Senin, 03 Desember 2012

Bahaya Penggunaan Air Raksa Dalam Penambangan Emas Tradisional

oleh NURUL FAHMI
Mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia  – Jogyakarta
Beberapa bulan  yang lalu kita sempat dikejutkan dengan di temukannya bukit  atau  gunung  Labaong yang didalamnya  terdapat kandungan emas . bukit atau gunung ini  terletak di desa Hijrah , kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa NTB. Seperti yang kita ketahui sebelumnya  , mayoritas masyarakat  sekitar adalah petani,   bahkan  semenjak  peristiwa tersebut tidak sedikit  petani atau masyarakat  yang  lebih memilih mencari emas dari pada menggarap sawah , karena menurut mereka hasil yang didapatkan dari mencari emas lebih banyak dari pada hasil  yang didapatkan dari menggarap sawah.
Tidak hanya masyarakat sekitar saja yang datang mencari emas di bukit  Labaong ,bahkan masyarakat  yang dari luar pulau  Sumbawa pun banyak berdatangan ke bukit Labaong. Peristiwa tersebut juga  sempat membuat peredaran uang di daerah ini perkembang pesat . di sepanjang jalan kita pasti banyak  mememukan tempat tempat pengolahan emas .Yang  oleh masyarakat sekitar di kenal dengan sebutan “tempat gelondong”. di sepanjang sungai atau tanggul dan di sekitar sawah sawah terdapat tempat gelondong. Gelondong tersebut bekerja 24 jam, nonstop . bahkan tidak sedikit juga tempat gelondong tersebut berada di halaman rumah rumah warga yang ada di lingkungan kampung.

Penambangan tersebut menggunakan merkuri atau air raksa.  Masyarakat masih banyak yang belum mengerti tentang sangat berbahaya nya penggunaan merkuri atau air raksa tersebut. Oleh karena itu melalui tulisan saya ini . saya ingin memaparkan sedikit tentang  merkuri atau air raksa  serta bahaya penggunaan raksa atau merkuri dalam penambangan emas.
Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan nomor atom 80  dan berat atom 200,6. Merkuti merupakan unsur yang sangat jarang dalam  kerak  bumi, dan relatif terkonsentrasi pada  beberapa  daerah  vulkanik dan  endapan  endapan  mineral biji dari  logam logam berat.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh merkuri antara lain  gangguan system syaraf, gejalanya  antara  lain berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak  kuat  dan rontok, anemia, albuminuria, dan  gejala lain berupa kerusakan ginjal,serta kerusakan mukosa usus.
Yang lebih menggemparkan lagi yaitu  penyakit yang pertama kali ditemukan kasusnya di Jepang, yaitu penyakit minamata atau Sindrom Minamata yang korbanya  adalah   penduduk yang tinggal di wilayah sekitar pesisir  minamata, yaitu provinsi Kumamoto dan Kagoshima. Syindrom  minamata ini adalah sindrom kelainan fungsi syaraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa.
Gejala sindrom ini seperti kesemutan  pada kaki dan tangan, lemas- lemas, penyempitan sudut pandang dan  degradasi  kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada tingkat akut gejala  ini biasanya  memburuk serta disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan akhirnya meninggal  dunia.
Penambangan  emas merupakan suatu kegiatan  yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat , namun demikian penambangan emas juga akan merugikan apabila dalam pelaksanaan nya  tampa diikuti dengan proses pengolahan limbah hasil pengelolaan biji  emas secara baik, akibat yang ditimbulkan dari pembuangan merkuri pada air tanah maupun aliran sungai, akan masuk dalam rantai makanan baik melalui hewan maupun tumbuhan yang pada akhirnya akan  sampai pada tubuh manusia.
Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kepedulian terhadap lingkungan kita, agar supaya kehidupan kita lebih terjaga. Tidak semata  mata untuk mendapatkan kesenangan sesaat saja. Tapi kita juga memikirkan kehidupan yang akan datang demi terujudnya kehidupan yang sehat dan sejahtera, khususnya masyarakat Samawa. Seperti semboyan kita “Samawa, Sabalong Samalewa”. J

1 komentar: