Senin, 22 April 2013

Ratusan Tenaga Pendidik PAUD Terima Insentif

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Sebanyak 420 tenaga pendidik (Tendik) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se Kabupaten Sumbawa mulai menerima insentif secara bertahap mulai, Senin (8/4). Insentif Tendik tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas pengabdian dan karya mereka selama ini dalam mengelola dan mengembangkan PAUD.
Seperti disampaikan Kasi PAUD Dinas Pendidikan Nasional (Diknas), Mukhlis SPd, kepada Gaung NTB, belum lama ini, bahwa insentif yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Sumbawa Tahun 2013 diberikan terhitung mulai Januari hingga Maret ini sebesar Rp 525 ribu dengan rincian Rp 175 ribu per bulan untuk PAUD reguler 200 orang dan Tendik PPAUD 240 orang. “Jumlah insentif yang diterima tendik PAUD reguler sama dengan PPAUD. Mereka menerima insentif secara langsung di Seksi PAUD Dinas Diknas Sumbawa,” jelas Mukhlis.
Selain itu sambungnya, insentif tersebut juga diberikan secara bertahap dalam waktu seminggu dimulai Senin kemarin. Untuk tahap pertama Tendik yang menerima insentif berasal dari kecamatan dalam kota meliputi Kecamatan Sumbawa, Unter Iwis, Labuan Badas dan Batulanteh. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua di Kecamatan Lape, Lopok, Moyo Hilir, Moyo Utara dan Moyo Hulu, Berikutnya Kecamatan Maronge, Plampang, Tarano, Empang. Bergeser ke kecamatan Alas, Alas Barat, Utan, Buer, Rhee. Terakhir untuk Tendik PAUD yang ada di wilayah Selatan mulai dari PAUD di Kecamatan Lunyuk, Labangka, Ropang, Lantung dan Lenangguar. 
“Insentif ini adalah sebagai bukti komitmen Pemerintah daerah bagi kelanjutan program PAUD di Sumbawa, juga sebagai bentuk penghargaan (reward) kepada tenaga pendidik atas kerja keras selama ini, dalam mengoptimalkan pertumbuhan anak usia dini 0 hingga 6 tahun,” paparnya.
Sebelum insentif ini diberikan, kata Mukhlis, kepada Tendik akan diberikan penjelasan terkait insentif yang di SK kan oleh Bupati.
Penerimaan insentif ini tidak ada kaitannya dengan status kepegawaian yang bersangkutan, karena Pemda Sumbawa tidak merekrut tenaga honorer. “Jadi insentif ini tidak ada kaitannya dengan status kepegawaian Tendik, ini yang harus dipahami,” ujarnya.
Karenanya penerimaaan insentif setiap tahunnya dapat mengalami perubahan, bisa naik atau turun dan juga hilang, tergantung dari hasil evaluasi dari laporan bulanan atau persemester dari pengelola PAUD. Selain itu sambungnya, juga ditentukan dari hasil evaluasi tenaga penilik di lapangan yang memantau kinerja para tendik ini setiap hari.
Kinerja Tendik PAUD ini kata Mukhlis, berada dalam pengawasan tenaga penilik mulai dari tingkat kehadirannya, motivasi, semangat mengajar, cara mengajarnya, serta sejauhmana mereka dapat memberikan perkembangan terhadap tumbuh kembang anak. “Itu semua dievaluasi, di samping ada monitoring dan evaluasi (monev) dari tim kita yakni Tim Komite Koordinasi Kabupaten untuk program PPAUD yang melibatkan beberapa instansi terkait seperti Bappeda, DPRD, Dinas Kesehatan, Diknas, PKK, BKBPP, dan organisasi mitra Himpaudi,” bebernya.
Jika hasil Monev, kinerja Tendik ada peningkatan atau sebaliknya sudah tidak aktif lagi, maka bisa saja insentif mereka akan dialihkan kepada Tendik lain yang dinilai bekerja lebih riel. Intinya kata Mukhlis, evaluasi dan monitoring kinerja Tendik ini sangat penting agar Tendik berkarya lebih baik lagi, terus berprestasi sehingga insentif tetap dapat diterima.
Bahkan pemerintah juga dapat memberikan reward dalam bentuk lain seperti beasiswa atau magang seperti yang sudah berjalan selama ini. “Kalau nantinya ada perubahan kebijakan atau ada kebijakan baru untuk lebih mengakomodir kesejahteraan, maka nama-nama Tendik penerima insentif dapat dijadikan alat ukur prestasinya,” jelas Mukhlis.  
Untuk itu Mukhlis menghimbau kepada seluruh Tendik agar terus berkarya dan meningkatkan kreatifitasnya melejitkan potensi yang dimiliki anak, di samping terus berusaha meningkatkan mutu dan kompetensi sebagai tenaga pendidik, sesuai dengan apa yang sudah diamanatkan oleh Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD. Aturan ini sudah mengatur tentang kualifikasi tendik, sarana prasarana, isi kurikulum, evaluasi dan lainnya.
Ditambahkan Tati Haryati, Staf PAUD pada Seksi PAUD Dinas Diknas Sumbawa yang berharap kepada pengelola PAUD tidak mudah menerima tenaga pendidik, di samping akan membebani pengelola juga dikhawatirkan akan membebani pemerintah terutama terkait dengan pemberian insentif, sementara anggaran daerah terbatas.
Selain itu katanya, diharapkan kepada pengelola PAUD agar memaksimalkan kinerja tenaga pendidik yang sudah ada sehingga terjadi efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas. “Kami berharap pengelola PAUD dapat memaksimalkan tenaga pendidik yang ada untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak usia dini,” demikian Tati Haryati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar