Taliwang,
Sumbawanews.com.- Munculnya gerakan untuk melakukan percepatan
pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa, dan mendapat reaksi beragam dari
sejumlah pihak terutama dari elit partai pengusa NTB, dinilai oleh
sejumlah pihak menjadi indikasi kuat bahwa Gubernur NTB, Dr TGH Muhammad Zainul Majdi
setengah hati mendukung pembentukan PPS dan belum rela pulau penyangga
pendapatan daerah NTB lepas dari wilayah kekuasaannya.
Amru Albar (36), ketua Forum Pemuda Masyarakat Sumbawa Barat,
menegaskan, upaya Gubernur NTB untuk menggagalkan PPS, terlihat dalam
beberpa tahapan proses perjuangan PPS yang telah dilakukan oleh rakyat
pulau Sumbawa. Dimana gubernur terus mencari cara agar PPS gagal ditetapkan menjadi DOB, sebut dalam rekomendasi yang dikeluarkan
gubernur. TGB, justru memperlambat dan menunda -nunda proses itu.
Penolakan itu memang terlihat ditutupi, bebernya, karena Gubernur
memang tidak akan berani secara terang terangan menolak pembentukan
PPS. “Itu hanya akal akalan agar ketokohannya tetap terjaga. Tapi, itu
tidak bisa disembunyikan. Artinya, gubernur setangah hati lepas dari
PPS. Bayangkan saja, jika Pulau Sumbawa yang nota bene adalah penyangga
utama pendapatan daerah NTB harus dilepas, maka dipastikan Pulau Sumbawa
akan lebih cepat berkembang dan maju dari Pulau Lombok,” tegasnya.
Upaya untuk menggagalkan terbentuknya PPS oleh gubernur semakin
kontras, lanjutnya, dalam gerakan yang rencana dilakukan oleh Koalisi
Sumbawa Barat untuk PPS, dan juga gerakan di kabupaten lainnya untuk
mendorong percepatan pembentukan PPS, Gubernur NTB sangat kuat
diindikasikan menggunakan sistem Partai Demokrat untuk membuat manuver
blunder untuk melarang kadernya bergabung dalam gerakan itu. Kepentingan partai harus dikesampingkan dalam gerakan ini, karena
prinsip gerakan ini adalah untuk memberikan sinyal kepada pemerintah
pusat dan elit politik di pusat, bahwa PPS adalah keinginan semua pihak,
terutama rakyat.
“Siapa berani jamin bahwa PPS bisa masuk?, kalau demokrat berani
pastikan, maka mari kita buat perjanjian terbuka dengan rakyat Pulau
Sumbawa?. Dan jika tidak?,” tukasnya Jadi gerakan rakyat sangat dibutuhkan untuk menganntispasi hal tadi. Lanjutnya. Hal senada disampaikan, Ricahad (43), ketua Forum Pemuda Brang Rea. Ia menegaskan, kepentingan partai itu harus disinergikan dengan
kepentingan rakyat.
“Politisi dalam hal ini harus melebur, jangan justru membenturkan
kepentingan ini dengan kepentingan partai, apalagi hanya untuk
kepentingan atasan partainya,” cetus Richad.
Perdebatan tentang kebutuhan rakyat Pulau Sumbawa terhadap terbentuknya PPS telah tuntas, jadi kita jangan sampai justru terjebak dalam perdebatan itu. karena bisa jadi akan mengendorkan perjuangan untuk pembentukan PPS.
Sementara itu, juru bicara presidium Koalisi Sumbawa Barat untuk PPS,
Andi Subandi, mengungkapkan, gerakan yang dilakukan oleh Koalisi
Sumbawa Barat untuk PPS adalah gerakan terbuka bagi semua pihak, dan
wadah perjuangan bagi siapa yang punya perhatian terhadap PPS. Artinya, bukanlah untuk segolongan kelompok, apalagi individu. “Kita terbuka untuk semua pihak. Jadi siapa saja yang ingin didepan
terhadap gerakan ini silahkan?, justru itu adalah harapan kita, karena fokus gerakan ini adalah untuk mendorong PPS segera dimasukkan
dalam daftar Daerah Otonom Baru (DOB) dalam masa sidang di bulan Juli
mendatang,” terangnya
Gerakan itu bukan untuk mematahkan gerakan yang dilakukan oleh tokoh
ataupun politisi elit di pusat. Justru gerakan itu adalah untuk
menguatkan alasan atas terbentuknya PPS, bahwa PPS adalah keinginan
semua pihak di Pulau Sumbawa bukan keinginan individu atau kelompok
tertentu. “Dalam setiap perjuangan pasti ada pengorbanan. Dan, gerakan itu
bukan kita ingin mengganggu ketertiban umum. Tapi kita ingin menggugah
simpati publik di sisa waktu yang tinggal beberapa hari perjuangan ini
untuk PPS. Jadi kalau ada upaya untuk menggagalkan gerakan ini,
terutama oleh penguasa NTB, maka kami minta itu dihentikan, karna itu
akan membuat kekecewaan yang mendalam terhadap rakyat Pulau Sumbawa,”
tutupnya. (Unang Silatang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar