Jumat, 08 Maret 2013

Newmont: Buang Limbah Tambang ke Laut Pilihan Terbaik

"Penempatan tailing di darat menimbulkan dampak pada lahan produktif."

Suryanta Bakti Susila, Syahrul Ansyari
Konsentrator Batu Hijau di Sumbawa milik PT Newmont Nusa Tenggara.
Konsentrator Batu Hijau di Sumbawa milik PT Newmont Nusa Tenggara. (Newmont )

VIVAnews - Sejumlah aktivis pemerhati lingkungan sering kali mempersoalkan langkah PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dalam membuangan tailing atau limbah tambang ke dasar laut. Mereka khawatir kebijakan tersebut dapat berdampak buruk bagi kehidupan dasar laut dan lingkungan di sekitarnya.

Namun, Senior Manager Bidang Lingkungan PT NTT, Potro Soeprapto, membantah hal itu. Menurut Potro, keputusan menempatkan tailing di dasar laut merupakan pilihan terbaik. Sebab, jika dibuang ke darat maka dampaknya akan jauh lebih buruk.

"Kami lihat darat itu subur dan dimanfaatkan untuk pertanian atau lokasi pedesaan. Penempatan tailing di darat akan menimbulkan dampak terhadap hutan dan tanah pertanian produktif," kata Potro saat ditemui di Lokasi Tambang Batu Hijau, Sekongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis 6 Maret 2013.

Potro menjelaskan, Newmont sudah melakukan kajian yang cukup lama dan dalam mengenai kemungkinan tailing ditempatkan di darat. Kesimpulan yang didapat adalah perlu membangun sebuah bendungan raksasa seluas 2.500 hektar dengan segala resikonya.

"Itu akan berebutan dengan lokasi pertanian, dan juga pedesaan. Butuh lahan sekitar lima desa seandainya membangun bendungan," jelasnya.

Pilihan akhirnya, kata Potro, tetap jatuh pada pembuangan ke dasar laut. Pertimbangan yang mendasari adalah tailing akan dialirkan ke laut dengan kedalaman 4.500 meter yang secara biologis dan ekologis tidak memiliki kehidupan yang produktif seperti laut yang dangkal.

"Kedalaman 80 meter pertama itu produktif. Dari aspek-aspek itu, kami dengan persetujuan pemerintah akhirnya membangun di laut saja," ujarnya.

Terkait sikap sejumlah aktivis atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang lingkungan yang kritis terhadap Newmont, Potro menilai hal itu sebagai sebuah keharusan. Dia menambahkan tugas LSM memang untuk melakukan kritik dan kontrol sosial. "Apakah dinilai baik, benar, salah atau buruk, itu tugas mereka. Yang jelas kami harus koordinasi dan komunikasi," ucapnya.

Tailing yang berasal dari pabrik pengolahan bijih tembaga PT NNT merupakan sisa batuan yang telah digiling atau digerus halus, setelah mineral berharga yang memiliki nilai ekonomi di dalamnya diambil. Tailing berbentuk lumpur (slurry) dan mengandung 20-45 persen partikel padat bercampur air laut dan atau air tawar yang digunakan dalam proses pengolahan bijih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar