Lunyuk, Gaung NTB – Tim yang mengaku utusan Aliansi Adat Masyarakat
Nusantara (AMAN) nyaris dihakimi massa di wilayah Desa Jamu Kecamatan
Lunyuk, Minggu malam. Beruntung Kades dan Danramil setempat turun
tangan. Namun massa yang berjumlah lebih dari seratus orang ini, sudah
membakar umbul-umbul dan lambang yang terpasang di rumah salah seorang
warga—tempat tim yang berjumlah 6 orang ini melaksanakan kegiatan.
Peristiwa ini diakui Kades Jamu, A Hamid yang menghubungi Gaung NTB,
Senin (18/3). Aksi warganya ini dipicu karena ulah Tim AMAN, yang
menggelar kegiatan ‘siluman’.
Dari informasi yang diketahui ungkap Hamid, Tim AMAN yang berasal
dari Sumbawa dan Lombok ini datang menggelar kegiatan silaturrahim
dengan sekelompok orang yang diklaim sebagai masyarakat Adat Penganam
dan Adat Pekasa yang diakui AMAN memiliki hak ulayat di hutan Pekasa
bagian dari wilayah Desa Jamu. Tentunya warga Jamu menolak keras klaim
dan kegiatan tersebut. Sebab warga Jamu tidak pernah mengakui adanya
kelompok adat tersebut mengingat lokasi yang diklaim sebagai hak ulayat
adalah hutan belantara. Apalagi keberadaan sekelompok orang yang mengaku
dari masyarakat adat yang ‘dilindungi” AMAN ini bukan warga Jamu karena
sebagian besar berasal dari Bima dan Lombok. Karenanya keberadaan AMAN
dan sekelompok orang itu justru dinilai warga telah merusak adat
istiadat dan kearifan local yang ada di Desa Jamu. Kelompok itu terang
Kades, telah merusak dan merambah hutan yang selama ini dijaga warga
Jamu. “Mereka itu datang merusak, bukan datang melestarikan alam,” tukas
Hamid yang sempat menyinggung proses hokum terhadap Ketua Adat Pekasa
terkait kasus perambahan hutan.
Sebelumnya Hamid mengaku indikasi warga akan bergerak untuk
menghakimi tim AMAN itu sudah diketahuinya. Karenanya saat mengetahui
tim itu tiba di Desa Jamu, Kades Hamid sempat menyampaikan pesan melalui
pemilik rumah tempat dilaksanakan kegiatan itu, agar melapor ke
pemerintah desa.
Rupanya hal itu tidak ditanggapi, sehingga hal yang tidak diinginkan
itu terjadi. Beruntung dia dan Danramil serta Babinsa setempat turun
tangan, sehingga aksi main hakim sendiri itu tidak terjadi. “Malam itu
saya memberikan ultimatum agar tim itu segera meninggalkan Desa Jamu,
paling lambat besok pagi,” ujar Kades.
Sementara itu Danramil Lunyuk, Kapten Triwahyono membenarkan sempat
turun ke lapangan menetralisir kondisi dan mencegah terjadinya aksi main
hakim sendiri. “Saat ini kondisinya sudah kondusif,” ujarnya singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar