Sumbawa Besar, Gaung NTB – Setelah berlangsung sebulan penuh, Bulan
Bhakti Gorong Royong Masyarakat (BBGRM) ke 10 yang digelar serempak
dengan kegiatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 41, resmi ditutup Bupati
Sumbawa di Desa Maronge Kecamatan Maronge, Selasa (11/6). Dalam
sambutannya, Bupati Sumbawa Drs H Jamaluddin Malik menilai BBGRM yang
telah dilaksanakan itu sukses membangkitkan kembali semangat gotong
royong masyarakat. Ia berharap semangat yang merupakan adat dan budaya
orang Sumbawa dapat terus dilestarikan.
Menurut JM-sapaan akrab Bupati, meski BBGRM ini telah ditutup, namun
kegiatan gotong-royong tidak berhenti, tetapi harus terus berlanjut
sehingga pembangunan dapat terlaksana. “Semoga kegiatan gotong royong
ini akan terus menyemangati kita dalam membangun daerah,” harapnya.
Untuk diketahui kata JM, salah satu alasan mengapa Sultan Sumbawa
dilantik dan dikukuhkan kembali adalah ingin merevitalisasikan kembali
adat dan budaya orang Sumbawa, salah satunya semangat gotong-royong yang
mulai pudar.
Pemerintah dalam hal ini hanya menjadi fasilitator dan motivator bagi
masyarakat. Pasalnya pada tingkat lapangan, masyarakat sebagai obyek
dan pelaku utama dalam pembangunan terutama pembangunan dengan pola
pendekatan kearifan lokal.
Apalagi jika dikaitkan dengan kemampuan keuangan dan sumber daya
daerah yang masih terbatas, sangat dibutuhkan kepedulian semua pihak.
Menyinggung keterkaitan BBGRM dan Hari Kesatuan Gerak PKK, JM
mengatakan, ke depan tanggungjawab pembangunan bukan hanya berada di
pundak laki-laki tapi akan diambil alih para kaum perempuan. “Ketika
perempuan mulai bergerak dan terlibat dalam pembangunan, maka akan
terjadi akselerasi pembangunan di daerah ini,” jelasnya.
Di bagian lain JM membeberkan hasil evaluasi kegiatan BBGRM. Jika
dinilai dengan uang, hasil kegiatan yang sukses diwujudkan masyarakat
dalam kegiatan BBGRM tersebut mencapai Rp 4,8 M. Beberapa kecamatan
memiliki nilai yang beragam, ada yang Rp 50 juta, dan beberapa lainnya
bisa mencapai ratusan juta.
Nilai ini menurut JM, masih dapat ditingkatkan mengingat ada banyak
potensi di desa dan kacamatan yang bisa digarap. Tentunya potensi
tersebut baru dapat tergarap apabila pemerintah kecamatan dan desa mampu
membangkitkan kesadaran sekaligus memberdayakan masyarakatnya.
“Kalau kita mau kerja keras dan berjuang, kita harus yakin daerah ini
akan jauh lebih baik dengan daerah lainnya,” ujar JM optimis.
Sementara itu, Kepala BPM-PD Kabupaten Sumbawa, H Yahya Adam BA dalam
laporannya menyatkan kegiatan BBGRM mendapat respon positif dari
masyarakat, dibuktikan dengan tingginya partisipasi serta pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan gotong-royong membangun desa.
Secara umum kegiatan BBGRM di Kabupaten Sumbawa dibagi dalam beberapa
bidang yakni ekonomi, sosial budaya dan keagamaan serta lingkungan.
Wujudnya non fisik dan fisik di antaranya penyuluhan pelestarian nilai
gotong-royong, pemantapan rasa persatuan dan kesatuan nasional,
penyuluhan bayar pajak, hukum, dan peningkatan UMKM. Selain itu
pembangunan pos kamling, masjid, pagar sekolah, jaringan irigasi, jalan
usaha tani dan sarana air bersih.
Selanjutnya, pembinaan usaha ekonomi produktif, pelatihan
keterampilan memasak, dan berbagai kegiatan lainnya. “Wujud kegiatan
untuk masing-masing desa tidak seragam, disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta kemampuan desa,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu juga H Yahya melaporkan bahwa selama BBGRM,
telah digelar Lomba Desa Terintegrasi. Tercatat 6 desa sebagai nominasi
yakni Desa Pemanto Kecamatan Empang, Desa Lunyuk Rea Kecamatan Lunyuk,
Ledang Kecamatan Lenangguar, Dete Kecamatan Lape, Jorok Kecamatan Untir
Iwis, dan Moyo Mekar Kecamatan Moyo Hilir.
Yang berhasil sebagai pemenang adalah Juara I Desa Pemanto Kecamatan
Empang berhak menerima uang tunai Rp 9 juta, Juara II Desa Lunyuk Rea
Kecamatan Lunyuk mendapat hadiah Rp 8 juta dan juara III Desa Ledang
Kecamatan Lenangguar menerima Rp 7 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar