Rabu, 01 Juli 2015

Dibacok Teman, Usus Terburai

Dibacok Teman, Usus Terburai 

SUMBAWA – Ahmadi alias Rojes terpaksa dilarikan ke UGD RSUD Sumbawa, Minggu (21/6) lalu. Warga Desa Lunyuk Rea, Kecamatan Lunyuk ini menderita sejumlah luka tusukan di tubuhnya. Bahkan, ususnya terburai akibat dibacok oleh temannya sendiri, Sr, warga Desa Perung, Kecamatan Lunyuk.

Menurut informasi, penganiayaan ini terjadi hari Minggu lalu di sebuah tempat pencucian sepeda motor di Desa Perung. Saat itu, baik korban dan pelaku terlihat berjalan bersama. Bahkan keduanya saling merangkul menuju ke lokasi tersebut. Selain itu, keduanya juga terlihat berbincang-bincang dengan sangat akrab sebelum kejadian.

Namun, tiba-tiba sejumlah warga yang berada di lokasi melihat korban roboh bersimbah darah. Sr juga terlihat meninggalkan lokasi itu dengan terburu-buru.

Kasus penganiayaan ini dibenarkan oleh Kapolsek Lunyuk, Ipda. Ida Santosa. Akibat penganiayaan ini, korban menderita luka tusukan pada perut kiri, lengan kiri dan bagian punggung. Sampai sore kemarin pihaknya masih menyisir keberadaan tersangka yang kabur setelah menusuk korban.

Dalam menangani kasus ini, pihaknya telah meminta keterangan rekan-rekan korban maupun tersangka. Semuanya tidak mengetahui motif dari kejadian tersebut karena awalnya korban dan tersangka berteman akrab dan kerap bercanda.

Mantan KBO Sat. Intelkam Polres Sumbawa ini meminta bantuan keluarga pelaku dan aparat desa. Selain untuk menemukan tersangka juga untuk meredam munculnya aksi lain yang tidak diinginkan. ”Untuk saat ini situasi masih terkendali. Kami berharap semua pihak dapat menjaga kondusifitas,” ujarnya.

Santosa mengimbau agar pelaku menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (run/r4)

Cegah Perampok, Pengamanan di Lunyuk Diperketat

Kapolsek Lunyuk IPDA Sumardi S.Sos
Kapolsek Lunyuk IPDA Sumardi S.Sos

Pengamanan lingkungan di sejumlah desa wilayah Kecamatan Lunyuk semakin diperketat. Hal ini dilakukan warga untuk mengantisipasi terulangnya aksi perampokan dan kasus pencurian ternak yang sempat terjadi beberapa waktu lalu. Setiap malam di antaranya di Desa Emang, Perung, Lunyuk Ode, melakukan ronda malam mulai pukul 22.00 Wita hingga pagi harinya. Di pintu masuk desa dipasangi semacam ‘portal’ untuk menyeleksi tamu luar yang masuk guna mengetahui identitas dan keperluannya. Sebagian warga lainnya bergabung bersama polisi untuk menyisir daerah pesisir.

Kapolsek Lunyuk, IPDA Sumardi yang ditemui Selasa (30/12), mengakui intensifnya warga melakukan pengamanan swakarsa di lingkungan desanya. Setiap malam 40 orang warga siaga dengan penempatan terbagi di tiga titik yakni pos kamling, keliling desa dan menyasar pesisir. “Ini sudah berlangsung sejak beberapa minggu yang lalu,” aku IPDA Sumardi.

Diakuinya masyarakat secara sadar sudah memahami bahwa pengamanan tidak menjadi tugas polisi semata melainkan tanggung jawab bersama. Terlebih lagi jumlah polisi yang terbatas tidak maksimal dalam menjangkau wilayah kerjanya yang sangat luas karena terbentang di dua kecamatan yaitu Lunyuk dan Orong Telu. “Alhamdulillah sejauh ini Lunyuk masih dalam keadaan aman,” katanya.

Terkait kasus perampokan dan pencurian ternak yang terjadi belum lama ini, IPDA Sumardi mengindikasikan dilakukan oleh orang di luar Lunyuk bekerjasama dengan ‘orang dalam’ sebagai mata-mata dan penunjuk jalan. “Tidak mungkin pelaku bisa langsung menyasar sasarannya jika tidak ada yang membantu. Dan mata-mata ini tentu sangat mengetahui situasi dan siapa yang harus dijadikan korban,” ungkap Sumardi.

Biasanya kasus ini terjadi secara musiman. Pihaknya memetakan ada tiga waktu yang rawan kasus tersebut yaitu menjelang musim tanam, musim panen dan bulan puasa atau menjelang Idul Fitri. Meski demikian bukan berarti, para pelaku tidak melakukannya di waktu yang lain karena kejahatan bisa terjadi kapan saja, saat ada niat dan kesempatan. Karenanya Ia berharap pengamanan lingkungan tak pernah kendor meski saat ini dalam kondisi aman. Sebab para pelaku kejahatan akan beraksi ketika masyarakat lengah.

Warga Lunyuk Perketat Pengamanan

SUMBAWA– Aksi kawanan perampok bersenjata api beberapa waktu lalu belum hilang dari ingatan warga Kecamatan Lunyuk.

Agar kejadian serupa tidak kembali terulang, masyarakat setempat memperketat keamanan.

Kapolsek Lunyuk, Ipda. Sumardi mengatakan, pengamanan dilakukan dengan cara ronda malam oleh masyarakat di masing-masing desa dengan jumlah sekitar 40 orang setiap malam. ”Ada yang standby di pos ronda, ada juga yang keliling memantau wilayah,” ujarnya.

Selama melakukan ronda, masyarakat juga aktif berkomunikasi menggunakan handphone. Ada juga masyarakat yang ikut melakukan penyisiran di sekitar wilayah pantai bersama anggota polisi. Masyarakat ikut dilibatkan mengingat wilayah Polsek Lunyuk yang cukup luas.

Pengetatan pengamanan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi tindakan kriminal yang lain. Saat musim tanam, panen dan puasa, biasanya intensitas pendatang yang masuk ke Kecamatan Lunyuk lebih banyak. ”Kita kan tidak tahu apakah pendatang itu datang untuk bekerja atau ada tujuan lain,” imbuhnya.

Selain itu, masyarakat juga meletakkan sejumlah drum di tengah jalan di pintu masuk tiap-tiap desa setelah pukul 24.00 Wita. Sejumlah masyarakat juga berjaga-jaga. Hal ini dilakukan, agar pendatang yang melintas atau masuk ke wilayah mereka berhenti sejenak. Setelah itu, masyarakat akan menanyakan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi tindak kriminalitas. ”Dengan adanya ronda masyarakat membantu kami dalam melakukan pengamanan,” katanya.

Terkait adanya dugaan keterlibatan orang dalam pada aksi perampokan beberapa waktu lalu, menurut Sumardi indikasi tersebut memang ada. Tapi untuk membuktikannya diperlukan alat bukti yang cukup kuat. (run/radar sumbawa)

Polisi Harapkan Dukungan

 
 AKBP. Karsiman

SUMBAWA-Aksi pencurian ternak di wilayah Kabupaten Sumbawa belakangan ini kembali terjadi. Untuk mencegah aksi tersebut kembali terjadi, diperlukan peran dari semua pihak untuk menjaga keamanan wilayah.

Kapolres Sumbawa, AKBP. Karsiman mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan secara maksimal. Pihaknya sudah membentuk Unit Kecil Lengkap (UKL) yang dikelilingkan ke seluruh kecamatan. Namun, dalam melakukan pengamanan tidak bisa dilakukan sendiri. Ada peran pemerintah, DPRD dan masyarakat itu sendiri.

Diungkapkan, setiap anggotanya dari Kecamatan Alas Barat hingga Kecamatan Lunyuk sudah dilengkapi dengan senjata. Tujuannya untuk menahan dan mencegah terjadinya pencurian ternak. Tapi pihaknya tidak bisa memback-up sepanjang pantai mengingat luasnya wilayah Kabupaten Sumbawa. Karena 40 persen Provinsi NTB adalah Sumbawa. Jadi harus diback-up oleh pemerintah dan masyarakat khususnya.

Informasi mengenai adanya mata-mata kawanan pencurian ternak juga sangat terasa. Karena setiap gerakan polisi selalu ketahuan. Apabila polisi sedang bergerak, kawanan pencuri ternak tidak berani masuk ke dalam wilayah. Diduga kuat ada orang dalam yang menginformasikan kepada kawanan pencuri ternak.

Dalam hal ini, pihaknya belum bisa menebak asal kawanan pencurian ternak ini. Mereka masuk ke wilayah Sumbawa menggunakan perahu dengan kekuatan yang cukup memadai.

Selain itu ada solusi untuk membuat pos terpadu yang isinya masyarakat, Polisi, TNI, Satpol PP. Rencana ini akan dianggarkan untuk mencegah makin meluasnya aksi pencurian ternak. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Polda NTB. Dalam hal ini, Polda sudah menurunkan personel brimob untuk membantu masyarakat.

Rencananya akan ada penambahan transportasi untuk membantu pencegahan pencurian ternak. Untuk biaya operasional sendiri memang tersedia anggaran untuk melaksanakan operasi rutin. Namun untuk kejadian seperti ini, pemerintah daerah juga diharapkan bisa mendukung. Sehingga semua potensi yang ada bisa digerakkan untuk mencegah terjadinya aksi pencurian ternak. (run)

Mantan Ketua UPK, Tersangka


Sugeng Hariadi, SH MH

SUMBAWA– Kejaksaan Negeri Sumbawa, akhirnya menetapkan mantan ketua UPK PNPM generasi Sehat Cerdas (GSC) Kecamatan Lunyuk, TS, sebagai tersangka. Penetapan tersangka ini dibarengi dengan peningkatan status kasus dugaan korupsi PNPM GSC Lunyuk ini dari penyelidikan ke penyidikan.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sumbawa, Sugeng Hariadi, SH MH mengakui adanya peningkatan status kasus dan penetapan tersangka itu. Setelah ini, pihaknya akan kembali melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk kepentingan penyidikan. ”Kami sudah menetapkan tersangka dalam kasus PNPM GSC Lunyuk ini,” ujar Kajari, kemarin.

Kajari mengatakan, bahwa pihaknya juga akan melakukan penyitaan barang bukti dalam kasus tersebut. Yakni sebuah aset berupa rumah milik tersangka di Kecamatan Lunyuk. Namun, rumah tersebut sudah dijual oleh tersangka kepada Bank NTB Cabang Sumbawa. Namun diupayakan agar uang pembelian rumah tersebut dikembalikan untuk ditukarkan dengan rumah.

Aset tersebut sudah diinventarisir sejak 2014 lalu. Setelah dilakukan koordinasi dengan Fasilitator Kabupaten (Faskab), diketahui uang tersebut masih ada. Karena itu, uang tersebut akan disita sebagai barang bukti. Adapun jumlah uang hasil penjualan rumah tersebut sekitar Rp 375 juta lebih.

Meski dilakukan pengembalian, lanjut Kajari, namun tetap ada perbuatan melawan hukum dan kerugian negara. Tersangka juga mengakui telah mencairkan dana PNPM tersebut sebesar Rp 1,6 miliar.

Kasus ini muncul awal 2014, karena diduga pengurus UPK Tahun 2013 membobol dana PNPM sebesar Rp 1,6 miliar. Dana itu dicairkan namun tidak dialokasikan untuk melaksanakan program. Akibat dari kasus ini, program PNPM Lunyuk terpaksa dihentikan sementara, dan pemerintah pusat telah menyatakan Lunyuk sebagai kecamatan bermasalah.

Untuk menangani kasus ini sejumlah saksi sudah dimintai keterangan termasuk pengurus UPK baru. Selain itu sejumlah dokumen penting telah dikantongi oleh pihak Kejaksaan. (run)

Masyarakat Lunyuk Protes Pembangunan Tower


Masyarakat Kecamatan Lunyuk tidak setuju dengan rencana pembangunan menara telekomunikasi (Tower) diwilayah setempat. Bahkan mereka heran, terkait informasi izin yang katanya sudah keluar. Padahal masyarakat tidak pernah merasa telah menandatangani persetujuan.

Demikian disampaikan Ketua Komisi III DPRD Sumbawa Rusli Manawari kepada wartawan, yang telah menerima surat dari masyarakat Lunyuk terkait hal tersebut. Surat tersebut sudah diterimanya. Berisikan protes masyarakat Lunyuk terhadap pembangunan tower diwilayah sekitar. ‘’Ini sederhana sekali, Kalau masyarakat tidak mengizinkan untuk berdiri tower disitu ya jangan dibangun tower. Satu saja masyarakat yang tidak setuju, tidak boleh izin itu terbit,’’ tukasnya.

Untuk itu, Komisi III bersama Komisi I yang membidangi perizinan, bakal memanggil semua pihak, untuk menjelaskan masalah tersebut. Baik itu masyarakat, Camat Lunyuk, perusahaan tower terkait, Dishubkominfo, KPPT dan lainnya. Pertemuan rencananya diagendakan Senin mendatang. ‘’Kita berencana membuat pansus untuk tower. Kita ingin tahu data berapa jumlah tower yang ada di Kabupaten Sumbawa. Mau kita dorong PAD lewat sini,’’ tandasnya.

Sementara Ketua Komisi I Syamsul Fikri MSi menyatakan, sudah beberapa kali memfasilitasi terkait izin tower di Sumbawa. Yang jelas, sebelum ada proses perizinan harus dilakukan uji publik, uji kelayakan, dan lainnya. ‘’Saya belum tahu apakah itu sudah dilakukan apa belum. Yang pasti itu harus dilakukan. Terutama ini menyangkut kesepakatan dengan masyarakat,’’ ujarnya.

Komisi I juga sepakat dengan Komisi III untuk membentuk pansus tower. Karena diketaui, dari sekitar 100 lebih tower yang berdiri di Kabupaten Sumbawa, hanya sekitar 80 yang memiliki izin. Sehingga hal ini dianggap salah satu hal yang membuat PAD bocor. ‘’Ini yang membuat kebocoran PAD. Sehingga bisa diindikasikan liar yang belum berizin ini, karena tidak masuk dalam kategori PAD. Dikala mereka sudah membangun sekitar 100 lebih, apakah ini masuk dalam PAD, dikala belum berizin. Sehingga perlu ditelusuri izinnya. Kalau mereka sudah berjalan selama 5 tahun, kemana mereka nyetor. Ini harus diklarifikasi,’’ demikian Fikri. (TS/aw)

Camat Lunyuk Terima Bantuan Parabola dari Tim Ekspedisi NKRI



Subkorwil Sumbawa - MNC Grup melalui Tim Ekspedisi NKRI Sub Korwil 3 Sumbawa menyerahkan bantuan satu unit parabola merk Indovision kepada Pemerintah Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa tadi pagi (senin, 25/04). bantuan diterima langsung Camat Lunyuk Hisbullah, S.Sos dari Wadan Sub Korwil 3/Sbw Kapt. Marinir Andi M Yusuf bertempat di ruang aula kantor setempat.
Bantuan yang diserahkan merupakan wujud kepedulian MNC Grup kepada Kabupaten Sumbawa pada umumnya dan kecamatan Lunyuk pada khususnya.
Turut menyaksikan penyerahan bantuan adalah Pasiops Sub Korwil 3/Sbw Letda Inf. Usman dan Danramil Lunyuk Kapt. Inf.Tamtanus berserta staf kecamatan Lunyuk.
Camat Lunyuk Hisbullah. S.Sos, menyampaikan ucapan terimakasih dan apresisiasi kepada MNC Grup dan Tim Ekspedisi NKRI atas bantuan yang diberikan. “Kami menyampaikan terimakasih yang setulus tulusnya atas kepedulian MNC Grup, bantuan ini akan sangat bermanfaat.” katanya.
Ditambahkan olehnya, bantuan ini merupakan kepedulian MNC Grup terhadap Kabupaten Sumbawa dan Kecamatan Lunyuk khususnya karena Lunyuk salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa. secara geografis berada relatif jauh dari kota Kabupaten sehingga akses informasi relatif sulit. Menurut Hisbullah, Dengan adanya bantuan tersebut dirinya serta masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi dari daerah lain, berita nasional bahkan informasi internasional.
Sementara itu Wadan Sub Korwil 3/Sbw Kapt. Marinir Andi M Yusuf mengatakan bahwa bantuan yang diberikan merupakan salah satu bentuk implementasi kerjasama yang telah ditanda tangani antara MNC Grup, dengan Ekspedisi NKRI 2015.
“Kami telah menyalurkan bantuan 1 unit parabola kepada Pemerintah Kecamatan Lunyuk, bantuan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah dan masyarakat Lunyuk,” katanya usai menyerahkan bantuan.
Ia menambahkan bahwa bantuan tersebut tidak dilihat dari sisi nilai dan harga, namun bantuan tersebut kami berikan secara ikhlas dan bentuk kecintaan kami terhadap masyarakat Sumbawa dan Lunyuk khusunya. semoga bantuan tersebut dapat memberikan manfaat.