Minggu, 16 Juni 2013

BBGRM Sukses Bangkitkan Semangat Gotong-Royong

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Setelah berlangsung sebulan penuh, Bulan Bhakti Gorong Royong Masyarakat (BBGRM) ke 10 yang digelar serempak dengan kegiatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 41, resmi ditutup Bupati Sumbawa di Desa Maronge Kecamatan Maronge, Selasa (11/6). Dalam sambutannya, Bupati Sumbawa Drs H Jamaluddin Malik menilai BBGRM yang telah dilaksanakan itu sukses membangkitkan kembali semangat gotong royong masyarakat. Ia berharap semangat yang merupakan adat dan budaya orang Sumbawa dapat terus dilestarikan.
Menurut JM-sapaan akrab Bupati, meski BBGRM ini telah ditutup, namun kegiatan gotong-royong tidak berhenti, tetapi harus terus berlanjut sehingga pembangunan dapat terlaksana. “Semoga kegiatan gotong royong ini akan terus menyemangati kita dalam membangun daerah,” harapnya.
Untuk diketahui kata JM, salah satu alasan mengapa Sultan Sumbawa dilantik dan dikukuhkan kembali adalah ingin merevitalisasikan kembali adat dan budaya orang Sumbawa, salah satunya semangat gotong-royong yang mulai pudar.
Pemerintah dalam hal ini hanya menjadi fasilitator dan motivator bagi masyarakat. Pasalnya pada tingkat lapangan, masyarakat sebagai obyek dan pelaku utama dalam pembangunan terutama pembangunan dengan pola pendekatan kearifan lokal.
Apalagi jika dikaitkan dengan kemampuan keuangan dan sumber daya daerah yang masih terbatas, sangat dibutuhkan kepedulian semua pihak. Menyinggung keterkaitan BBGRM dan Hari Kesatuan Gerak PKK, JM mengatakan, ke depan tanggungjawab pembangunan bukan hanya berada di pundak laki-laki tapi akan diambil alih para kaum perempuan. “Ketika perempuan mulai bergerak dan terlibat dalam pembangunan, maka akan terjadi akselerasi pembangunan di daerah ini,” jelasnya.
Di bagian lain JM membeberkan hasil evaluasi kegiatan BBGRM. Jika dinilai dengan uang, hasil kegiatan yang sukses diwujudkan masyarakat dalam kegiatan BBGRM tersebut mencapai Rp 4,8 M. Beberapa kecamatan memiliki nilai yang beragam, ada yang Rp 50 juta, dan beberapa lainnya bisa mencapai ratusan juta.
Nilai ini menurut JM, masih dapat ditingkatkan mengingat ada banyak potensi di desa dan kacamatan yang bisa digarap. Tentunya potensi tersebut baru dapat tergarap apabila pemerintah kecamatan dan desa mampu membangkitkan kesadaran sekaligus memberdayakan masyarakatnya.
“Kalau kita mau kerja keras dan berjuang, kita harus yakin daerah ini akan jauh lebih baik dengan daerah lainnya,” ujar JM optimis.
Sementara itu, Kepala BPM-PD Kabupaten Sumbawa, H Yahya Adam BA dalam laporannya menyatkan kegiatan BBGRM mendapat respon positif dari masyarakat, dibuktikan dengan tingginya partisipasi serta pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan gotong-royong membangun desa.
Secara umum kegiatan BBGRM di Kabupaten Sumbawa dibagi dalam beberapa bidang yakni ekonomi, sosial budaya dan keagamaan serta lingkungan. Wujudnya non fisik dan fisik di antaranya penyuluhan pelestarian nilai gotong-royong, pemantapan rasa persatuan dan kesatuan nasional, penyuluhan bayar pajak, hukum, dan peningkatan UMKM. Selain itu pembangunan pos kamling, masjid, pagar sekolah, jaringan irigasi, jalan usaha tani dan sarana air bersih.
Selanjutnya, pembinaan usaha ekonomi produktif, pelatihan keterampilan memasak, dan berbagai kegiatan lainnya. “Wujud kegiatan untuk masing-masing desa tidak seragam, disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kemampuan desa,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu juga H Yahya melaporkan bahwa selama BBGRM, telah digelar Lomba Desa Terintegrasi. Tercatat 6 desa sebagai nominasi yakni Desa Pemanto Kecamatan Empang, Desa Lunyuk Rea Kecamatan Lunyuk, Ledang Kecamatan Lenangguar, Dete Kecamatan Lape, Jorok Kecamatan Untir Iwis, dan Moyo Mekar Kecamatan Moyo Hilir.
Yang berhasil sebagai pemenang adalah Juara I Desa Pemanto Kecamatan Empang berhak menerima uang tunai Rp 9 juta, Juara II Desa Lunyuk Rea Kecamatan Lunyuk mendapat hadiah Rp 8 juta dan juara III Desa Ledang Kecamatan Lenangguar menerima Rp 7 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar