Jakarta,
Sumbawanews.com.- Tokoh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB)
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H.Amir Jawas meminta dilakukan audit
penyaluran dana PT.NNT yang dialokasikan oleh Yayasan Olat Perigi (YOP)
dan Comrel PT.NNT. YOP adalah yayasan yang bertugas menyalurkan dana
PT.NNT kepada masyarakat untuk membantu kegiatan masyarakat.
Dimintai tanggapannya menyangkut maslah tersebut, anggota Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dapil Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB), Senator H.Lalu Abdul Muhyi Abidin menggugat dana
hibah dari PT.Newmont Nusa Tenggara (NNT). Pernyataan itu disampaikan
ketika ditanya tentang dana Coorporate Social Responsibility (CSR)
PT.NNT.
Dalam perbincangan dengan Sumbawanews pada Selasa (8/7/2014) di
Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senator yang membidangi anggaran di
DPD RI itu mengaku tidak mengerti detil masalah penyaluran dana CSR
PT.NNT. Dirinya malah menggugat uang hibah Rp300 Miliar yang bersumber
dari pT.NNT.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, peruntukan
dana hibah PT.NNT Rp300 Miliar belum jelas realisasi dan peruntukannya.
Ia mempertanyakan kepada Pemerintah Daerah NTB tentang dampak penerimaan
dana hibah PT.NNT RP300 Miliar yang menurut dia, pemanfaatannya
diperuntukkan sebesar besarnya untuk kemakmuran masyarakat NTB walaupun
dalam pengalokasiannya tanpa melalui mekanisme penetapan dalam Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) NTB.
Dalam Rapat Paripurna DPD RI pada Rabu (8/7/2014) Komite IV DPD RI
tempat Lalu (L) Muhyi bertugas, memberikan laporan Keputusan Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia Tentang Pertimbangan DPD RI
Terhadap Kerangka Ekonomi Makro Dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Serta
Dana Transfer Daerah Dalam Rancangan Undang-Undang Tentang RAPBN TA
2015.
Dalam laporan di halaman 5 (lima), DPD RI menyebut dalam kurun
waktu 2010-2015 pertumbuhan ekonomi di tigabelas Provinsi masih dibawah
rata-rata nasional (6,18%), seperti Papua (1,85%), Nusa Tenggara Barat
(1,94%), Nusa Tenggara Timur (5,47%), Kalimantan Selatan (5,66%),
Kalimantan Barat (5,84%) dan Kepulauan Bangka Belitung (5,86%).
Hal serupa juga terjadi pada daerah yang kaya dengan sumber daya
alamnya seperti Riau (3,85%), Aceh (4,31%), Daerah Istimewa Yogyakarta
(5,19%), Kalimantan Timur (3,69%), Sumatera Selatan (6,03%).
PT.NNT yang telah mengeruk hasil perut bumi KSB selama ini, masih
teguh dengan komposisi pemegang saham. Dihimpun dari beberapa data oleh
media ini Newmont Nusa Tenggara BV menguasai 56%, PT.Multi Daerah
Bersaing 24%, PT. Daerah Maju Bersaing (perusahaan daerah NTB) 25%, PT.
Pukuafu Indah 17,8%, Indonesia Masbaga Investama 2,2%, PT. Multi Capital
(Group Bakrie) atau 18% saham Newmont. (Zainuddin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar