Sumbawa Besar, Gaung NTB – Puluhan ribu simpatisan pasangan calon
gubernur dan wakil gubernur NTB, DR KH Zulkifli Muhadli SH MM – Prof DR
Ir HM Ichsan MS (ZUL ICHSAN) memadati stadion Pragas Sumbawa Besar dalam
kegiatan kampanye monologis pasangan calon Politisi – Akademisi itu,
kemarin (6/5).
Sejumlah warga Sumbawa, menyatakan kampanye yang digelar ZUL ICHSAN
kemarin, merupakan kampanye paling ramai didatangi masyarakat dari tiga
pasangan cagub dan cawagub NTB yang telah digelar di Stadion Pragas
beberapa hari sebelumnya.
“Selama kampanye Pilgub, baru sekarang stadion pragas padat dipenuhi
simpatisan,” ujar Soel, seorang warga yang tinggal di kelurahan
Seketeng.
Para simpatisan datang menggunakan truk, bus, sepeda motor dan
kendaraan pribadi lainnya. Saking banyaknya simpatisan, jalan setia budi
dan jalur sekitar stadion pragas macet, selama kegiatan kampanye
berlangsung.
Tokoh masyarakat Sumbawa, H Salim Ahmad, dalam orasi politiknya,
menyatakan masyarakat Sumbawa tidak perlu ragu untuk memilih pasangan
ZUL ICHSAN, karena semua program yang ditawarkan oleh pasangan nomor
urut 4 itu bukan janji tetapi telah dilaksanakan selama dua periode
kepemimpinan Kyai Zul sebagai bupati KSB.
“Kyai
Zul telah melaksanakan konsep pemerintahan Madinah dimana Rasulullah
SAW saat itu menjadi pemimpin Kaum Muslimin. Madinah didiami oleh kaum
yahudi, nasrani dan muslim. Juga banyak suku bangsa yang tinggal saat
itu. Tetapi semua dirangkul dan diperlakukan sama oleh Rasulullah. Itu
juga yang telah dilaksanakan oleh Kyai Zul di KSB. ZUL ICHSAN akan
menjadi pemimpin untuk semua golongan,” ujarnya lantang.
Sementara Kyai Zul, mengawali orasi politiknya dengan pemaparan
tentang gaya kepemimpinan khalifah Umar Bin Khatab yang dekat dengan
masyarakat miskin dan menyangi anak yatim.
“Khalifah memikul sendiri gandum untuk diberikan kepada seorang ibu
yang menanak batu untuk mengelabui anaknya yang kelaparan. Kami tidak
bisa menyamai Khalifah Umar. Kepemimpinan kami jauh dibawah Khalifah.
Tetapi kami bermimpi dan berjanji untuk mengabdi bagi seluruh masyarakat
NTB,” ujarnya.
Puluhan ribu simpatisan yang memadati stadion pragas langsung
bergemuruh meneriakkan yel-yel kemenanganan ketika Kyai Zul
memperkenalkan Kartu NTB Sejahtera yang akan menjadi jaminan bagi
seluruh masyarakat tidak mampu di NTB untuk mengakses sejumlah program
pro rakyat yang akan dilaksanakan, seperti pendidikan dan pelayanan
kesehatan gratis, subsidi PBB, santunan bagi anak yatim dan sejumlah
program lainnya. Semua masyarakat tidak mampu di NTB akan mendapat kartu
NTB sejahtera. Kartu tersebut upaya untuk memenuhi janji kemerdekaan
dan kewajiban pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945,
bahwa negara wajib mensejahterakan masyarakat.
Ia menegaskan, masyarakat NTB harus bersatu untuk memulai perubahan
agar daerah ini bisa keluar dari keterpurukan akibat rendahnya IPM
(urutan ke 32 dari 33 provinsi di Indonesia) dan pembangunan yang
berjalan di tempat. NTB menurutnya jauh tertinggal dari provinsi lain.
Ia tidak memungkiri ada sejumlah kemajuan yang diraih, tetapi kemajuan
itu tidak sebanding dengan kemajuan yang diraih oleh provinsi lainnya.
“Kemajuan kita seperti berjalan biasa, tetapi kemajuan provinsi lain
seperti berlari. Jadi dari hari ke hari, dari tahun ketahun kita semakin
jauh tertinggal. NTB butuh terbosan-terobosan dan lompatan untuk maju
lebih cepat dari sekarang,” cetusnya.
Peraih penghargaan Best Executive Asian Award tyahun 2006 yang juga
ketua Lembagar Transformasi Indonesia itu, menyatakan keterpurukan NTB
disebabkan ketidakmampuan pemerintah untuk mengelola sumber-sumber
keuangan dan pendapatan secara maksimal untuk mensejahterakan
masyarakat.
“Tanggal 13 mei nanti, begitu kita tahu kita menang, kami akan
langsung bekerja. Kami akan mengumpulkan 10 putra terbaik NTB menjadi
sebuah tim yang akan bekerja untuk mencari sebanyak-banyaknya proyek
disemua kementerian di Jakarta untuk dibawa ke NTB. Kita tidak akan
membangun NTB dengan APBD karena APBD kita akan kita gunakan semaksimal
mungkin untuk kesejahteraan rakyat,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar