Sumbawa Besar, Gaung NTB – Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, kembali
melanjutkan program cetak sawah baru yang bersumber dari dana APBN.
Disamping itu, Disperta khusus melalui Bidang Pengelolaan Lahan, Air dan
Perlindungan Tanaman (PLA/Perlintan) tahun ini juga akan melaksanakan
program lain seperti pembangunan jaringan irigasi, optimalisasi lahan
pertanian, dan juga memiliki program sistem tanam. Kabid PLA Perlintan
Disperta Kabupaten Sumbawa, Ir Murad, kepada Gaung NTB, menyampaikan
bahwa semua program tersebut saat ini masih dalam tahap pelaksanaan
previkasi atau peninjauan lahan.
Sementara itu, terkait dengan program cetak sawah baru pada tahun
2014 ini, dijelaskan Murad, bahwa besar alokasi anggaran untuk cetak
sawah baru sekitar Rp 24 miliar dengan alokasi anggaran masing-masing
sebesar Rp 8 juta per hektar.
Menurutnya untuk tahun 2014 ini proposal usulan dari kelompok tani
untuk cetak sawah baru yang sudah diusulkan ke Disperta mencapai 13 ribu
proposal. Sebagian dari proposal tersebut kata Murad sudah dilakukan
verifikasi dan sebagian lainnya masih dalam proses verifikasi oleh tim
teknis untuk menentukan apakah memenuhi syarat atau tidak untuk
mendapatkan program tersebut.
“Kalau sudah rampung dilakukan verifikasi, selanjutnya program sudah
dapat diproses, sesuai dengan tahapan, karena pada sekitar bulan April
mendatang program ini sudah dilaksanakan,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Murad juga menyampaikan bahwa Program Cetak
Sawah Baru dari APBN ini sudah berjalan sejak tahun 2008 dan masih
berlanjut hingga tahun 2014 ini. Pada awalnya program ini kata Murad ada
dialokasikan untuk 2 kecamatan, yakni Kecamatan Tarano dengan luas
lahan 10 Hektar dan Kecamatan Maronge seluas 25.
Kemudian pada tahun 2009 ada 5 kecamatan, yakni Kecamatan Lunyuk,
Plampang, Moyo Hilir, Moyo Utara, dan Kecamatan Maronge dengan total
seluas 100 Hektar. Kemudian berlanjut di tahun 2010 jumlah jangkauannya
bertambah menjadi 8 kecamatan meliputi Kecamata Moyo Utara , Lunyuk,
Alas, Buer, Lenangguar, Moyo hulu, Lopok, dan kecamatan Tarano dengan
tatal luas lahan seluas 100 hektar.
Kemudian pada tahun 2011 dialokasikan untuk 15 kecamatan meliputi
Kecamatan Lunyuk, Buer, Lape, Lopok, Alas Barat, Rhee, Moyo utara, Moyo
Hilir, Maronge, Tarano, Empang, Plampang, Moyo Hulu 105, Lenangguar,
dan Kecamatan Orong Telu, dengan total luas lahan 600 hektar. Demikian
juga pada tahun 2012 masih program yang diluncurkan di 18 kecamatan
yang tersebar di Kabupaten Sumbawa dengan total 2000 hektar dan tahun
2013 lalu program yang sama juga ada di 22 kecamatan dengan total luas
lahan 3.300 hektar.
Sementara khusus untuk tahun 2014 ini menurut Murad, syarat untuk
mendapatkan program cetak sawah baru ini, cukup berat. Adapun syarat
atau kriteria kelompok tani untuk mendapatkan program diantaranya harus
ada sumber mata air yang jelas, vetigasi (tanaman sekitar) harus
mendukung, lahan tersebut harus dapat ditanami padi dua kali dalam
setahun, kemiringan lahan minimal 5 persen.
Selain itu sambung Murad, lahan juga harus berada di luar kawasan
hutan, status kepemilikan tanah harus jelas baik dari pemilik sawah
maupun keterangan dari desa setempat dan lahan tersebut tidak dalam
sengketa.
“Apabila ketujuh syarat tersebut sudah dapat dipenuhi oleh kelompok
tani yang mengusulkan, maka secara otomatis lahan tersebut akan lolos
seleksi dan berhak mendapat program cetak sawah baru,” jelasnya.
Selanjutnya terhadap program pembangunan jaringan irigasi, dijelaskan
Murad, bahwa program ini juga anggarannya dari APBN, yang telah dimulai
sejak tahun 2012 dan masih berlanjut pada tahun 2014.
Mengenai kecamatan dan calon kelompok tani yang akan mendapatkan
program irigasi tahun 2014 ini menurut Murad, masih dalam vrefikasi atau
pininjauan lahan. Menurutnya ada sekitar 3000 kelompok dari seluruh
kecamatan yang suda mengusulkan program tersebut, sementara jumlah
kelompok yang akan diambil hanya 60 kelomppok saja, dengan total dana
sebesar Rp 1,5 miliar.