Sabtu, 26 Januari 2013

Ini Lima Langkah Bupati Sumbawa Atasi Kerusuhan



Ini Lima Langkah Bupati Sumbawa Atasi Kerusuhan
Sebuah kendaraan dirusak massa saat terjadi kerusuhan di Sumbawa Besar, Sumbawa, NTB, Selasa (22/1). ANTARA/Ikhsan

TEMPO.CO, Sumbawa - Bupati Sumbawa Jamaludin Malik mengatakan  ada lima butir cara pemerintah mengatasi kerusuhan di Sumbawa Besar, Selasa 22 Januari 2013.


Langkah pertama adalah menertibkan  tempat-tempat karaoke di lokasi wisata Pantai Batu Gong sekitar 15 kilometer arah barat dari kota Sumbawa Besar. "80 persen perkara kiriminal bersumber dari Batu Gong," ujarnya kepada Tempo di Bandara Brang Biji SUmbawa Besar, Sabtu, 26 Januari 2013. Di tempat itu, kata dia, kerap menjadi lokasi mabuk-mabukan dan memicu perkelahian.

Sedangkan kesepakatan kedua, adalah menindak pelaku kerusuhan. Ketiga, dilakukan otopsi terhadap Arniyati, 30 tahun, mahasiswa Fisipol Universitas Samawa yang diisukan mati karena diperkosa oleh pacarnya sendiri Brigadir Gede Eka Swarjana. Mereka berdua pulang dari Batu Gong, Sabtu 19 Januari 2013. Hasil otopsi tidak membuktikan adanya perkosaan. Bagian kepala Arniyati terluka akibat jatuh sendiri.

Adapun kesepakatan keeempat adalah menindak tegas pelaku kerusuhan. Yang keempat adalah memperbaiki rumah-rumah etnis Bali yang rusak. Terakhir adalah kebersamaan atau menghormati perbedaan.

Jamaludin mengatakan sejak dulu, orang Sumbawa mengakui keragaman etnis. Ini bisa dilihat dari adanya kampung Jawa, kampung Bima, kampung Bugis, dan juga kampung Bali. Penduduk beretnis Bali mencapai empat persen atau 20 ribu dari jumlah keseluruhan penduduk Kabupaten Sumbawa sekitar 500 ribu orang. Ia juga menjelaskan kapan orang Bali menetap di Sumbawa. "Saya  lebih muda dari pemilik Hotel Tambora," ucapnya.Tambora adalah hotel yang dimiliki Wayan Ranteg. Orang tua Ranteg adalah Nyoman Madil yang sudah menetap di Sumbawa sejak 1951.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar