dakwatuna.com – Mataram.
Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di 32 provinsi di Indonesia 70
persen berjalan sukses membantu akses informasi masyarakat di daerah
terpencil, terluar dan tertinggal.
“Dengan pencapaian itu, tetap
harus didorong terus agar penggunaannya lebih optimal di masyarakat,”
kata Wakil Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Nasional (Detiknas) Kemenkominfo Prof Zainal A Hasibuan di Mataram, NTB,
Minggu malam.
PLIK dan Mobile PLIK (M-PLIK)merupakan bagian dari
empat program Desa Pinter (Desa Punya Internet) yang dilakukan oleh
Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika
(BP3TI). Desa Pinter dimaksudkan untuk menghilangkan kesenjangan
informasi dan pendidikan di Tanah Air.
“Dengan komputer yang
dilengkapi akses internet, masyarakat dapat mengakses informasi apapun
termasuk dunia pendidikan dan pengetahuan lainnya,” kata Hasibuan saat
temu media bertajuk “Peran PLIK dan MPLIK dalam Meretas Belenggu
Teknologi Informasi”.
Target semula hingga 31 Desember 2010, desa di kecamatan yang dilayani akses internet atau PLIK untuk seluruh Indonesia (kecuali DKI Jakarta) sebanyak 4.218. Ia mengatakan
target pembentukan itu sudah terlaksana semuanya, dan 70 persennya
berjalan lancar atau dimasukkan dalam kategori sukses.
Namun
kesuksesan itu bukan semuanya dengan tingkat kunjungan masyarakat yang
tinggi dan rata-rata pemakaian di atas delapan jam sehari.
“Penataan
sarana prasarana nya bagus dan tetap jalan operasionalnya akan kami
kategorikan sukses, sementara yang dikategorikan gagal itu ada komputer
nya tidak terpasang, perangkatnya hilang karena dicuri maupun pengelolaan yang amburadul,” ujarnya.
Oleh
karena itu, ujar dia, ke depan tetap harus terus dilakukan pembenahan
dari sisi sumber daya manusia (SDM), infrastruktur pendukung berupa
listrik maupun akses jalan.
“SDM pengelola hendaknya memiliki
langkah inovatif supaya bisa mengembangkan PLIK dengan menjalin berbagai
kemitraan sehingga masyarakat dapat tertarik mendatangani PLIK karena
ini sesungguhnya bisnis untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
juga,” ucapnya.
Ia menambahkan, langkah yang bisa diambil di
antaranya dengan melibatkan pemangku kepentingan dalam menetapkan arah
strategi pengembangan, mengkonsolidasikan program yang bersifat lintas
sektoral dan vertikal, melibatkan para akademisi dalam melakukan
pendampingan, serta meningkatkan akses konektivitas.
Sementara itu Burhanuddin, Media Operator PLIK
Kecamatan Lunyuk, Sumbawa menguraikan sejumlah program kemitraan yang
dilakukan sehingga berhasil PLIK-nya menjadi yang terbaik di Nusa
Tenggara Barat. “Daerah kami cukup jauh dari pusat kota atau berjarak
sekitar 98 kilometer sehingga keberadaan PLIK ini sangat membantu para
pelajar dan guru untuk mengakses internet,” katanya
Program
kemitraan yang sudah dijalankan oleh kelompok penerima PLIK pada Agustus
2010 di antaranya melalui pusat kegiatan belajar-mengajar (PKBM),
praktik teknologi informasi bagi siswa SMA/SMK, data aplikasi
sertifikasi tunjangan guru dan aplikasi data pokok pendidik (Dapodik),
pengiriman data perusahaan swasta, kerja sama dengan PT Newmont Nusa
Tenggara dan sebagainya. “PLIK juga sangat membantu para bidan desa
ketika kekurangan informasi hingga membantu mahasiswa dari universitas
terbuka,” ujarnya. (Antara)
Redaktur: Saiful Bahri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar