Sumbawa Besar, Gaung NTB- Gegap gempita perayaan HUT Kemerdekaan
Republik Indonesia ke-68 tahun sudah dirayakan. Ironis, sekian lama
republik ini merdeka, ternyata masih ada veteran kemerdekaan yang
nasibnya diabaikan. Hidup veteran perang masih pas-pasan. Tidak semua
veteran kemerdekaan dianugerahi lencana kehormatan dan piagam
penghargaan, karena masih ada yang lepas dari perhatian pemerintah.
Adalah Muhammad Nuh—pejuang yang kini telah berusia 130 tahun. Warga
Dusun Tengah, Desa Utan, Kecamatan Utan ini sudah berjuang di era
penjajahan Belanda dan Jepang. Kakek yang hidup sebatang kara ini
disebut-sebut sebagai pengibar pertama Sang Saka Merah Putih di tanah
Sumbawa.
“Di usia senja, hidup Muhammad Nuh memprihatinkan, tergantung pada
belas kasihan tetangga. Untuk sekedar tidur saja mesti berpindah-pindah
rumah, dari satu tetangga ke tetangga lainnya,” ucap Abdul Hamid,
tetangga Muhammad Nuh. (16/8).
Menurut Abdul Hamid, Muhammad Nuh tidak pernah mendapatkan bantuan
pemerintah. “Memprihatinkan sekali hidup beliau sekarang. Meski sudah
berjuang demi kemerdekaan, beliau masih harus berjuang demi hidupnya
sendiri. Veteran kemerdekaan seperti terlupakan begitu saja. Ibarat
kacang lupa kulitnya,” sambungnya.
Meski hidup memprihatinkan, Muhammad Nuh sendiri tidak berharap belas
kasihan dari pemerintah. “Saya tidak pernah mendapat perhatian
pemerintah. Saya hanya berharap agar pemerintah tidak melupakan begitu
saja jasa para veteran perang kemerdekaan yang berjuang bertaruh nyawa
demi bangsa dan negara,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar