Sumbawa Besar, Gaung NTB
Kehadiran pertambangan di Blok Elang (Dodo-Rinti) dihawatirkan akan
menjadi malapetaka bagi pertanian masyarakat Sumbawa karena keberadaan
tambang tersebut akan mengancam sumber potensi air di Sumbawa khususnya
di wilayah hulu Sumbawa. Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Penelitian
dan Pengelolaan Sumber Daya Hutan (LP2SDH) Sumbawa, Abdul Haji S.AP.
Kepada Gaung NTB, Abdul Haji menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat
Sumbawa yang berada di wilayah hulu, hilir, utara, barat, dan timur
Kabupaten Sumbawa adalah petani yang menggantungkan hidup pada sumber
air sebagai kebutuhan pokok pertanian.
Sedangkan di sisi lain, katanya, salah satu investor pertambangan akan
melakukan penambangan di wilayah Selatan Sumbawa (Kecamatan Ropang) yang
merupakan pusat sumber mata air di Kabupaten Sumbawa.
Secara teori jelasnya, Daerah Aliran Sungai (DAS) terbagi dalam 2
kategori yaitu DAS Dalam Tanah dan DAS Permukaan, serta air mengalir
dari dataran yang tinggi menuju dataran yang rendah.
Dapat dipastikan jika terjadi penambangan di Blok Elang (Dodo Rinti),
maka debit air di beberapa bendungan besar di Kabupaten Sumbawa akan
berkurang. “Bendungan Batu Bulan, Bendungan Mama, Bendungan Gapit,
Bendungan Sejari serta sumber mata air lainnya yang berada di bawah
dataran Selatan Sumbawa termasuk bendungan Plara di Kecamatan Lunyuk,
debit airnya akan berkurang,” paparnya.
Di samping itu sambungnya, akibat keberadaan tambang tersebut juga akan
mengancam terjadinya kekeringan terbesar yang akan dialami oleh
masyarakat petani di Sumbawa. “Pengurangan debit air akibat penambangan
di Blok Elang, atau di wilayah Selatan Sumbawa yang memiliki izin
konsesi seluas 98.000 Ha akan menyebabkan terjadi kekeringan,” jelas
Abdul Haji yang juga menjadi Ketua GP3A Ai Maja Kecamatan Unter Iwes
Daerah Irigasi Bendungan Batu Bulan.
Di antara wilayah yang akan mengalami kekeringan tersebut, seperti
Kecamatan Lopok, Lape, Moyo Hulu, Moyo Hilir, Maronge, Plampang,
Labangka, Empang, Lenangguar, Lunyuk, Sumbawa dan Unter Iwes, karena
sebagian besar daerah tersebut merupakan dataran rendah yang sumber
airnya berasal dari hutan atau gunung di wilayah Selatan Sumbawa seperti
Dodo-Rinti Kecamatan Ropang, Olat Sebekil dan Jaran Pusang Kecamatan
Plampang, sebagaimana peta DAS Kabupaten Sumbawa.
Berangkat dari kondisi tersebut, Abdul Haji berharap kepada Pemerintahan
Daerah Sumbawa dalam hal ini legislatif dan eksekutif untuk meninjau
dan mempertimbangkan kembali kebijakan rencana penambangan emas Blok
Elang yang saat ini sedang dilakukan ekplorasi oleh salah satu
perusahaan pertambangan raksasa multi nasional.
“Jangan karena kepentingan investasi sesaat, masa depan petani dan masyarakat Sumbawa yang menjadi korban,” tandasnya.
Untuk diketahui kata Abdul Haji, selama ini
yang menikmati keberadaan perusahaan tambang hanya sebagian kecil
masyarakat Sumbawa yaitu hanya para pemangku kepentingan tertentu yang
memiliki kepiawaian dan kemampuan untuk melakukan negosiasi dan manuver
politik terhadap investor tambang. “Kalau masalah ini tidak diindahkan
oleh Pemda Sumbawa, kami khawatir akan terjadi konflik dan gerakan
masyarakat tani secara masif yang akan berdampak terhadap kondusifitas
daerah, oleh karena itu jangan korbankan petani untuk kepentingan
investor pertambangan,” pungkasnya.
Untuk daerah sering izin
BalasHapusPertambangan sangat mudah didapatkan