Rabu, 25 September 2013

Wartawan se Bali-Nusra Dilatih Cara Menulis Berita Ekonomi

Pulau Komodo, Gaung NTB – Tidak semua wartawan dapat menulis berita tentang ekonomi dan perbankan secara baik dan benar. Hal ini disebabkan kurang pahamnya mereka terhadap apa yang akan ditulis, sehingga informasi yang disampaikan membuat masyarakat tidak mengerti. Tentunya hajat untuk mempengaruhi publik dengan tulisan yang dibuat, tidak akan tercapai. Selain itu investigasi terhadap persoalan ekonomi dan perbankan yang terjadi di daerah akan dangkal dan tidak mendalam. Karenanya Bank Indonesia (BI) menginisiasi digelarnya Pelatihan Jurnalistik untuk para jurnalis di wilayah Bali-Nusra meliputi Bali, NTB, dan NTT yang dipusatkan di Pulau Komodo Manggarai Barat, NTT, 19—21 September 2013. Sebanyak 35 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik termasuk wartawan Gaung NTB–satu-satunya media lokal di Pulau Sumbawa yang diundang mewakili media yang tersebar dari Sumbawa dan KSB. 

Pertimbangannya, media bermotto “Jangan Gentar Berkata Benar” ni tercatat sebagai media dengan sebaran terbesar dan paling diminati.

Kepala Perwakilan BI Wilayah III Bali dan Nusra, Dwi Pranoto mengatakan, acara tersebut merupakan kegiatan silaturrahim antara BI sebagai lembaga negara dan wartawan, yang bertujuan untuk secara bersama menjalankan tugas dan saling membantu dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia. “Kami berharap pada kegiatan ini bisa terbangun opini-opini positif yang akan berpengaruh pada perkembangan ekonomi Indonesia kedepan,” harapnya.

Dengan pertemuan dan diskusi tersebut, Dwi berharap munculnya pemahaman wartawan tentang tatacara penulisan berita ekonomi dan keuangan. “Jika wartawan paham tentang apa yang ditulis. Maka pembaca juga akan mudah memahaminya,” ucapnya.

Hadir dalam kegiatan itu di antaranya Deputi Direktur Komunikasi BI Jakarta, Edi Hariyanto yang sempat menjadi narasumber dengan materi tentang Desiminasi Kebijakan BI. Pejabat ini lebih mengajak peserta untuk berdiskusi tentang dasar-dasar ekonomi dan perbankan. Seperti tentang inflasi, BI Rate atau suku bunga. 

Sementara itu Andi Suruji–Wartawan Ekonomi Senior Tempo yang juga CEO Inilah.com, menegaskan untuk bisa menulis berita ekonomi yang baik, sangat mudah dan tidak ada rumusannya yang baku. Kuncinya adalah mudah dipahami pembaca, dan mampu menjelaskannya dengan bahasa yang sederhana. Namun sebelum membuat berita tentang ekonomi dan keuangan ini, wartawan harus mengenali dan memahami persoalan. “Jika sudah memahaminya, kita bisa seenaknya memberitakan persoalan dari sisi manapun. Tapi jika tidak memahami persoalan kita akan didikte oleh narasumber yang kebetulan ahli di bidang ekonomi dan keuangan,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar