Ada 31 juta dry metriks ton tailing diendapkan di dasar laut.
Arfi Bambani Amri, Edi Gustan (Mataram)
Konsentrator Batu Hijau, Sumbawa, milik PT Newmont Nusa Tenggara (Newmont )
VIVAnews -
PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) menempatkan 31,77 juta dry metriks ton
tailing di dasar laut Teluk Senunu sejak 2012. Jumlah tersebut dinilai
masih sedikit dibandingkan kapasitas tailing yang diizinkan pemerintah.
Izin penempatan tailing yang diperoleh PT NNT mencapai 51,1 juta dry
metrik ton.
General Supervisor and Environmental PT NNT, Amrul Husni, mengatakan Newmont memperoleh izin penempatan tailing dari pemerintah RI pada 2011. "Tailing tersebut ditempatkan pada kedalaman 4.000 meter di bawah permukaan laut," kata Amrul kepada wartawan di Benete, Rabu, 6 Februari 2013.
Amrul mengatakan PT NNT secara intensif terus melakukan pemantauan terhadap penempatan tailing tersebut. Lagipula saat ini PT NNT sudah mengurangi diameter pipa penempatan tailing lebih kecil dari sebelumnya. Pengurangan diameter pipa tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan berapa debet tailing yang ditempatkan di dasar laut.
Pipa tailing tersebut dimasukkan hingga kedalaman 120 meter dari permukaan laut. Maka itu, PT NNT dapat terus melakukan survei terhadap kondisi saluran pipa tailing itu. Bahkan untuk memeriksa kondisi pipa itu, PT NNT menggunakan kapal selam yang mampu menjangkau hingga kedalaman 200 - 300 meter.
General Supervisor and Environmental PT NNT, Amrul Husni, mengatakan Newmont memperoleh izin penempatan tailing dari pemerintah RI pada 2011. "Tailing tersebut ditempatkan pada kedalaman 4.000 meter di bawah permukaan laut," kata Amrul kepada wartawan di Benete, Rabu, 6 Februari 2013.
Amrul mengatakan PT NNT secara intensif terus melakukan pemantauan terhadap penempatan tailing tersebut. Lagipula saat ini PT NNT sudah mengurangi diameter pipa penempatan tailing lebih kecil dari sebelumnya. Pengurangan diameter pipa tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan berapa debet tailing yang ditempatkan di dasar laut.
Pipa tailing tersebut dimasukkan hingga kedalaman 120 meter dari permukaan laut. Maka itu, PT NNT dapat terus melakukan survei terhadap kondisi saluran pipa tailing itu. Bahkan untuk memeriksa kondisi pipa itu, PT NNT menggunakan kapal selam yang mampu menjangkau hingga kedalaman 200 - 300 meter.
Alat tersebut semacam
kapal selam mini yang berukuran dua meter yang dilengkapi dengan
peralatan sampel, kamera dan lainnya. Alat tersebut dioperasikan dari
permukaan laut.
Amrul juga mengatakan keberadaan pipa tailing yang ujungnya mencapai kedalaman 120 meter dibawah permukaan laut itu dimaksudkan agar tailing tersebut melandai secara gravitasi hinga lebih kurang mencapai 4000 meter dibawah permukaan laut. Dengan demikian ketebalan endapan tailing didasar laut tersebut mencapai 5 centimeter.
Disinggung mengenai apakah tailing tersebut akan menumpuk sehingga berbentuk kerucut, Amrul mengatakan bahwa keberadaan tailing didasar Ngarai Senunu jangan dibayangkan seperti menuangkan gula dalam gelas. Menurutnya skala elepasi perbandingan mencapai 3000 meter lebih di bawah permukaan laut. "Jangan dibayangkan seperti itu,karena skala perbedaan dari ujung pipa mencapai 3000 meter lebih,"ujarnya.
Mengenai luas palung tempat tailing itu ditempatkan, Amrul mengatakan hingga saat ini belum ada penelitian ke arah itu. Namun jika teknologinya memungkinkan mungkin penelitian luas palung tersebut bisa dilakukan.
Namun menurutnya sebagai perbandingan, Lombok Baksin jika dibentangkan sejajar dengan Kepulauan Nusa Tenggara sampai mendekati Pulau Jawa. "Tapi bukan berarti sebaran tailing sampai Pulau Jawa,"ujarnya.
Amrul juga mengatakan keberadaan pipa tailing yang ujungnya mencapai kedalaman 120 meter dibawah permukaan laut itu dimaksudkan agar tailing tersebut melandai secara gravitasi hinga lebih kurang mencapai 4000 meter dibawah permukaan laut. Dengan demikian ketebalan endapan tailing didasar laut tersebut mencapai 5 centimeter.
Disinggung mengenai apakah tailing tersebut akan menumpuk sehingga berbentuk kerucut, Amrul mengatakan bahwa keberadaan tailing didasar Ngarai Senunu jangan dibayangkan seperti menuangkan gula dalam gelas. Menurutnya skala elepasi perbandingan mencapai 3000 meter lebih di bawah permukaan laut. "Jangan dibayangkan seperti itu,karena skala perbedaan dari ujung pipa mencapai 3000 meter lebih,"ujarnya.
Mengenai luas palung tempat tailing itu ditempatkan, Amrul mengatakan hingga saat ini belum ada penelitian ke arah itu. Namun jika teknologinya memungkinkan mungkin penelitian luas palung tersebut bisa dilakukan.
Namun menurutnya sebagai perbandingan, Lombok Baksin jika dibentangkan sejajar dengan Kepulauan Nusa Tenggara sampai mendekati Pulau Jawa. "Tapi bukan berarti sebaran tailing sampai Pulau Jawa,"ujarnya.
Lebih lanjut Amrul
mengatakan,dari hasil pemodelan dari survei laut dalam pada 2009 ada
sebaran tailing yang sesuai dengan zona yang diprediksi sesuai dengan
Amdal. "Sesuai dengan izin penempatan tailing sebagaimana yang kita
dapatkan pada 2011 lalu. Tidak sampai Pulau Jawa, jangankan pulau Jawa,
Pulau Sumbawa saja nggak sampai.Karena memang kita tidak pernah
mendeteksi tailing sampai ke sana," kata Amrul.
Adapun berat jenis tailing mencapai 1,202 gram per sentimeter kubik. Izin tailing yang diperoleh PT.NNT, diharuskan menjaga berat jenis tailing minimal 1,202 gram persentimeter kubik. Berat jenis itu dimaksudkan supaya lebih besar dari berat jenis air laut sehingga bisa jatuh melandai sampai kedalaman 4000. "Kalau beratnya kurang dari berat jenis air laut,pemerintah mengkhawatirkan tailing akan melayang kepermukaan laut.Maka itu harus diatur laju atau jumlah aliran tailing itu sehingga pipanya diperkecil,"ujarnya.
Pengawasan terhadap penempatan tailing tersebut juga melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui pusat peneliti Ogiografi. Selain melakukan pemeriksaan rutin, PT NNT juga melakukan ujicoba dengan menempatkan tailing yang ditaruh dalam pipa-pipa di dasar Teluk Benete.
Adapun berat jenis tailing mencapai 1,202 gram per sentimeter kubik. Izin tailing yang diperoleh PT.NNT, diharuskan menjaga berat jenis tailing minimal 1,202 gram persentimeter kubik. Berat jenis itu dimaksudkan supaya lebih besar dari berat jenis air laut sehingga bisa jatuh melandai sampai kedalaman 4000. "Kalau beratnya kurang dari berat jenis air laut,pemerintah mengkhawatirkan tailing akan melayang kepermukaan laut.Maka itu harus diatur laju atau jumlah aliran tailing itu sehingga pipanya diperkecil,"ujarnya.
Pengawasan terhadap penempatan tailing tersebut juga melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui pusat peneliti Ogiografi. Selain melakukan pemeriksaan rutin, PT NNT juga melakukan ujicoba dengan menempatkan tailing yang ditaruh dalam pipa-pipa di dasar Teluk Benete.
Penempatan pipa berisi
tailing itu dilakukan untuk menguji kadar ambang batas keasaman dengan
sasaran ikan, mikrobetos dan terumbu karang. Ujicoba dilakukan dengan
cara mengendapkan tailing pada suhu di bawah 0 derajat untuk selanjutnya
ditaruh di dasar laut. Dalam jangka 60 hari ternyata ada mikroba yang
sudah menempel pada tailing.
Hal serupa juga terjadi pada proses peletakan tailing yang tidak diendapkan pada suhu di bawah 0 derajat. Setelah 3 tahun, ternyata terdapat bintang laut yang menempel pada tailing tersebut.
Hal serupa juga terjadi pada proses peletakan tailing yang tidak diendapkan pada suhu di bawah 0 derajat. Setelah 3 tahun, ternyata terdapat bintang laut yang menempel pada tailing tersebut.
"Ternyata keberadaan
tailing tersebut mempengaruhi keberadaan biota laut. Kami masih menunggu
sampel lainnya yang sudah ditempatkan di dasar Laut Benete," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar