untuk menepis tudingan bahwa pencairan tunjangan tersebut sengaja diperlambat. “Pemda tidak pernah menundanya. Untuk diketahui Kabupaten Sumbawa merupakan satu-satunya kabupaten yang tidak pernah telat membayar tunjangan profesi. Saya sendiri yang cek kalau tunjangan ini sudah masuk ke rekening penerima,” ungkapnya.
Namun, Dirman Malik—sapaan akrabnya, tidak menepis bila ada sejumlah rekening tutup dan itu tidak hanya terjadi di Bank NTB saja. “Laporan yang kami terima ada 8 rekening tutup,” timpalnya.

Masalah rekening tutup ini lanjutnya, bukan urusan Dinas Diknas melainkan kewenangan Bank itu sendiri. Mengacu kepada Memorandum Of Under Standing (MoU) antara Bank dengan kementerian kata dia, tidak ada istilah rekening tutup. Artinya, rekening yang digunakan guru tidak akan ditutup meski saldo di dalam rekening sudah habis. ‘’Dalam MoU Kementarian dan Bank tidak ada istilah rekening tutup. Kalau pun ada, berarti Bank yang tutup dan yang bisa memberi solusinya adalah pihak Bank,’’pungkasnya.