Sumbawa Besar, Gaung NTB – Ketahanan pangan di Kabupaten Sumbawa dan
Sumbawa Barat terbilang sangat aman. Soalnya, stok beras terutama untuk
Raskin yang tersimpan di sejumlah gudang milik Perum Bulog mencapai 32
ribu ton. Kepala Perum Bulog Sub Divre Sumbawa, Wahyu Sutanto MM kepada
Gaung NTB, Selasa (3/9), mengakui kondisi pangan di wilayah kerjanya.
Sejauh ini ungkap Wahyu—akrab pejabat ramah ini disapa, kebutuhan beras
di Sumbawa dan KSB setiap bulannya hanya 601 ton. Jika diasumsikan, 32
ribu ton stok yang tersedia dapat menjamin ketersediaan pangan untuk 51
bulan ke depan. “Jadi beras yang kini tersimpan di tiga gudang yaitu
gudang Labuan Sumbawa, Lopok dan Alas, sudah sangat aman,” tandasnya.
Selain aman kata Wahyu, keberadaan stok beras Bulog Sumbawa dapat
mengatasi kekurangan stok di daerah lain. Dan dalam waktu dekat,
pihaknya akan melakukan move atau droping beras ke wilayah NTT sebanyak
1.500 ton. “Tahun sebelumnya kami pernah memindahkan (move) ke NTT dan
Pulau Lombok, sekarang Pulau Lombok sudah mencukupi, sehingga droping
itu hanya untuk NTT,” ujarnya.
Pelaksanaan Raskin
Disinggung pelaksanaan penyaluran Raskin Tahun 2013, Wahyu menyebutkan
sudah dilakukan 10 kali sejak Januari hingga Agustus ditambah dengan
Raskin 13 dan 14. Untuk September ini, penyaluran sudah mulai dilakukan
Senin (2/9) dan kini masih terus berlangsung sehingga semua desa sasaran
mendapatkan Raskin bagi warganya yang tercatat sebagai rumah tangga
sasaran (RTS). Selain Raskin September, pada bulan yang sama akan
dilakukan penyaluran Raskin 15 sebagaimana Raskin 13 dan 14 yang
merupakan kebijakan pusat dalam mengatasi situasi dan dampak naiknya
harga BBM. Setiap bulannya Bulog Sumbawa menyalurkan Raskin sebanyak
464.175 kilogram setiap bulan untuk 30.945 RTS yang masing-masing
mendapat 15 kilogram. Artinya dalam 10 kali penyaluran berarti beras
Raskin yang sudah diterima masyarakat mencapai 4.641.750 kilogram.
Sejauh ini diakui Wahyu, tidak ada persoalan di lapangan saat
penyaluran Raskin. Ia menepis anggapan bahwa ada beberapa desa yang
hingga dua bulan belum menerima Raskin, merupakan sebuah persoalan. “Itu
bukan masalah, penyaluran Raskin dua bulan sekali ini karena permintaan
desa bersangkutan, dan desa itu berada terisolir dengan medan yang
sangat sulit. Jadi bukan karena tidak membayar Raskin,” ujarnya
meluruskan. Ia berharap kelancaran penyaluran Raskin ini dapat terus
berlangsung hingga berakhirnya Tahun 2013 mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar