Sumbawa Besar, Gaung NTB – Ketergantungan Pemerintah Daerah terhadap
APBN masih tinggi. Hal ini terbukti dari seluruh APBD Kabupaten Sumbawa,
hanya 6,9 persen anggaran daerah yang diperoleh dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Demikian disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa, H
Farhan Bulkyah SP dalam keterangan persnya saat Buka Puasa Bersama yang
digelar DPRD Sumbawa, Jum’at (2/8).
Diungkapkan H Farhan, PAD Tahun 2012 turun 10 persen dibandingkan
Tahun 2011. Sementara pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan
meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan laju
pertumbuhn rata-rata 14 persen, hal ini katanya akan berdampak pada
meningkatnya obyek pajak baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pertumbuhan tersebut katanya, menunjukan bahwa potensi penerimaan
daerah dari sector pajak dan retribusi daerah juga semakin meningkat.
Namun kenyataannya peningkatan itu tidak diikuti dengan peningkatan
target pemerintah dalam menetapkan PAD, sehingga PAD dari tahun ke tahun
tidak signifikan. Karenanya DPRD Sumbawa terus mendorong Pemerintah
Daerah untuk mengoptimalkan penggalian sumber-sumber PAD sehingga
penetapan target PAD menjadi lebih tinggi.
Selain itu, pada kesempatan tersebut H Farhan juga menyampaikan bahwa
alokasi anggaran untuk bidang pendidikan di APBD Kabupaten Sumbawa
telah melebihi ketentuan UU yang mewajibkan pemerintah mengalokasikan
anggaran sebesar 20 persen dari APBN maupun APBD.
Namun anggaran ini sebutnya, sebagian besar masih dialokasikan untuk belanja pegawai dan belanja pembangunan sarana fisik seperti gedung sekolah dan lain-lain.
Ke depan DPRD Sumbawa akan mendorong alokasi anggaran untuk kegiatan
non fisik agar meningkatnya angka partisipasi sekolah dan peningkatan
kualitas pendidikan di Kabupaten Sumbawa. Seperti alokasi anggaran untuk
beasiswa kepada siswa atau mahasiswa berprestasi dan tidak mampu dengan
tujuan agar proses pendidikan dapat dilaksanakan secara tuntas dan
berkesinambungan.
Sementara terkait dengan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Sumbawa, menurut H Farhan, secara umum semakin membaik yang ditandai dengan pemberian predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI.
DPRD Sumbawa menyikapi keberhasilan itu dengan melakukan koordinasi
yang intensif dengan pemerintah daerah dan BPK demi peningkatan kinerja
pengelolaan keuangan daerah di masa mendatang. “Opini WTP ini harus kita
pertahankan, tentunya dengan memaksimalkan kembali pengelolaan keuangan
daerah, terutama penataan aset daerah yang selama ini menjadi kendala
Kabupaten Sumbawa mendapatkan opini WTP,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar